Hadits: Allah Mengampuni Dosa Orang Yang Meringankan Utang
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Hadirin sekalian, rahimakumullah.
Alhamdulillah, kita kembali diberi kesempatan oleh Allah untuk berkumpul dalam majelis ilmu yang penuh keberkahan ini. Semoga setiap langkah yang kita ayunkan untuk hadir di tempat ini dicatat sebagai amal shalih, dan semoga majelis ini menjadi wasilah bagi kita untuk semakin dekat kepada Allah serta menambah ilmu yang bermanfaat.
Latar Belakang Permasalahan di Masyarakat
Saudara-saudaraku sekalian, kita hidup di zaman di mana urusan hutang-piutang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit orang yang terpaksa berhutang karena kebutuhan hidupnya, ada yang berhutang untuk modal usaha, ada yang untuk keperluan mendesak, bahkan ada yang terpaksa berhutang hanya untuk bertahan hidup.
Namun, di tengah masyarakat kita, sering kali terjadi ketidakadilan dan kekerasan dalam urusan hutang-piutang. Ada yang menagih hutang dengan kasar dan menekan, seolah-olah orang yang berhutang tidak punya hak untuk mendapatkan perlakuan baik. Ada pula yang tidak mau memberi kelonggaran kepada orang yang benar-benar kesulitan, bahkan tidak jarang sampai terjadi perselisihan, pertengkaran, dan permusuhan hanya karena hutang yang nilainya tidak seberapa.
Di sisi lain, ada juga orang yang meminjam harta orang lain tanpa niat baik untuk mengembalikan, sehingga merugikan pihak yang memberikan pinjaman. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan hutang-piutang bukan hanya sekadar urusan duniawi, tetapi juga berdampak pada hubungan sosial dan bahkan keselamatan di akhirat.
Urgensi Tema Kajian Ini
Maka dari itu, tema kajian kita hari ini sangatlah penting, karena akan membahas bagaimana Islam mengajarkan sikap yang benar dalam bermuamalah, terutama dalam hal memberi keringanan kepada orang yang berhutang. Rasulullah ﷺ dalam banyak hadits telah mengajarkan kelembutan, kedermawanan, dan kemudahan dalam urusan hutang-piutang. Bahkan, sebagaimana yang akan kita pelajari hari ini, ada seseorang yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah hanya karena kebiasaannya dalam memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutangnya.
Apa yang Akan Didapatkan dari Kajian Ini?
Dalam kajian ini, kita akan mempelajari hadits Nabi ﷺ yang sangat luar biasa, yang menunjukkan betapa besar keutamaan bersikap lembut dan memberi keringanan kepada orang yang berhutang. Kita akan membahas:
- Bagaimana sikap seorang Muslim dalam bertransaksi agar mendapat keberkahan?
- Mengapa memberi kemudahan kepada orang yang berhutang bisa menjadi sebab diampuninya dosa-dosa?
- Apa saja manfaat bersikap lunak dalam muamalah, baik untuk kehidupan dunia maupun untuk keselamatan di akhirat?
- Bagaimana praktik yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dalam menghadapi orang yang kesulitan membayar hutangnya?
Semoga dengan mengikuti kajian ini, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang akhlak yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga setiap amal kita menjadi lebih bernilai di sisi Allah.
Mari kita simak pembahasan ini dengan seksama, semoga ilmu yang kita pelajari hari ini menjadi sebab keberkahan bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.
-----
Hadits ke-1:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَانَ رَجُلٌ يُدَايِنُ
ٱلنَّاسَ، فَكَانَ يَقُولُ لِفَتَاهُ: إِذَا أَتَيْتَ مُعْسِرًا فَتَجَاوَزْ
عَنْهُ، لَعَلَّ ٱللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا، فَلَقِيَ ٱللَّهَ، فَتَجَاوَزَ
عَنْهُ.
Ada seorang laki-laki yang meminjami (uang) kepada
orang-orang. Dia selalu berkata kepada pelayannya: "Jika engkau mendatangi
orang yang sedang dalam kesulitan (untuk membayar utangnya), maka berilah
kelonggaran kepadanya. Semoga Allah juga memberikan kelonggaran kepada
kita." Kemudian ia pun bertemu dengan Allah (wafat), maka Allah pun
memberinya kelonggaran (mengampuni dosanya).
HR Al-Bukhari (3480), dan Muslim (1562).
Hadits ke-2
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ رَجُلًا لَمْ
يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ، وَكَانَ يُدَايِنُ ٱلنَّاسَ، فَيَقُولُ لِرَسُولِهِ: خُذْ
مَا تَيَسَّرَ، وَٱتْرُكْ مَا عَسُرَ، وَتَجَاوَزْ، لَعَلَّ ٱللَّهَ يَتَجَاوَزُ
عَنَّا. فَلَمَّا هَلَكَ، قَالَ ٱللَّهُ لَهُ: هَلْ عَمِلْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ قَالَ:
لَا، إِلَّا أَنَّهُ كَانَ لِي غُلَامٌ، وَكُنْتُ أُدَايِنُ ٱلنَّاسَ، فَإِذَا
بَعَثْتُهُ يَتَقَاضَى قُلْتُ لَهُ: خُذْ مَا تَيَسَّرَ، وَٱتْرُكْ مَا عَسُرَ،
وَتَجَاوَزْ، لَعَلَّ ٱللَّهَ يَتَجَاوَزُ عَنَّا. قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَى: قَدْ
تَجَاوَزْتُ عَنْكَ.
Sesungguhnya
ada seorang laki-laki yang tidak pernah melakukan kebaikan sama sekali. Namun,
ia biasa meminjami (uang) kepada orang-orang. Dia berkata kepada utusannya:
"Ambillah (bayaran) yang mudah, dan biarkanlah yang sulit, serta berilah
kelonggaran. Semoga Allah juga memberikan kelonggaran kepada kita."
Ketika
ia wafat, Allah bertanya kepadanya: "Apakah engkau pernah melakukan
kebaikan sama sekali?"
Ia
menjawab: "Tidak, kecuali aku memiliki seorang pelayan, dan aku biasa
meminjami orang-orang. Jika aku mengutusnya untuk menagih, aku berkata
kepadanya: Ambillah yang mudah, dan biarkanlah yang sulit, serta berilah
kelonggaran. Semoga Allah juga memberikan kelonggaran kepada kita."
Maka
Allah Ta'ala berfirman: "Aku telah memberikan kelonggaran
kepadamu."
Syarah Hadits
الإحْسانُ إلى الناسِ، والعَفْوُ عنهم
والتَّجاوُزُ عن مُعْسِرِهِم
Berbuat baik kepada manusia, memaafkan mereka, dan memberi keringanan kepada
orang yang dalam kesulitan
من مَكارِمِ الشَّريعَةِ الإسْلاميَّةِ
ومَحاسِنِها
Termasuk dalam kemuliaan dan keindahan syariat Islam
ومن أعْظَمِ أسْبابِ نَجاةِ العبدِ يَومِ
القِيامَةِ
Dan merupakan salah satu sebab terbesar keselamatan seorang hamba pada hari
kiamat
وفي هذا الحديثِ يَقولُ النَّبيُّ صلَّى اللهُ
عليه وسلَّم:
Dalam hadits ini, Nabi ﷺ bersabda:
"إنَّ رَجُلًا لم يعْمَلْ خيْرًا قَطُّ"
"Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang tidak pernah melakukan kebaikan
sama sekali"
أي: لم يعْمَلْ خيْرًا أبدًا فيما مَضَى مِن
عُمُرِه
Maksudnya: Dia tidak pernah melakukan kebaikan sama sekali sepanjang hidupnya
yang telah berlalu
ولعلَّ المُرادَ أنَّه لم يَعمَلْ من الخيرِ
شيئًا قَطُّ إلَّا التَّوحيدَ
Dan kemungkinan yang dimaksud adalah bahwa dia tidak pernah melakukan kebaikan
sama sekali kecuali tauhid
كما فسَّرها ابنُ
مَسعودٍ في رِوايتِه عندَ أحمدَ: "لَمْ يَعمَلْ مِنَ الخَيرِ شَيئًا قَطُّ
إلَّا التَّوحيدَ"
Sebagaimana ditafsirkan oleh Ibnu Mas'ud dalam riwayatnya yang terdapat dalam
Musnad Ahmad: "Dia tidak pernah melakukan kebaikan sama sekali kecuali
tauhid"
لأنَّ اللهَ تعالى لا يَغفِرُ للذين يَموتون
وهُمْ كُفَّارٌ
Karena Allah Ta’ala tidak mengampuni orang-orang yang wafat dalam keadaan kafir
وهذا سائِغٌ في لسانِ العربِ أنْ يُؤتَى
بلَفْظِ الكُلِّ والمُرادُ البعْضُ
Dan ini adalah hal yang lumrah dalam bahasa Arab, yaitu menggunakan lafaz yang
bersifat umum tetapi maksudnya hanya sebagian
قال النَّبيُّ صلَّى
اللهُ عليه وسلَّم: "وكان يُدايِنُ الناسَ"
Nabi ﷺ bersabda: "Dan dia biasa meminjami
orang-orang"
أي: يُعامِلُهُم ويُعطيهِم بالدَّيْنِ
Maksudnya: Dia bertransaksi dengan mereka dan memberikan pinjaman kepada mereka
"فيقولُ لرَسولِهِ:"
"Maka dia berkata kepada utusannya:"
يعني يقولُ لعامِلِهِ عندَ وقْتِ جمْعِ هذا
الدَّينِ من الناسِ
Maksudnya, dia berkata kepada pekerjanya ketika saat menagih hutang dari
orang-orang
"خُذْ ما تيسَّر"
"Ambillah yang mudah"
أَيْ: خُذْ مَا سَهُلَ
لِلْمَدْيُونِ أَدَاؤُهُ
Maksudnya: Ambillah bagian yang mudah bagi orang yang berhutang untuk
membayarnya
"واترُكْ ما عَسُرَ"
"Dan biarkanlah yang sulit"
يعني: ما شَقَّ أداؤُه عليه
Maksudnya: Apa yang sulit baginya untuk dibayarkan
"وتَجاوَزْ"
"Dan berilah kelonggaran"
أي: لا تَتعرَّضْ له بمُطالَبَةِ ما يَشُقُّ
عليه، واعْفُ عنهم
Maksudnya: Jangan menuntutnya untuk membayar sesuatu yang memberatkannya, dan
maafkanlah mereka
"لعلَّ اللهَ يتجاوَزُ عنا"
"Semoga Allah juga memberikan kelonggaran kepada kita"
يعني: يعفو عن ذُنوبِنا وخَطايانا
Maksudnya: Semoga Allah mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita
"فلمَّا هَلَكَ"
"Ketika dia wafat"
أي: ماتَ
Maksudnya: Meninggal dunia
"قال اللهُ له: هل عَمِلْتَ خيرًا قَطُّ؟"
"Allah berkata kepadanya: Apakah engkau pernah melakukan kebaikan sama
sekali?"
وهذا سؤالُ العالِمِ بأحوالِ عِبادِهِ، وهو
سُؤالُ تَقريرٍ للعبدِ؛ ليشْهَدَ على نَفسِهِ
Ini adalah pertanyaan dari Allah yang Maha Mengetahui keadaan hamba-Nya,
sebagai bentuk pertanyaan penegasan agar hamba tersebut bersaksi atas dirinya
sendiri
"قال: لا"
"Dia menjawab: Tidak"
وهذا العموم مُخصَّصٌ قَطعًا بأنَّه كان
مُؤمِنًا، ولولا ذلك لَمَا تَجاوَزَ عنه
Pernyataan ini secara pasti dikhususkan bahwa dia adalah seorang mukmin, sebab
jika dia bukan mukmin, Allah tidak akan memberikan kelonggaran kepadanya
"إلَّا أنَّه كان لي غُلامٌ"
"Kecuali aku memiliki seorang pelayan"
أي: خادِمٌ
Maksudnya: Seorang budak atau pekerja
"وكُنْتُ أُدايِنُ الناسَ"
"Dan aku biasa meminjami orang-orang"
"فإذا بعَثْتُه يَتَقاضَى"
"Jika aku mengutusnya untuk menagih"
أي: لِيَقْبِضَ الدَّينَ
Maksudnya: Untuk mengambil pembayaran hutang
"قلْتُ له: خُذْ ما تيسَّر، واترُكْ ما عَسُرَ،
وتَجاوَزْ، لعلَّ اللهَ يَتجاوَزُ عنَّا"
"Aku berkata kepadanya: Ambillah yang mudah, dan biarkan yang sulit, serta
berilah kelonggaran. Semoga Allah juga memberikan kelonggaran kepada kita"
"قال اللهُ تَعالى: قد تَجاوَزْتُ عنك"
"Maka Allah Ta'ala berfirman: Aku telah memberikan kelonggaran
kepadamu"
أي: عَفَوْتُ عن ذُنوبِكَ، وغَفَرْتُها لك
Maksudnya: Aku telah mengampuni dosa-dosamu dan menghapusnya untukmu
وفي الحديثِ: أنَّ اليَسيرَ مِنَ الحَسَنَاتِ
إذا كان خالِصًا للهِ كفَّر كثيرًا من السَّيِّئاتِ
Dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa sedikitnya amal kebaikan, jika
dilakukan dengan ikhlas karena Allah, dapat menghapus banyak dosa
وفيه: حصولُ الأجْرِ
للآمِرِ به، وإنْ لم يَتولَّ ذلك بنَفْسِه
Dan dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa seseorang bisa mendapatkan
pahala atas perintahnya (untuk melakukan kebaikan), meskipun dia tidak
melakukannya sendiri.
وفيه: الإِحْسَانُ فِي مُعَامَلَةِ النَّاسِ، وَالْعَفْوُ عَنْهُمْ،
وَالتَّجَاوُزُ عَنْ مُعْسِرِهِمْ، مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ نَجَاةِ الْعَبْدِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Dan
dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa berbuat baik dalam bermuamalah
dengan manusia, memaafkan mereka, dan memberi keringanan kepada orang yang
dalam kesulitan termasuk di antara sebab terbesar keselamatan seorang hamba
pada hari kiamat.
وفيه: الإِحْسَانُ
إِلَى الْخَلْقِ، وَالإِخْلَاصُ لِلَّهِ، وَالرَّجَاءُ فِي رَحْمَتِهِ، مِنْ
أَسْبَابِ مَغْفِرَةِ الذُّنُوبِ.
Dan dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa berbuat
baik kepada makhluk, ikhlas karena Allah, dan berharap kepada rahmat-Nya
termasuk di antara sebab diampuninya dosa-dosa.
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/114373
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/3753
Pelajaran dari hadits ini
1. Keutamaan Berbuat Baik kepada Sesama
- Hadits ini menunjukkan bahwa berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia adalah salah satu sebab keselamatan di akhirat.
- Orang yang memberi keringanan kepada orang yang kesulitan akan mendapatkan balasan besar dari Allah, sebagaimana dalam hadits ini Allah mengampuni dosa orang tersebut.
2. Memberi Keringanan kepada Orang yang Berhutang adalah Ibadah
- Seseorang yang meminjamkan harta kepada orang lain dengan sikap yang baik, tidak menekan, dan memberi kelonggaran akan mendapatkan pahala besar.
- Jika seseorang benar-benar tidak mampu membayar hutangnya, maka memberi kelonggaran atau bahkan membebaskannya menjadi bentuk amal shalih yang sangat dicintai Allah.
3. Ikhlas dalam Beramal Membawa Keberuntungan Besar
- Walaupun seseorang tidak memiliki banyak amal, tetapi jika dia melakukan amal tertentu dengan niat ikhlas karena Allah, maka itu bisa menjadi sebab diampuninya dosa-dosa besar.
- Dalam hadits ini, orang tersebut hanya memiliki satu kebiasaan baik, yaitu memberi kemudahan dalam hutang, namun karena niatnya ikhlas, Allah mengampuni semua dosanya.
4. Allah Maha Pemurah dan Maha Pengampun
- Hadits ini menunjukkan luasnya rahmat Allah yang mengampuni hamba-Nya meskipun amalnya sangat sedikit.
- Ini adalah motivasi bagi setiap Muslim agar tidak meremehkan kebaikan sekecil apa pun, karena bisa jadi itu menjadi sebab keselamatannya di akhirat.
5. Kebaikan yang Dilakukan oleh Orang yang Berwenang akan Mengalir kepada Dirinya
- Hadits ini juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukan oleh orang lain atas perintahnya.
- Orang dalam hadits ini menyuruh pelayannya untuk bersikap lembut dalam menagih hutang, dan dia tetap mendapatkan pahala atas perintah tersebut.
6. Sikap Lemah Lembut dalam Muamalah adalah Sifat yang Diberkahi
- Seseorang yang memiliki kelembutan, kedermawanan, dan sikap lapang dada dalam interaksi sosial akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
- Islam mengajarkan untuk tidak kaku dalam urusan dunia, terutama dalam urusan hutang-piutang, agar kehidupan bermasyarakat menjadi harmonis.
7. Harapan kepada Rahmat Allah adalah Sikap yang Terpuji
- Orang dalam hadits ini selalu berkata "Semoga Allah memberi kelonggaran kepada kita", menunjukkan bahwa dia berharap kepada rahmat Allah.
- Ini mengajarkan bahwa selalu berharap dan berprasangka baik kepada Allah adalah salah satu sikap yang bisa membawa seseorang kepada ampunan-Nya.
Penutup Kajian
Kita telah bersama-sama mempelajari hadits yang penuh hikmah tentang keutamaan memberi keringanan kepada orang yang berhutang. Dari pembahasan tadi, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan penting:
Islam mengajarkan sikap kasih sayang dan kemudahan dalam bermuamalah, terutama dalam hal hutang-piutang. Rasulullah ﷺ mencontohkan bagaimana seseorang yang mempermudah orang lain dalam pembayaran hutangnya bisa mendapatkan ampunan dari Allah.
Memberi kelonggaran kepada orang yang kesulitan membayar hutang adalah amalan besar yang mendatangkan rahmat Allah. Bukan hanya sekadar amal sosial, tetapi juga bisa menjadi sebab penghapusan dosa-dosa kita di akhirat.
Keikhlasan dan keyakinan kepada Allah sangat penting dalam setiap amal kita. Orang dalam hadits ini tidak memiliki banyak amalan, tetapi karena ketulusan dan niatnya untuk memudahkan orang lain, Allah pun mengampuninya.
Muamalah yang baik adalah cerminan akhlak seorang Muslim. Sikap mudah dalam menagih hutang, tidak menekan orang yang kesulitan, serta memberi kelonggaran adalah bagian dari akhlak yang mulia dan mendekatkan kita kepada ridha Allah.
Nasihat dan Harapan
Setelah mengikuti kajian ini, semoga kita semua bisa lebih bijak dalam menyikapi urusan hutang-piutang. Bagi yang memberi pinjaman, berusahalah untuk bersikap lembut dan penuh pengertian. Jangan tergesa-gesa menuntut dengan kasar atau menyulitkan orang yang memang dalam kesulitan.
Sebaliknya, bagi yang berhutang, hendaknya memiliki niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengembalikan, karena berhutang adalah amanah yang harus dipenuhi. Jangan sampai kita meremehkan atau bahkan berniat tidak membayar, karena itu akan menjadi beban di dunia dan akhirat.
Harapan besar kami, semoga kajian ini tidak hanya menjadi ilmu yang kita dengar, tetapi juga bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita tingkatkan sikap tenggang rasa, kemudahan dalam bertransaksi, dan niat yang tulus dalam setiap muamalah kita, agar keberkahan dan ampunan Allah senantiasa menyertai kita.
Penutup
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mudah dalam memberi dan tidak sulit dalam menuntut hak kita. Semoga kita semua bisa menerapkan ajaran Islam yang indah ini, dan semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita sebagaimana Allah mengampuni orang yang memberi kemudahan dalam hadits yang kita pelajari hari ini.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ، وَارْزُقْنَا
الْأَخْلَاقَ الْفَاضِلَةَ، وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَتَجَاوَزْ عَنَّا
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh, anugerahkanlah kepada kami akhlak yang mulia, ampunilah dosa-dosa kami, dan maafkanlah kesalahan kami dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.
Akhir kata, jika dalam penyampaian kajian ini ada kekurangan, itu semata-mata karena keterbatasan kami, dan jika ada kebaikan, itu datang dari Allah. Semoga Allah merahmati dan memberkahi kita semua.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
والله تعالى أعلم، وبالله التوفيق، والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.