Hadits: Jika Seorang Lelaki Mencintai Saudaranya Hendaklah Ia Memberitahunya

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Hadirin sekalian yang dirahmati oleh Allah ﷻ,

Kita hidup di zaman di mana hubungan antar sesama semakin longgar. Banyak orang yang merasa kesepian meski dikelilingi oleh keluarga dan teman-temannya. Dunia digital yang harusnya mendekatkan, justru sering menjauhkan. Rasa peduli dan kasih sayang antar sesama mulai memudar, tergantikan dengan sikap individualisme dan acuh tak acuh.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar atau bahkan mengalami sendiri bagaimana hubungan antar saudara, teman, atau tetangga menjadi renggang hanya karena kesalahpahaman kecil yang seharusnya bisa diatasi dengan komunikasi yang baik. Betapa banyak hubungan persahabatan yang retak hanya karena seseorang tidak merasa dihargai atau dicintai oleh saudaranya sendiri. Padahal, Islam sangat menekankan pentingnya persaudaraan, kasih sayang, dan saling mencintai karena Allah ﷻ.

Oleh karena itu, kajian kita hari ini mengangkat sebuah tema yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat kita. Melalui kajian ini, kita akan membahas beberapa poin penting, di antaranya:

✅ Mengapa Islam mendorong kita untuk mengungkapkan kasih sayang kepada saudara seiman?
✅ Apa manfaat besar yang akan kita dapatkan dari menerapkan hadits ini dalam kehidupan sehari-hari?
✅ Bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan cinta kepada saudara kita karena Allah?
✅ Apa dampak positif dari ukhuwah yang kuat dalam kehidupan sosial kita?

InsyaAllah, dengan memahami dan mengamalkan hadits ini, kita akan mampu mempererat hubungan dengan sesama, menghilangkan kebencian dan permusuhan, serta menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang saling mencintai karena-Nya, dan semoga kajian ini membawa manfaat bagi kita semua. آمين يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Mari kita simak kajian ini dengan seksama. Baarakallahu fiikum. 


عَنْ ٱلْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنْهُ عَنِ ٱلنَّبِيِّ صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
«إِذَا أَحَبَّ ٱلرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ».

Dari al-Miqdām bin Ma‘dī Karib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ṣhallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


"Jika seorang lelaki mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahunya bahwa ia mencintainya."

HR Abu Daud (5124) 


Arti dan Penjelasan Per Kalimat


إِذَا أَحَبَّ ٱلرَّجُلُ أَخَاهُ

Apabila seseorang mencintai saudaranya

Hadits ini dimulai dengan suatu kondisi atau prasyarat, yaitu adanya rasa cinta yang tulus di dalam hati seseorang terhadap saudaranya sesama muslim.

Cinta yang dimaksud di sini bukanlah cinta dalam artian romantis atau kekeluargaan biologis semata, melainkan cinta karena Allah (حب في الله), sebuah ikatan keimanan yang melampaui batas-batas duniawi dan materi.

"Saudaranya" (أخاه) merujuk pada persaudaraan seiman, sebuah konsep fundamental dalam Islam yang menekankan kesatuan, solidaritas, dan kasih sayang antar sesama pemeluk agama.

Kondisi "apabila telah mencintai" menunjukkan bahwa hadits ini berlaku ketika rasa cinta itu benar-benar ada dan berakar di hati, bukan sekadar pura-pura atau basa-basi.

Adanya cinta di dalam hati merupakan titik tolak dari anjuran yang akan disampaikan selanjutnya, menandakan bahwa langkah berikutnya adalah manifestasi dari perasaan batiniah tersebut.

Cinta karena Allah adalah landasan penting dalam membangun masyarakat muslim yang kuat dan harmonis, di mana setiap individu merasa terhubung dan peduli satu sama lain.

Ungkapan "seseorang" (ٱلرَّجُلُ) dalam konteks ini bersifat umum, mencakup laki-laki maupun perempuan, sebagaimana lazimnya penggunaan kata ganti maskulin dalam Bahasa Arab untuk merujuk pada manusia secara umum.

Jadi, bagian awal ini meletakkan dasar bahwa hadits ini berbicara tentang bagaimana bersikap ketika seseorang, siapapun dia, memiliki rasa cinta yang tulus berdasarkan keimanan terhadap saudaranya seiman.

Rasa cinta ini muncul dari keimanan kepada Allah dan harapan akan ridha-Nya, menjadikannya salah satu cabang keimanan yang mulia.

Ini adalah potret awal dari sebuah hubungan persaudaraan yang dilandasi oleh fondasi spiritual dan emosional yang kuat dalam ajaran Islam.


فَلْيُخْبِرْهُ

Maka hendaknya dia memberitahunya

Bagian ini mengandung perintah atau anjuran kuat (menggunakan Lam al-Amr, فَلْيُخْبِرْهُ) untuk melakukan tindakan nyata sebagai kelanjutan dari adanya rasa cinta di dalam hati.

Tindakan yang diperintahkan adalah "memberitahunya" (فَلْيُخْبِرْهُ), yang berarti menyampaikan atau mengutarakan perasaan cinta tersebut secara langsung kepada saudaranya yang dicintai.

Ini menunjukkan bahwa cinta dalam Islam tidak cukup hanya bersemayam di dalam hati, melainkan perlu diekspresikan agar memiliki dampak positif dan diketahui oleh pihak lain.

Kata فَلْيُخْبِرْهُ mengandung makna penyampaian informasi, komunikasi yang jelas dan terbuka mengenai perasaan yang ada.

Perintah ini menentang pandangan bahwa perasaan cinta sesama muslim cukup hanya dirasakan dalam hati tanpa perlu diungkapkan.

Mengungkapkan cinta ini merupakan bentuk pengamalan ajaran Rasulullah yang mendorong transparansi dan kejujuran dalam interaksi sosial sesama muslim.

Ini adalah jembatan antara dunia batin (perasaan cinta) dan dunia luar (komunikasi sosial), menunjukkan pentingnya keduanya berjalan seiring dalam membangun persaudaraan yang kokoh.

Anjuran ini bersifat pasti dan jelas, tidak memberikan pilihan untuk menyembunyikan perasaan cinta tersebut jika memang sudah ada di dalam hati.

Tindakan memberitahu ini memiliki hikmah yang besar, baik bagi yang memberitahu maupun yang diberitahu, sebagaimana akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.

Ini adalah langkah proaktif untuk mempererat tali persaudaraan dan menghilangkan potensi kesalahpahaman atau kerenggangan yang mungkin timbul karena ketidak tahuan akan perasaan positif tersebut.


أَنَّهُ يُحِبُّهُ

Bahwa dia mencintainya

Pengakuan "bahwa dia mencintainya" (أَنَّهُ يُحِبُّهُ) haruslah jujur dan tulus, sesuai dengan kondisi awal yang disebutkan di awal hadits, yaitu apabila memang benar-benar ada rasa cinta di dalam hati.

Menyatakan "Aku mencintaimu karena Allah" (إني أحبك في الله) merupakan salah satu bentuk pengungkapan cinta yang paling agung dalam konteks persaudaraan seiman, sebagaimana disebutkan dalam riwayat hadits lainnya.

Mengungkapkan cinta ini berfungsi untuk memperkuat ikatan batin antar sesama muslim, menumbuhkan rasa saling percaya, dan menghilangkan segala bentuk prasangka negatif.

Bagi yang dicintai, mengetahui bahwa ada saudaranya yang mencintainya karena Allah akan menumbuhkan rasa bahagia, dihargai, dan merasa memiliki dukungan dalam kehidupannya.

Hal ini juga dapat mendorong pihak yang dicintai untuk membalas perasaan cinta tersebut, sehingga menciptakan lingkaran kebaikan dan kasih sayang di antara mereka.

Mengucapkan kalimat cinta karena Allah adalah amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki nilai pahala di sisi Allah .

Dengan saling mengetahui perasaan cinta yang tulus ini, kerjasama dalam kebaikan dan ketaatan akan menjadi lebih mudah terjalin.

Kejujuran emosional dan komunikasi terbuka ini dapat memelihara persaudaraan seiman dan berkontribusi besar dalam menciptakan komunitas muslim yang penuh cinta, kasih sayang, dan solidaritas, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.


Syarah Hadits


الأُلْفَةُ وَنَشْرُ رُوحِ ٱلْمَحَبَّةِ فِي ٱلْمُجْتَمَعِ مِنَ ٱلرَّكَائِزِ ٱلْأَسَاسِيَّةِ فِي ٱلْمُحَافَظَةِ عَلَيْهِ
Keharmonisan dan penyebaran semangat kasih sayang dalam masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga keutuhannya.

وَفِي هَذَا ٱلْحَدِيثِ يَقُولُ ٱلنَّبِيُّ صَلَّى ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dalam hadits ini, Nabi bersabda:

"إِذَا أَحَبَّ ٱلرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ"
"Jika seorang lelaki mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahunya bahwa ia mencintainya."


لِأَنَّ بِهَذَا يَزِيدُ ٱلْوُدُّ وَٱلْقُرْبُ بَيْنَهُمَا
Karena dengan hal ini akan bertambah rasa kasih dan kedekatan di antara mereka berdua.

كَمَا قَالَ فِي رِوَايَةٍ أُخْرَى مُوَضِّحًا:
Sebagaimana beliau bersabda dalam riwayat lain sebagai penjelasan:

"فَإِنَّهُ أَبْقَى لِلْأُلْفَةِ وَأَثْبَتُ لِلْمَوَدَّةِ"
"Karena hal itu lebih menjaga keharmonisan dan lebih menguatkan kasih sayang."

وَهَذَا إِذَا أَحَبَّ أَحَدَ ٱلْمُسْلِمِينَ مَحَبَّةً خَاصَّةً غَيْرَ مَحَبَّةِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلْعَامَّةِ
Dan ini berlaku jika seseorang mencintai seorang Muslim dengan cinta khusus, bukan sekadar cinta umum di antara kaum mukminin.

وَمِنْ ثَمَرَاتِ ذَلِكَ أَنَّهُ إِنْ نَصَحَهُ لِخَطَإٍ فَعَلَهُ كَانَ أَقْرَبَ لِسَمَاعِ تِلْكَ ٱلنَّصِيحَةِ لَهُ مِنْ غَيْرِهِ
Dan di antara buahnya adalah jika ia menasihati saudaranya atas kesalahan yang dilakukan, maka saudaranya akan lebih mudah menerima nasihat itu dibanding dari orang lain.

فَٱلْأَمْرُ عِنْدَمَا يَأْتِي مِنْ مُحِبٍّ أَقْرَبُ لِقَبُولِهِ وَظُهُورِ نِيَّتِهِ ٱلْحَسَنَةِ مِمَّنْ عَلِمَ حَسَدَهُ وَعَدَاوَتَهُ
Karena suatu nasihat yang datang dari orang yang mencintai akan lebih mudah diterima dan lebih jelas menunjukkan niat baiknya, dibanding dari seseorang yang telah diketahui memiliki rasa dengki dan permusuhan.

وَ مِنْ فَوَائِدِ ٱلْحَدِيثِ
Dan di antara faedah (manfaat) dari hadits ini

فَضْلُ ٱلْمَحَبَّةِ ٱلْخَالِصَةِ لِلَّهِ تَعَالَى، لَا لِمَصْلَحَةٍ دُنْيَوِيَّةٍ
Keutamaan cinta yang murni karena Allah Ta‘ālā, bukan karena kepentingan duniawi

ٱسْتِحْبَابُ إِخْبَارِ ٱلْمَحْبُوبِ فِي ٱللَّهِ بِحُبِّهِ، لِتَزْدَادَ ٱلْمَحَبَّةُ وَٱلْأُلْفَةُ
Dianjurkannya memberitahu orang yang dicintai karena Allah tentang cintanya, agar semakin bertambah kasih sayang dan keharmonisan

إِشَاعَةُ ٱلْمَحَبَّةِ بَيْنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُقَوِّي ٱلْأُخُوَّةَ ٱلْإِيمَانِيَّةَ، وَيُحَافِظُ عَلَى ٱلْمُجْتَمَعِ مِنَ ٱلتَّفَكُّكِ وَٱلْفُرْقَةِ
Menyebarkan cinta kasih di antara kaum mukminin menguatkan ukhuwah keimanan dan menjaga masyarakat dari perpecahan dan perbedaan yang memecah belah.

Maraji:

https://dorar.net/hadith/sharh/29939
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/3017


Pelajaran dari hadits ini


1. Kunci Awal: Cinta karena Allah 

Hadits ini dimulai dengan kondisi penting yang menjadi dasar anjuran selanjutnya, yaitu ketika "perkataan" pertama menyebutkan «إِذَا أَحَبَّ ٱلرَّجُلُ أَخَاهُ» yang artinya "Apabila seseorang mencintai saudaranya". Ini menekankan bahwa cinta yang dimaksud bukanlah sembarang cinta, melainkan cinta yang tulus karena Allah, sebuah ikatan yang muncul dari keimanan yang sama dan bertujuan untuk meraih ridha-Nya. Cinta jenis ini adalah fondasi penting dalam persaudaraan seiman, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu 1 itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.) 2 [Surat Al-Hujurat Ayat 10]  

Cinta karena Allah menjadikan hubungan antar sesama muslim lebih kuat, abadi, dan memiliki nilai ibadah.


2. Anjuran Menyatakan Cinta 

Langkah selanjutnya setelah adanya rasa cinta di hati adalah "perkataan" kedua, yaitu «فَلْيُخْبِرْهُ» yang diterjemahkan sebagai "Maka hendaknya dia memberitahunya". Bagian ini mengandung perintah atau anjuran yang kuat dari Rasulullah ﷺ untuk secara aktif mengkomunikasikan perasaan cinta yang ada. Ini menunjukkan bahwa cinta dalam Islam tidak cukup hanya dirasakan di dalam hati, tetapi perlu diungkapkan agar pihak yang dicintai mengetahuinya. Mengungkapkan perasaan positif seperti cinta karena Allah adalah bagian dari ajaran Islam untuk mempererat hubungan dan menumbuhkan rasa saling peduli di masyarakat muslim. Perintah ini menggunakan bentuk kata kerja yang menunjukkan anjuran kuat, menekankan pentingnya tindakan nyata setelah tumbuhnya perasaan.


3. Isi Pesan: Ungkapan Tulus 

Perkataan terakhir dalam hadits ini, «أَنَّهُ يُحِبُّهُ», yang berarti "Bahwa dia mencintainya", secara spesifik menjelaskan isi pesan yang harus disampaikan. Jadi, seseorang dianjurkan untuk mengatakan kepada saudaranya, "Aku mencintaimu karena Allah". Mengungkapkan secara langsung bahwa kita mencintai saudara kita karena Allah adalah intisari dari hadits ini. Pengakuan ini bukan sekadar kata-kata kosong, melainkan manifestasi dari perasaan tulus yang ada di hati, didasarkan pada keimanan dan harapan akan pahala dari Allah. Rasulullah ﷺ sendiri memberikan contoh pentingnya ungkapan ini, sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Al-Miqdad bin Ma'dikarib, Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ أَحَبَّهُ (Artinya: Apabila salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya, hendaklah dia memberitahunya bahwa dia mencintainya.) [Hadits riwayat Abu Dawud No. 5124, At-Tirmidzi No. 2391]


4. Memperkuat Tali Persaudaraan 

Salah satu pelajaran penting dari hadits ini adalah efek positifnya dalam memperkuat ikatan persaudaraan sesama muslim. Ketika seseorang mengetahui bahwa saudaranya mencintainya karena Allah, ini akan menumbuhkan rasa percaya, aman, dan kedekatan. Sebaliknya, menyembunyikan perasaan cinta yang tulus bisa saja menciptakan jarak atau kesalahpahaman. Mengungkapkan cinta ini seperti menyiram tanaman persaudaraan, membuatnya tumbuh subur dan kokoh. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk mewujudkan konsep ukhuwah islamiyah dalam kehidupan sehari-hari, membuat umat Islam terasa seperti satu tubuh yang saling menguatkan.


5. Menghilangkan Sekat dan Prasangka 

Praktik menyampaikan cinta karena Allah juga berperan penting dalam menghilangkan sekat atau dinding pemisah antar sesama muslim, serta melenyapkan potensi prasangka negatif. Dalam interaksi sosial, terkadang kita bisa salah paham terhadap sikap atau tindakan seseorang. Namun, ketika kita tahu bahwa saudara kita mencintai kita karena Allah, kita cenderung melihat tindakannya dalam bingkai positif dan memberikan udzur (alasan pemakluman) jika terjadi hal yang kurang berkenan. Ini menciptakan lingkungan yang saling berprasangka baik dan penuh penerimaan, jauh dari kecurigaan dan permusuhan.


5. Sunnah yang Berpahala 

Mengamalkan anjuran hadits ini, yaitu mengungkapkan cinta karena Allah kepada saudara seiman, merupakan salah satu bentuk mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Setiap amalan sunnah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah akan mendatangkan pahala. Oleh karena itu, selain mendapatkan manfaat sosial berupa eratnya persaudaraan dan hilangnya prasangka, pelakunya juga mendapatkan ganjaran di sisi Allah. Ini adalah amalan ringan di lisan, tetapi berat dalam timbangan kebaikan, menunjukkan betapa Islam menghargai setiap upaya untuk memperkuat hubungan baik di antara pemeluknya demi meraih keridhaan-Nya.

Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan bahwa cinta yang tulus karena Allah antar sesama muslim seharusnya tidak disimpan dalam hati saja, melainkan perlu diungkapkan secara langsung. Mengamalkan sunnah ini akan memperkuat tali persaudaraan, menghilangkan prasangka, dan mendatangkan pahala, sehingga berkontribusi pada terwujudnya masyarakat muslim yang harmonis dan penuh kasih sayang, yang dibangun di atas fondasi keimanan yang kuat. 


Penutup Kajian


 Hadirin yang dirahmati oleh Allah ﷻ,

Alhamdulillah, kita telah membacakan hadits yang mulia ini. Semoga ilmu yang telah kita pelajari bersama menjadi ilmu yang bermanfaat, menguatkan keimanan, dan membimbing kita dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hadits yang telah kita bahas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan penting:

Islam sangat menekankan pentingnya ukhuwah Islamiyah, yakni persaudaraan yang didasarkan atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ.
Mengungkapkan cinta kepada saudara seiman adalah bagian dari sunnah Rasulullah ﷺ yang dapat mempererat hubungan, menghilangkan kebencian, serta menumbuhkan kasih sayang di antara kaum Muslimin.
Kasih sayang yang diungkapkan karena Allah akan membawa keberkahan dan memperkuat ikatan hati sehingga melahirkan kepercayaan, ketulusan, dan saling menasihati dalam kebaikan.
Ketika kita mencintai saudara kita karena Allah, maka kita akan lebih mudah menerima nasihat dan kritik darinya, karena kita tahu bahwa segala yang disampaikan berasal dari ketulusan, bukan dari kebencian atau permusuhan.

Sebagai penutup, ada beberapa nasihat dan harapan yang bisa kita renungkan bersama:

💡 Jangan ragu untuk menyampaikan rasa cinta kepada saudara kita karena Allah, karena ini adalah ajaran Rasulullah ﷺ yang dapat mempererat hubungan dan menghindarkan dari permusuhan.

💡 Biasakan untuk menyebarkan kebaikan dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. Saling mendoakan, saling membantu, dan saling menguatkan dalam kebaikan adalah cerminan dari ukhuwah Islamiyah yang sejati.

💡 Jika ada perselisihan atau kesalahpahaman, segeralah berdamai dan jalin kembali hubungan dengan penuh ketulusan. Jangan biarkan perasaan negatif merusak ukhuwah yang seharusnya terjaga.

💡 Yang paling penting, niatkan setiap hubungan dan rasa cinta kita kepada saudara kita semata-mata karena Allah, karena inilah yang akan membawa kita kepada ridha-Nya dan menjadi sebab dikumpulkan kembali di surga-Nya kelak, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

"Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan berada di bawah naungan ‘Arsy pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya." (HR. Muslim)

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang saling mencintai karena-Nya, mengamalkan sunnah Rasulullah ﷺ, dan menjadikan kita bagian dari golongan yang akan mendapatkan naungan-Nya di hari kiamat kelak. آمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

Akhir kata, jazakumullahu khayran kepada seluruh hadirin yang telah mengikuti kajian ini dengan penuh perhatian. Semoga kita bisa mengamalkan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

والله تعالى أعلم، وبالله التوفيق، والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers