Hadits: Keutamaan Shalat Malam (Qiyamullail) dan Puasa Asyura 10 Muharram
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Di zaman ini, kita melihat banyak di antara kaum muslimin yang masih kurang perhatian terhadap ibadah sunnah, padahal ibadah sunnah adalah penyempurna kekurangan dalam ibadah wajib dan menjadi sarana untuk meraih cinta serta kedekatan dengan Allah ﷻ.
Banyak di antara kita yang menyepelekan shalat malam, dengan alasan lelah atau terlalu sibuk dengan aktivitas dunia. Padahal, shalat malam adalah ibadah yang sangat dianjurkan dan menjadi kebiasaan orang-orang saleh. Rasulullah ﷺ sendiri tidak pernah meninggalkan shalat malam, bahkan Allah ﷻ memuji para hamba-Nya yang senantiasa bangun di waktu malam untuk bermunajat kepada-Nya.
Begitu juga dengan puasa sunnah, yang masih sering terlupakan. Padahal, Rasulullah ﷺ telah mengajarkan bahwa puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, terutama puasa Asyura dan Tasu’a. Namun, masih banyak kaum muslimin yang tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah amalan mereka.
Urgensi Tema Kajian Ini
Oleh karena itu, dalam kajian kita hari ini, kita akan bersama-sama mengkaji keutamaan shalat malam dan puasa di bulan Muharram berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah رضي الله عنه. Dengan memahami hadits ini, diharapkan kita dapat:
- Mengetahui keutamaan shalat malam dan bagaimana cara menjadikannya sebagai kebiasaan dalam kehidupan kita.
- Memahami pentingnya puasa Muharram dan bagaimana kita bisa mengamalkannya dengan baik.
- Meningkatkan motivasi dalam menjalankan ibadah sunnah sebagai bentuk penyempurnaan ibadah wajib.
- Menyadari bahwa ibadah sunnah adalah bukti kecintaan kepada Allah dan salah satu jalan untuk mendapatkan rahmat serta ampunan-Nya.
Semoga dengan hadirnya kita dalam majelis ilmu ini, Allah ﷻ memberikan kita pemahaman yang benar dan menjadikan kita hamba-hamba yang istiqamah dalam beribadah.
Mari kita simak kajian ini dengan hati yang terbuka dan niat yang ikhlas, agar ilmu yang kita dapatkan benar-benar bermanfaat dan bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
-----
Hadits ke-1:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam berkata:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ،
بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللَّهِ المُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ
الفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan
adalah (puasa) di bulan Allah, yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama
setelah shalat fardhu adalah shalat malam."
HR
Muslim (1163)
Hadits ke-2:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
سُئِلَ [أَيُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ]: أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ
المَكْتُوبَةِ؟ وَأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ المَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ
اللَّيْلِ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ
المُحَرَّمِ.
Nabi ﷺ ditanya: 'Shalat apakah yang paling utama
setelah shalat fardhu? Dan puasa apakah yang paling utama setelah bulan
Ramadan?' Maka beliau menjawab: 'Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu
adalah shalat di tengah malam, dan puasa yang paling utama setelah bulan
Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram.
HR Muslim (1163)
Syarah Hadits
Shalat dan puasa termasuk rukun Islam. Allah telah menetapkan kewajiban shalat sebanyak lima waktu dalam sehari semalam, dan menetapkan puasa wajib dengan puasa di bulan Ramadan. Namun, bagi siapa saja yang ingin melakukan ibadah sunnah dari kedua jenis ibadah ini, Nabi ﷺ telah menentukan waktu-waktu yang utama, di mana seorang hamba akan mendapatkan pahala yang lebih besar.
Dalam hadits ini, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ ditanya tentang waktu dan keadaan terbaik
untuk melakukan ibadah sunnah dalam shalat dan puasa.
Seseorang bertanya:
أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ
المَكْتُوبَةِ؟
"Shalat apakah yang paling utama setelah melaksanakan
lima shalat fardhu yang wajib dilakukan?" Karena shalat fardhu adalah
ibadah yang paling utama dalam mendekatkan diri kepada Allah sebelum memikirkan
amalan sunnah, tambahan, atau ibadah sukarela bagi yang menginginkannya.
Maka Nabi ﷺ menjelaskan dan menerangkan:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ
المَكْتُوبَةِ الصَّلَاةُ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
"Shalat yang paling utama setelah shalat wajib
adalah shalat di tengah malam."
Hal ini karena shalat malam lebih jauh dari riya (pamer),
lebih dekat kepada keikhlasan, dan memungkinkan seseorang untuk melaksanakannya
dengan penuh kekhusyukan, sebab pikirannya lebih tenang dari kesibukan siang
hari. Selain itu, shalat malam membantu seseorang mengingat Al-Qur'an dan
menghindari lupa terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Yang dimaksud dengan
"tengah malam" adalah sepertiga malam terakhir.
Nabi ﷺ juga ditanya mengenai puasa yang paling
utama setelah puasa wajib di bulan Ramadan. Maka beliau ﷺ menjawab:
وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ
رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ المُحَرَّمِ
bahwa puasa yang
paling utama setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu
Muharram. Bulan ini termasuk salah satu dari bulan-bulan haram di
mana Allah melarang peperangan. Penyebutan bulan ini dengan tambahan "bulan
Allah" menunjukkan kehormatannya. Selain itu, Muharram adalah bulan
pertama dalam kalender hijriyah, sehingga dianjurkan untuk mengawali tahun
dengan amal kebaikan dan menyambutnya dengan ibadah, karena itu termasuk amalan
yang utama. Sebagaimana awal siang diawali dengan dzikir, diharapkan puasa di
bulan ini menjadi penghapus dosa sepanjang tahun, sebagaimana dzikir di awal
siang memberikan keberkahan.
Kemungkinan lainnya, karena peperangan di bulan Muharram
diharamkan, maka memanfaatkan waktu ini untuk berpuasa menjadi kesempatan yang
baik. Sebab, di waktu-waktu di mana peperangan diperbolehkan, seorang mukmin
tidak disunnahkan untuk berpuasa, karena puasa dapat melemahkan fisiknya.
Faedah dari Hadits Ini:
1. Penjelasan tentang keutamaan shalat di tengah malam dan anjuran
untuk shalat malam.
2. Penjelasan tentang keutamaan puasa di bulan Muharram dan anjuran
untuk berpuasa sunnah.
3. Penjelasan bahwa ibadah sunnah dan amalan tambahan dilakukan
setelah menunaikan kewajiban terlebih dahulu.
4. Bahwa shalat malam lebih utama dibandingkan shalat sunnah
lainnya di siang hari, berdasarkan makna yang jelas dari dalil.
5. Bahwa puasa sunnah yang paling utama adalah yang dilakukan di
bulan Muharram, seperti puasa Asyura dan lainnya.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/21293
Pelajaran dari hadits ini
Shalat dan Puasa adalah Rukun Islam
- Hadits ini menegaskan bahwa shalat dan puasa termasuk rukun Islam yang memiliki ketetapan wajib, seperti shalat lima waktu dan puasa di bulan Ramadan.
Pentingnya Menyempurnakan Ibadah Wajib
- Sebelum seseorang melaksanakan ibadah sunnah (tathawwu’), ia harus terlebih dahulu menyempurnakan ibadah wajib, karena ibadah wajib lebih utama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Keutamaan Shalat Malam (Qiyamullail)
- Shalat malam lebih utama dibandingkan shalat sunnah lainnya, karena dilakukan dalam keadaan yang lebih jauh dari riya’ (pamer) dan lebih dekat dengan keikhlasan.
- Waktu yang paling utama untuk shalat malam adalah sepertiga malam terakhir, karena pada saat itu seseorang lebih tenang dari kesibukan duniawi dan dapat lebih khusyuk dalam beribadah.
- Membantu dalam menjaga hafalan Al-Qur’an, karena kondisi malam yang tenang memudahkan seseorang untuk mengingat ayat-ayat yang telah dipelajari.
Keutamaan Puasa di Bulan Muharram
- Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram.
- Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram, di mana Allah melarang peperangan, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di dalamnya.
- Penyebutan Muharram sebagai “Bulan Allah” menunjukkan kehormatannya, sehingga dianjurkan untuk memulai tahun baru Hijriyah dengan amal kebaikan.
- Puasa di bulan Muharram diharapkan menjadi penghapus dosa sepanjang tahun, sebagaimana dzikir di awal hari menjadi sebab keberkahan bagi sisa waktu dalam sehari.
Konsep Ibadah Sunnah Setelah Ibadah Wajib
- Hadits ini menegaskan bahwa ibadah sunnah adalah pelengkap dan penyempurna ibadah wajib.
- Ibadah sunnah yang utama adalah yang paling dekat dengan ibadah wajibnya, seperti shalat malam sebagai penyempurna shalat wajib dan puasa Muharram sebagai penyempurna puasa Ramadan.
Keutamaan Memilih Waktu yang Afdhal untuk Beribadah
- Tidak semua waktu memiliki keutamaan yang sama, sehingga disunnahkan bagi seorang muslim untuk memilih waktu-waktu yang lebih utama dalam beribadah, seperti shalat malam di sepertiga malam terakhir dan puasa di bulan Muharram.
Nilai Keikhlasan dalam Ibadah
- Shalat malam dan puasa di bulan Muharram merupakan ibadah yang lebih tersembunyi, sehingga lebih jauh dari riya’ dan lebih mendekatkan seseorang kepada keikhlasan dalam beribadah kepada Allah.
Hadits ini mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya menyempurnakan ibadah wajib, memilih waktu terbaik untuk ibadah sunnah, dan menjaga keikhlasan dalam beramal agar mendapatkan pahala yang lebih besar di sisi Allah.
Penutupan Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita bersama-sama mempelajari hadits tentang keutamaan shalat malam dan puasa Muharram, ada beberapa pokok kesimpulan yang dapat kita ambil sebagai bekal dalam kehidupan kita:
Pentingnya Ibadah Wajib Sebagai Prioritas
- Sebelum melaksanakan ibadah sunnah, kita harus memastikan ibadah wajib telah kita laksanakan dengan baik dan sempurna.
Keutamaan Shalat Malam (Qiyamullail)
- Shalat malam adalah shalat sunnah yang paling utama setelah shalat fardhu.
- Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang paling utama untuk shalat malam, karena lebih jauh dari riya’, lebih mendekatkan kepada keikhlasan, dan lebih mendukung kekhusyukan dalam ibadah.
Keutamaan Puasa di Bulan Muharram
- Puasa sunnah yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, terutama puasa Asyura dan Tasu’a.
- Muharram adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih di dalamnya.
Ibadah Sunnah Sebagai Pelengkap dan Penyempurna
- Ibadah sunnah hadir sebagai pelengkap dan penyempurna kekurangan dalam ibadah wajib, serta menjadi sarana bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah ﷻ.
Nasihat dan Harapan
Saudara-saudaraku, ilmu yang telah kita pelajari ini tidak akan memberikan manfaat jika hanya menjadi teori belaka. Oleh karena itu, mari kita mulai menerapkannya dalam kehidupan kita. Jadikan shalat malam sebagai kebiasaan, meskipun hanya dua rakaat. Biasakan juga berpuasa sunnah, terutama di bulan Muharram, agar kita mendapatkan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita kemudahan dan keistiqamahan dalam mengamalkan amalan-amalan yang telah kita pelajari. Mari kita akhiri majelis ini dengan doa Kafaratul Majelis:
🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ، وَجَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا، وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.