Khutbah: Mengkaji Hadits Tentang Paha Laki-laki Adalah Aurat
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ
رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُونَ.
Kaum
Muslimin yang Dirahmati Allah,
Hari ini, kita menyaksikan fenomena di mana nilai-nilai
kesopanan dalam berpakaian semakin terkikis.
Keterbukaan yang kebablasan seringkali membuat kita
mengabaikan batasan syariat, bahkan di ruang publik.
Pakaian yang seharusnya menutupi aurat dan menjaga
kehormatan, kini sering kali dijadikan ajang pameran.
Banyak di antara kita yang menganggap enteng hal ini,
padahal Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ
أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ
التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۖ
"Wahai anak cucu Adam,
sungguh Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan
perhiasan bagi dirimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik."
(QS. Al-A’raf: 26)
Kaum Muslimin yang Berbahagia,
Menjaga aurat adalah fondasi penting dalam menjaga
kehormatan diri.
Dalam Islam, rasa malu (al-haya) adalah bagian dari iman.
Oleh karena itu, memahami batasan aurat, termasuk bagi laki-laki, adalah hal
yang sangat mendasar.
Untuk itu, perkenankan kami menyampaikan khutbah dengan judul:
Mengkaji Hadits Tentang Paha Laki-laki adalah aurat.
Hadits yang akan kita bahas hari ini diriwayatkan dari
sahabat Jurhud al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, di mana Nabi Muhammad ﷺ bersabda kepadanya:
أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الفَخِذَ عَوْرَةٌ؟!
"Apakah engkau tidak tahu bahwa
paha itu aurat?!"
Arti dan Penjelasan Per
Kalimat
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Mari kita uraikan setiap frasa dari hadits ini untuk
memahami maknanya yang mendalam.
أَمَا عَلِمْتَ
Apakah engkau tidak tahu
Potongan hadits ini merupakan pertanyaan retoris sekaligus
teguran lembut namun tegas dari Rasulullah ﷺ.
Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang aurat seharusnya
sudah menjadi pengetahuan dasar bagi setiap Muslim.
Teguran ini mengingatkan kita semua agar tidak mengabaikan
ajaran dasar agama.
أَنَّ الفَخِذَ
bahwa paha itu
Secara spesifik, Nabi ﷺ menyebutkan
"paha" (al-fakhidz).
Ini adalah penegasan eksplisit mengenai status paha sebagai
bagian dari aurat, menghilangkan keraguan tentang batasan aurat laki-laki.
عَوْرَةٌ؟!
aurat?!"
Kata 'aurah (عَوْرَةٌ)
berarti sesuatu yang wajib ditutupi karena dianggap aib atau buruk jika
terlihat.
Penegasan Nabi ﷺ bahwa paha adalah aurat menunjukkan bahwa
menampakkannya adalah pelanggaran syariat.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Pesan hadits ini jelas: menjaga aurat adalah perintah yang
tidak bisa ditawar. Jangan biarkan ketidakpedulian atau tren sosial merusak
kehormatan dan ketakwaan kita.
Faedah Hadits Berdasarkan
Urutan Perkataan
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Hadits ini mengandung pelajaran esensial yang harus kita
terapkan dalam hidup sehari-hari.
Pelajaran pertama:
Kewajiban Mengetahui dan Menjaga Aurat
Hadits ini diawali dengan teguran "(أَمَا عَلِمْتَ)
Apakah engkau tidak tahu?"
Ini menekankan bahwa pengetahuan tentang aurat adalah
wajib.
Dalam Islam, ilmu adalah kunci untuk beramal.
Ketidaktahuan bukanlah alasan untuk abai, karena Allah subhanahu
wa ta'ala dan Rasul-Nya telah memberikan panduan yang jelas.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul, dan janganlah kamu merusak (pahala) amal-amalmu." (QS.
Muhammad: 33)
Di kurikulum kita, pengetahun tentang aurat untuk laki-laki
dan Perempuan telah diajarkan di Sekolah Dasar oleh para guru agama kita.
Maka, mengapa ilmu itu seakan hilang ketika melihat
fenomena di Masyarakat saat ini?
Pelajaran ke-2:
Penegasan Paha sebagai Aurat Laki-laki
Pelajaran kedua adalah penegasan: "(أَنَّ الْفَخِذَ
عَوْرَةٌ) bahwa paha itu aurat".
Batas aurat laki-laki, secara umum, adalah antara pusar
hingga lutut. Wanita memiliki aurat yang lebih luas, yang mencakup seluruh
tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
Hadits ini secara spesifik menegaskan bahwa paha termasuk
di dalamnya.
Nabi ﷺ juga bersabda dalam
hadits lain:
غَطِّ فَخِذَكَ، فَإِنَّ فَخِذَ الرَّجُلِ عَوْرَتُهُ
"Tutuplah pahamu, karena sesungguhnya paha seorang
laki-laki adalah auratnya." Shahih Al-Jami (4158)
Menutup aurat bukan hanya soal ibadah, tetapi juga tentang
adab dan akhlak.
Kita harus memastikan pakaian kita senantiasa menutupi
bagian tersebut sebagai bentuk ketaatan.
Pelajaran ke-3:
Menutup Aurat sebagai Cerminan Rasa Malu (Al-Haya)
Menjaga aurat adalah cerminan dari rasa malu (al-haya).
Dalam hadits lain, Nabi ﷺ bersabda:
وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ
مِنَ الإِيمَانِ
"...dan rasa malu adalah salah satu cabang
iman." HR. Bukhari (9) dan Muslim (35)
Menutup aurat adalah manifestasi dari al-haya.
Rasa malu inilah yang menjaga kehormatan diri dan
masyarakat.
Dengan menutupi aurat, kita menunjukkan bahwa kita adalah
hamba Allah yang menghargai nilai-nilai kesucian dan kehormatan.
Pelajaran ke-4:
Islam Menjaga Martabat dan Kehormatan
Manusia
Menutup aurat adalah salah satu cara menjaga
kehormatan diri dan orang lain.
Aurat yang terbuka bisa menyebabkan gangguan moral dan
sosial, serta membuka pintu bagi fitnah dan perbuatan maksiat.
Pelajaran ke-5:
Tidak Berlebihan dalam Berpakaian, tetapi
Tetap Sopan
Islam tidak melarang seseorang mengenakan
pakaian yang nyaman, tetapi tetap harus memperhatikan batasan aurat.
Dalam beberapa kondisi (misalnya saat di
rumah atau di tempat tertentu), seseorang bisa mengenakan pakaian yang lebih
santai tetapi tetap sesuai dengan adab syar’i.
Pelajaran ke-6:
Pentingnya Menjaga Muru’ah (Harga Diri)
dan Haibah (Wibawa)
Seseorang yang menutup auratnya dengan baik
akan lebih dihormati dan dihargai di masyarakat.
Berpakaian untuk menjaga harga diri dan
wibawa menunjukkan bahwa pakaian juga mencerminkan karakter dan akhlak
seseorang.
Pelajaran ke-7:
Islam Memiliki Aturan yang Universal dan
Fleksibel
Islam mengatur cara berpakaian, tetapi tetap
mempertimbangkan aspek kemudahan dan fleksibilitas sesuai kondisi.
Ada pengecualian dalam keadaan darurat atau
di tempat-tempat tertentu, seperti di rumah bersama pasangan atau keluarga
dekat.
Pelajaran ke-8:
Makna Lebih Luas dari Konsep Aurat
Hadis ini tidak hanya menunjukkan bahwa paha
termasuk aurat, tetapi juga mengajarkan kesadaran akan batasan tubuh
yang perlu dijaga dalam Islam.
Aurat dalam Islam bukan sekadar menjaga batas
fisik, ketika batasan aurat secara fisik sudah dilindungi, maka ikut juga
penjagaan dia terhadap kehormatan, adab, dan kemuliaan dirinya sebagai
seorang Muslim.
Pelajaran ke-9:
Kesadaran Akan Adab dalam Berpakaian di
Hadapan Orang Lain
Hadis ini menegaskan bahwa menjaga aurat
adalah bagian dari etika sosial yang harus diperhatikan,
terutama saat berada di lingkungan umum atau bersama orang lain.
Hal ini mengajarkan pentingnya rasa
malu (الحياء) dalam Islam, yang merupakan salah satu cabang
keimanan.
Pelajaran ke-10:
Aturan Islam Berlaku di Semua Zaman
Dalam era saat ini, banyak kaum Muslimin yang
kurang memperhatikan adab berpakaian di tempat umum, termasuk
saat berolahraga, bekerja, atau bahkan di media sosial.
Hadis ini memberikan pedoman bahwa menutup
aurat bukan sekadar aturan klasik, tetapi tetap berlaku di semua zaman,
termasuk dalam era digital.
Pelajaran ke-11:
Tanggung Jawab Muslim dalam Menjaga
Lingkungan Sosial yang Bermoral
Selain sebagai kewajiban individu, hadis ini
juga mengajarkan bahwa masyarakat Muslim harus saling mengingatkan dalam menjaga
norma kesopanan dan kehormatan.
Ini bisa diterapkan dalam keluarga, lembaga
pendidikan, dan komunitas Muslim agar budaya berpakaian yang sesuai dengan
Islam tetap terjaga.
Pelajaran ke-12:
Hadis Ini Menunjukkan Metode Pendidikan
Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ menegur
secara langsung tetapi tetap dengan lemah lembut dalam membimbing
sahabatnya.
Ini mengajarkan kepada kita bagaimana
cara mengingatkan orang lain dengan hikmah dan kasih sayang, bukan
dengan celaan atau kekerasan.
Kaum Muslimin yang Dimuliakan Allah,
Secara keseluruhan, hadits Nabi ﷺ kepada Jurhud
al-Aslami menegaskan bahwa menjaga aurat, termasuk paha bagi laki-laki, adalah
perintah syariat yang fundamental.
Melalui teguran "(أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ
الْفَخِذَ عَوْرَةٌ?)" Nabi ﷺ mengingatkan kita
akan kewajiban untuk mengetahui dan menerapkan batasan aurat.
Menutup aurat bukan hanya soal pakaian, tetapi cerminan
dari ketakwaan, rasa malu (haya), dan kehormatan diri.
Ini adalah bagian integral dari iman yang harus kita jaga
demi meraih ridha Allah subhanahu wa ta'ala.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Kaum
Muslimin yang Dirahmati Allah,
Hadits Nabi ﷺ tentang aurat paha adalah pengingat bahwa
Islam mengatur setiap aspek kehidupan demi menjaga kehormatan manusia.
Menutup aurat bukanlah beban, melainkan manifestasi dari
keimanan dan penjagaan diri.
Ketika kita menaati perintah ini, kita tidak hanya
beribadah, tetapi juga melindungi diri dari fitnah dan menjaga kesucian
masyarakat.
Mari kita ubah cara pandang kita. Ilmu tentang aurat adalah
panduan praktis yang harus kita terapkan.
Jadikanlah Pelajaran dari khutbah ini sebagai motivasi bagi
kita semua, khususnya kaum laki-laki, untuk selalu memastikan pakaian kita
sesuai dengan syariat.
Berpakaian sopan dan menutup aurat adalah tanda kedewasaan
spiritual dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah.
Kaum Muslimin yang Beriman,
Di hari yang mulia ini, mari kita tingkatkan ibadah dan
memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar kita selalu diberikan
hidayah untuk mengamalkan setiap petunjuk-Nya.
اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.
"Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ampunan dan
keselamatan di dunia dan di akhirat. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu petunjuk,
ketakwaan, kehormatan diri (iffah), dan kecukupan."
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
Ya
Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, baik yang
masih hidup maupun yang telah wafat.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
Ya
Allah, Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat, dan jagalah kami dari azab api neraka.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ
أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
وَأَقِمِ الصَّلاةَ