Hadits Langit Yang Luas Dipenuhi Oleh Malaikat Yang Selalu Beribadah Kepada Allah Tanpa Henti

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Di tengah kesibukan dunia yang melalaikan, kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang membuat hati kita menjadi keras dan lalai dari mengingat akhirat. Dunia yang gemerlap dengan berbagai kesenangan sering kali menutup mata kita dari hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Kita tertawa tanpa menyadari ada azab yang menanti bagi mereka yang lalai. Kita menikmati kesenangan tanpa berpikir bahwa ada hisab yang menunggu setiap amalan kita.

Inilah problem besar dalam masyarakat kita hari ini. Banyak orang lebih sibuk mengejar dunia hingga lupa bahwa kehidupan sejati adalah kehidupan setelah kematian. Betapa banyak manusia yang mengabaikan shalat, enggan membaca Al-Qur’an, dan menganggap remeh dosa, seolah-olah mereka tidak akan pernah menghadapi pengadilan Allah di akhirat.

Karena itulah, kajian kita hari ini akan membahas sebuah hadits yang begitu menggugah hati. Hadits ini diriwayatkan oleh sahabat Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, di mana Rasulullah ﷺ mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa dilihat dan didengar oleh manusia biasa. Rasulullah ﷺ melihat dan mendengar apa yang tersembunyi dari kita: keguncangan langit yang dipenuhi oleh para malaikat yang senantiasa bersujud, kedahsyatan perkara akhirat yang membuat manusia seharusnya lebih banyak menangis daripada tertawa, dan besarnya ancaman yang menanti bagi mereka yang lalai.

Kajian ini sangat penting bagi kita semua, karena hadits ini akan membuka mata hati kita terhadap hakikat kehidupan. Kita akan memahami:

  1. Bagaimana Rasulullah ﷺ memiliki ilmu yang tidak bisa dijangkau oleh manusia biasa, dan apa dampaknya bagi kita?
  2. Mengapa langit sampai berguncang dan berbunyi karena banyaknya malaikat yang sujud kepada Allah?
  3. Apa yang akan terjadi jika kita benar-benar memahami realitas akhirat sebagaimana yang diketahui oleh Rasulullah ﷺ?
  4. Bagaimana seharusnya kita merespons hadits ini dalam kehidupan sehari-hari, agar kita tidak menjadi orang yang tertipu oleh dunia?

Dengan memahami hadits ini, kita berharap bisa membangun kesadaran yang lebih dalam tentang kehidupan setelah mati. Kajian ini bukan hanya sekadar menambah wawasan, tetapi juga menjadi peringatan bagi diri kita agar lebih banyak beribadah, lebih takut kepada Allah, dan lebih siap menghadapi akhirat.

Semoga Allah menjadikan majelis ini penuh keberkahan, memberikan kita pemahaman yang mendalam, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang senantiasa bertakwa. Amin, ya Rabbal ‘alamin. Mari kita kaji haditsnya:

-------

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: 

إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَن تَئِطَّ؛ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ لِلَّهِ سَاجِدًا. وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ، وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصَّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ. لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ.

HR Ibnu Majah (4190), dan Ahmad (21516).


Arti Per Kalimat


إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ
"Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak melihat, dan aku mendengar apa yang kalian tidak mendengar."

Nabi Muhammad diberi keistimewaan oleh Allah untuk melihat dan mendengar hal-hal gaib yang tidak bisa diakses oleh manusia biasa. Ini menunjukkan bahwa dunia gaib, termasuk para malaikat dan peristiwa-peristiwa akhirat, benar-benar ada meskipun tidak terlihat oleh manusia biasa.


أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَن تَئِطَّ
"Langit mengeluarkan suara gemuruh, dan sudah sepantasnya ia bergemuruh."

Kata أَطَّتِ  berasal dari akar kata أطّ  yang berarti suara gemuruh atau rintihan karena beban berat. Ini menggambarkan bahwa langit terasa berat karena dipenuhi dengan makhluk Allah, terutama para malaikat.


مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ لِلَّهِ سَاجِدًا
"Tidak ada satu tempat pun sejauh empat jari di langit, kecuali ada malaikat yang meletakkan dahinya bersujud kepada Allah."

Hadis ini menegaskan bahwa jumlah malaikat sangat banyak, dan mereka senantiasa dalam keadaan beribadah kepada Allah. Setiap bagian dari langit dihuni oleh malaikat yang terus bersujud dan bertasbih kepada-Nya.


وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

Rasulullah mengetahui realitas kehidupan akhirat, siksa kubur, azab neraka, dan peristiwa dahsyat di hari kiamat. Jika umat manusia memiliki pengetahuan serupa, mereka tidak akan banyak bersenang-senang di dunia, tetapi lebih banyak menangis karena takut kepada Allah.


وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ
"Dan kalian tidak akan merasakan kenikmatan bersama wanita di atas tempat tidur."


Rasa takut kepada Allah dan kesadaran akan akhirat yang mendalam akan menghilangkan kecenderungan untuk menikmati kesenangan duniawi, termasuk hubungan suami istri, karena pikiran mereka akan lebih tertuju pada akhirat.


وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصَّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ
"Dan kalian pasti akan keluar ke tempat-tempat tinggi sambil merintih kepada Allah."

Kata الصَّعُدَاتِ  merujuk pada tempat-tempat tinggi atau padang luas. Hadis ini menggambarkan bahwa jika manusia benar-benar memahami kedahsyatan akhirat, mereka akan meninggalkan kenyamanan dunia dan berlari ke tempat-tempat sunyi untuk memohon ampunan kepada Allah dengan penuh ketakutan.


لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ
"Aku sangat berharap andai saja aku hanya sebatang pohon yang ditebang."

Ini adalah ungkapan kerendahan hati Rasulullah dan betapa dahsyatnya realitas akhirat. Jika seorang nabi yang dijamin keselamatannya masih merasa takut terhadap akhirat, bagaimana dengan manusia biasa? Ungkapan ini mirip dengan perkataan beberapa sahabat dan tabi'in yang berharap mereka tidak diciptakan sebagai manusia karena takut akan hisab di akhirat.


Syarah Hadits


كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرَى وَيَسْمَعُ مَا لَا يَرَاهُ الْبَشَرُ وَلَا يَسْمَعُونَهُ
Nabi melihat dan mendengar sesuatu yang tidak dapat dilihat dan didengar oleh manusia.

وَكَانَ بِأُمَّتِهِ رَءُوفًا رَحِيمًا
Dan beliau sangat penyayang serta penuh belas kasih terhadap umatnya.

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يُخْبِرُ أَبُو ذَرٍّ الْغِفَارِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Dalam hadits ini, Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu mengabarkan.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
Bahwa Nabi bersabda.

"إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ"
"Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku mendengar apa yang tidak kalian dengar."

أَيْ: إِنِّي أُشَاهِدُ مَا لَا تَسْتَطِيعُونَ مُشَاهَدَتَهُ
Artinya: Aku menyaksikan sesuatu yang kalian tidak mampu menyaksikannya.

وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْتَطِيعُونَ سَمَاعَهُ مِنْ أُمُورٍ غَائِبَةٍ عَنْكُمْ
Dan aku mendengar sesuatu yang kalian tidak mampu mendengarnya dari perkara-perkara yang gaib bagi kalian.

"أَطَّتِ السَّمَاءُ"
"Langit mengeluarkan suara."

أَيْ: أَصْدَرَتْ صَوْتًا وَصَوَّتَتْ
Artinya: Langit mengeluarkan bunyi dan bersuara.

وَالْأَطِيطُ هُوَ صَوْتُ الْإِبِلِ وَحَنِينُهَا، وَصَوْتُ الْأَقْتَابِ
"Aṭīṭ" adalah suara unta dan rintihannya, serta suara kayu pelana.

"وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ"
"Dan sudah sepantasnya langit mengeluarkan suara."

أَيْ: وَكَانَ لَهَا الْحَقُّ فِي أَطِيطِهَا وَيَنْبَغِي عَلَيْهَا أَنْ تَئِطَّ
Artinya: Langit memang berhak bersuara dan memang seharusnya demikian.

وَالسَّبَبُ أَنَّهُ
Dan sebabnya adalah karena.

"مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ لِلَّهِ سَاجِدًا"
"Tidak ada tempat seukuran empat jari di langit, kecuali di sana ada malaikat yang meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah."

أَيْ: لَيْسَ فِي السَّمَاءِ مِقْدَارُ مَوْضِعِ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَفِيهِ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
Artinya: Tidak ada satu pun tempat di langit seukuran empat jari, kecuali di sana ada malaikat.

وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ ذُلًّا وَخُضُوعًا سَاجِدًا لِلَّهِ
Yang meletakkan dahinya dalam keadaan hina dan tunduk, bersujud kepada Allah.

وَالْمَعْنَى: أَنَّ كَثْرَةَ مَا فِي السَّمَاءِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ قَدْ أَثْقَلَهَا حَتَّى أَطَّتْ
Maknanya: Banyaknya malaikat yang ada di langit menjadikannya seakan berat hingga mengeluarkan suara.

ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kemudian Rasulullah bersabda.

"وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ"
"Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui."

أَيْ: يُقْسِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّهِ
Artinya: Nabi bersumpah atas nama Allah.

وَيَقُولُ: لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ مِنْ عِظَمِ الْأَمْرِ وَهَوْلِهِ وَشِدَّتِهِ
Dan beliau berkata: Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui tentang kebesaran perkara ini, kedahsyatan, dan beratnya.

"لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا"
"Niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

أَيْ: لَقَلَّ ضَحِكُكُمْ وَلَزَادَ بُكَاؤُكُمْ مِنْ هَوْلِ مَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Akan berkurang tawa kalian dan bertambah tangisan kalian karena kedahsyatan apa yang kalian ketahui.

"وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ"
"Dan kalian tidak akan merasakan kenikmatan bersama istri-istri kalian di tempat tidur."

أَيْ: وَلَا هَنِئَ لَكُمُ الِاسْتِمْتَاعُ بِزَوْجَاتِكُمْ مِنَ الْخَوْفِ وَالْفَزَعِ وَهَوْلِ الْأَمْرِ وَشِدَّتِهِ
Artinya: Kalian tidak akan merasa nyaman menikmati kebersamaan dengan istri-istri kalian karena ketakutan, kecemasan, serta kedahsyatan dan beratnya perkara ini.

"وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ"
"Dan kalian pasti akan keluar menuju jalan-jalan yang tinggi."

أَيْ: وَلَتَرَكْتُمْ بُيُوتَكُمْ وَخَرَجْتُمْ فِي الطُّرُقِ وَالسُّبُلِ
Artinya: Kalian akan meninggalkan rumah-rumah kalian dan keluar ke jalan-jalan serta tempat-tempat terbuka.

"تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ"
"Sambil berteriak-teriak memohon kepada Allah."

أَيْ: تَتَضَرَّعُونَ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُنَجِّيَكُمْ وَيَغْفِرَ لَكُمْ وَيَعْفُوَ عَنْكُمْ
Artinya: Kalian akan bersungguh-sungguh memohon kepada Allah agar Dia menyelamatkan kalian, mengampuni kalian, dan memaafkan kalian.

فَقَالَ أَبُو ذَرٍّ الْغِفَارِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Maka Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu berkata.

"لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ"
"Aku berharap seandainya aku hanyalah sebatang pohon yang ditebang."

Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/62469


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Keistimewaan Rasulullah ﷺ dalam Melihat dan Mendengar Hal Gaib

🔹 إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ

  • Rasulullah ﷺ memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki manusia biasa, yaitu dapat melihat dan mendengar perkara-perkara gaib yang tidak bisa ditangkap oleh indra manusia lainnya.
  • Ini menunjukkan bahwa wahyu yang diberikan kepada beliau tidak terbatas pada hal-hal yang bisa diamati oleh manusia biasa, tetapi juga mencakup perkara-perkara yang berada di luar jangkauan pancaindra.
  • Dalam Islam, kita tidak diperintahkan untuk mengetahui perkara gaib secara langsung, tetapi cukup beriman kepada hal-hal yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadits shahih.

2. Keagungan dan Kebesaran Langit serta Ketaatan Para Malaikat

🔹 أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ؛ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ لِلَّهِ سَاجِدًا

  • Langit yang luas dipenuhi oleh malaikat yang selalu beribadah kepada Allah ﷻ tanpa henti.
  • Tidak ada satu bagian langit pun, bahkan sekecil empat jari, kecuali ada malaikat yang bersujud kepada Allah.
  • Hal ini menunjukkan betapa banyaknya jumlah malaikat dan betapa besar ketaatan mereka kepada Allah, berbeda dengan manusia yang sering lalai dalam ibadah.
  • Sebagai manusia, kita seharusnya merasa malu jika kita masih lalai dalam shalat, padahal makhluk lain seperti malaikat tidak pernah berhenti beribadah kepada Allah.

3. Rasa Takut Rasulullah ﷺ terhadap Dahsyatnya Akhirat

🔹 وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

  • Nabi ﷺ bersumpah bahwa jika manusia mengetahui apa yang beliau ketahui tentang akhirat, azab, dan pertanggungjawaban di hari kiamat, mereka akan lebih banyak menangis daripada tertawa.
  • Ini menunjukkan bahwa dunia bukan tempat untuk bersenang-senang secara berlebihan, tetapi harus diisi dengan ibadah dan persiapan menghadapi kehidupan akhirat.
  • Seorang muslim hendaknya lebih banyak merenungkan kehidupan setelah mati dibandingkan tenggelam dalam kesenangan dunia.

4. Sikap Zuhud terhadap Kenikmatan Dunia

🔹 وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ

  • Jika manusia benar-benar memahami realitas akhirat, mereka tidak akan terlalu larut dalam kenikmatan duniawi, termasuk kenikmatan hubungan suami-istri.
  • Ini bukan berarti Islam melarang kenikmatan dunia, tetapi menunjukkan bahwa manusia harus memiliki keseimbangan antara dunia dan akhirat serta tidak terlena oleh syahwat duniawi.

5. Keutamaan Berdoa dan Memohon kepada Allah

🔹 وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ

  • Jika manusia memahami kedahsyatan akhirat, mereka akan lebih banyak berdoa dan bersungguh-sungguh dalam memohon ampun kepada Allah.
  • Menunjukkan pentingnya memperbanyak istighfar, doa, dan munajat kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.

6. Rasa Takut Seorang Sahabat Akan Dahsyatnya Hisab

🔹 لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ

  • Abu Dzar رضي الله عنه begitu takut kepada hari akhir hingga berandai-andai menjadi pohon yang ditebang dan tidak mengalami hisab (perhitungan amal).
  • Ini menunjukkan bahwa para sahabat sangat memahami besarnya tanggung jawab sebagai manusia dan rasa takut mereka terhadap siksa Allah.
  • Seorang mukmin yang sejati seharusnya memiliki rasa takut (khasyyah) kepada Allah dan tidak merasa aman dari azab-Nya.

 


Penutup Kajian


 Alhamdulillah, kita telah sampai di penghujung kajian kita pada hari ini. Dari hadits yang telah kita bahas, kita memahami bahwa Rasulullah ﷺ diberikan keistimewaan oleh Allah untuk melihat dan mendengar hal-hal yang tidak bisa dijangkau oleh manusia biasa. Beliau menyampaikan kepada kita tentang keadaan langit yang penuh dengan malaikat yang senantiasa bersujud kepada Allah, menunjukkan betapa besarnya ketundukan dan ketaatan makhluk-Nya.

Selain itu, hadits ini juga menggugah kesadaran kita akan hakikat kehidupan dunia yang fana dan bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Jika kita benar-benar menyadari besarnya perkara yang ada di sisi Allah, tentu tawa kita akan berkurang dan tangisan kita akan bertambah, karena begitu besar tanggung jawab yang kita emban sebagai hamba-Nya.

Oleh karena itu, ada beberapa poin penting yang perlu kita pegang setelah mengikuti kajian ini:

  1. Meningkatkan Rasa Takut dan Harap kepada Allah
    Kesadaran akan besarnya perkara akhirat seharusnya membuat kita lebih bertakwa, lebih berhati-hati dalam setiap perbuatan, dan lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah.

  2. Memperbanyak Sujud dan Ketaatan
    Seperti para malaikat yang senantiasa bersujud kepada Allah, kita pun seharusnya meniru ketaatan mereka dengan memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat.

  3. Mengurangi Kesenangan yang Berlebihan dan Mengingat Akhirat
    Jangan sampai kita terlena dengan kenikmatan dunia hingga melupakan bekal akhirat. Hadits ini mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam tawa dan kesenangan, tetapi lebih banyak merenungi hakikat kehidupan.

Sebagai penutup, kami berpesan kepada diri kami sendiri dan kepada para hadirin sekalian, marilah kita menjadikan hadits ini sebagai pemicu untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal saleh, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Semoga kita semua termasuk dalam golongan hamba-hamba-Nya yang selalu sadar akan hakikat kehidupan ini dan mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak.

Jazakumullahu khairan atas perhatian dan partisipasi dalam kajian ini. Semoga ilmu yang kita pelajari hari ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan membawa keberkahan dalam hidup kita. Mari kita tutup majelis ini dengan doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

(Wahai Allah, Maha Suci Engkau dengan segala pujian-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu).

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers