Hadits: Rasulullah ﷺ Diperdengarkan Azab Kubur


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الحمدُ للهِ الَّذِي خَلَقَ الإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ، ثُمَّ أَمَاتَهُ لِيُحَاسَبَ يَوْمَ الدِّينِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ، إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ:

Hadirin rahimakumullah,

Hadirin sekalian, kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati oleh Allah, kita hidup di dunia ini sebagai tempat ujian. Salah satu perkara yang sering terlupakan dalam kehidupan kita adalah kondisi setelah kematian. Banyak di antara kita yang begitu sibuk dengan urusan dunia, hingga lalai untuk mempersiapkan diri menghadapi alam kubur dan kehidupan akhirat.

Hadits yang akan kita kaji hari ini adalah peringatan penting dari Rasulullah ﷺ tentang salah satu fase kehidupan yang pasti akan dilalui oleh setiap manusia, yaitu alam kubur. Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ menyebutkan bagaimana umat ini akan diuji di dalam kuburnya, dan beliau bahkan ingin agar para sahabat dapat mendengar langsung bagaimana pedihnya azab kubur, jika saja hal itu tidak akan menyebabkan manusia enggan menguburkan jenazah.

Tema ini sangat penting untuk kita bahas, karena masih banyak di antara kita yang kurang menyadari hakikat kematian dan apa yang akan terjadi setelahnya. Di zaman ini, manusia begitu sibuk mengejar dunia, tanpa memperhatikan bekal untuk perjalanan panjang di akhirat. Banyak yang mengabaikan dosa-dosa kecil yang ternyata dapat menjadi penyebab azab kubur, dan sedikit sekali yang rutin memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah dunia maupun siksa kubur.

Melalui kajian ini, kita akan mempelajari:

  1. Pentingnya kesadaran tentang kehidupan setelah kematian, khususnya tentang azab dan ujian di alam kubur.
  2. Doa-doa yang dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ untuk meminta perlindungan dari azab neraka, azab kubur, serta fitnah dunia dan akhirat.
  3. Bagaimana kita dapat menjauhi sebab-sebab yang dapat membawa kita pada azab kubur, agar kita bisa menghadap Allah dalam keadaan selamat.

Semoga dengan memahami hadits ini, hati kita semakin sadar akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian. Mari kita ikuti kajian ini dengan hati yang khusyuk dan penuh kesungguhan, agar ilmu yang kita dapatkan bisa menjadi bekal untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Mari kita simak hadits ini:

-----

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَائِطٍ لِبَنِي النَّجَّارِ عَلَى بَغْلَةٍ لَهُ وَنَحْنُ مَعَهُ، إِذْ حَادَتْ بِهِ فَكَادَتْ تُلْقِيهِ، وَإِذَا أَقْبُرٌ سِتَّةٌ، أَوْ خَمْسَةٌ، أَوْ أَرْبَعَةٌ -قَالَ: كَذَا كَانَ يَقُولُ الجُرَيْرِيُّ- فَقَالَ: مَنْ يَعْرِفُ أَصْحَابَ هَذِهِ الْأَقْبُرِ؟ فَقَالَ رَجُلٌ: أَنَا، قَالَ: فَمَتَى مَاتَ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: مَاتُوا فِي الْإِشْرَاكِ، فَقَالَ: إِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا، فَلَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا، لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَعُ مِنْهُ. ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ، فَقَالَ: تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، قَالُوا: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، فَقَالَ: تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، قَالُوا: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، قَالَ: تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، قَالُوا: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، قَالَ: تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ، قَالُوا: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ.

Ketika Nabi berada di sebuah kebun milik Bani An-Najjar di atas seekor bighal (peranakan kuda dan keledai) miliknya, dan kami bersama beliau, tiba-tiba bighal itu berbelok hingga hampir menjatuhkan beliau. Kemudian, tampak ada enam, lima, atau empat kuburan – sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Jurairi – lalu beliau bersabda, "Siapa yang mengetahui pemilik kuburan ini?"

Seorang laki-laki menjawab, "Saya."
Beliau bertanya, "Kapan mereka meninggal?"
Laki-laki itu menjawab, "Mereka meninggal dalam keadaan musyrik."

Maka beliau bersabda, "Sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya. Seandainya bukan karena khawatir kalian tidak akan saling menguburkan (karena ketakutan), niscaya aku akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian azab kubur yang aku dengar."

Kemudian, beliau menghadap kepada kami dan bersabda:

"Berlindunglah kepada Allah dari azab neraka!"
Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari azab neraka."

"Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur!"
Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari azab kubur."

"Berlindunglah kepada Allah dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi!"
Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi."

"Berlindunglah kepada Allah dari fitnah Dajjal!"
Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal."

 

HR ‘Abd bin Humaid (no. 254), Ath-Thahawi dalam Syarh Musykil Al-Atsar (no. 5203), Ibnu Al-A‘rabi dalam Mu‘jam Asy-Syuyukh (no. 35), dan At-Thabarani (no. 4784) dalam Al-Mu‘jam (jilid 5, halaman 114)


Syarah Hadits


أخْبَرَنا القرآنُ الكريمُ والنَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بكثيرٍ مِن الغَيْبِياتِ
Al-Qur'an yang mulia dan Nabi telah memberitakan kepada kita banyak perkara gaib,

مِثلُ الجنَّةِ ونَعيمِها، وعَذابِ القبرِ والنَّارِ والدَّجَّالِ
seperti surga dan kenikmatannya, azab kubur, neraka, dan Dajjal,

ويَجِبُ الإيمانُ بكلِّ هذا مع العملِ بما أمَرَنا به
dan wajib beriman kepada semua ini serta mengamalkan apa yang telah diperintahkan kepada kita,

للفوزِ بنَعيمِ اللهِ، والنَّجاةِ مِن عَذابِه
agar memperoleh kenikmatan Allah dan selamat dari azab-Nya.


وفي هذا الحديثِ يَرْوي زَيدُ بنُ ثابتٍ رَضيَ اللهُ عنه
Dalam hadis ini, Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,

أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كان ذاتَ مرَّةٍ في بُستانٍ
bahwa suatu ketika Nabi berada di sebuah kebun,

وكان يَركَبُ على بغلةٍ له، وكان معه بعض الصحابة رَضيَ اللهُ عنهم
beliau menunggangi bighalnya, dan bersama beliau ada beberapa sahabat radhiyallahu ‘anhum,

فمالَت البَغلةُ ونفرَتْ به
lalu bighal itu miring dan berontak membawa beliau,

فكادَتْ تُلقيه صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ عن ظَهرِها
hampir saja melemparkan Nabi dari punggungnya,

مِن شِدَّةِ نُفورِها مِن شَيءٍ خافتْ منه ولم يَعرِفوه
karena sangat ketakutannya terhadap sesuatu yang ditakutinya, tetapi mereka tidak mengetahuinya.


فبيْنما هُم على تلكَ الحالِ مع رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ
Ketika mereka dalam keadaan seperti itu bersama Rasulullah ,

ظهرَتْ لهم قبورٌ مَعدودةٌ إمَّا أربعةٌ، أو خمسةٌ، أو سِتَّةٌ
tampak kepada mereka beberapa kuburan, entah empat, lima, atau enam,

فَسَألَ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: مَن يَعرِفُ أصحابَ هذه الأقْبُرِ؟
lalu Nabi bertanya, "Siapa yang mengenal penghuni kuburan ini?"

فأجابَ رجلٌ: أنا أعرِفُهم
Seorang laki-laki menjawab, "Saya mengenal mereka."

فسَألَه النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: «مَتى ماتَ هؤلاء؟»
Maka Nabi bertanya kepadanya, "Kapan mereka meninggal?"

أي: أفي الجاهليَّةِ أو بعدَها، وهلْ ماتوا مُشركينَ أو مؤمنينَ؟
Maksudnya, apakah mereka meninggal pada masa jahiliah atau sesudahnya? Apakah mereka mati dalam keadaan musyrik atau beriman?

فأجابَ الرَّجلُ بأنَّهم ماتُوا على الإشراكِ وفي الجاهليَّةِ
Lelaki itu menjawab bahwa mereka meninggal dalam keadaan syirik pada masa jahiliah.


فقال صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: «إنَّ هذه الأمَّةَ تُبتَلى»
Maka Nabi bersabda, "Sesungguhnya umat ini akan diuji,"

أي: تُمتَحَنُ وتُختبَرُ في القبرِ، ثُمَّ تُنعَّمُ أو تُعذَّبُ
yaitu diuji dan diuji coba dalam kuburnya, kemudian diberikan nikmat atau disiksa.

فلوْلا أنِّي أخْشى ألَّا تَدفنُوا مَوتاكم
Seandainya aku tidak khawatir kalian tidak akan menguburkan mayat-mayat kalian,

لَدعوْتُ اللهَ أنْ يَجعَلَ في أُذنِكم القُدرةَ على سَماعِ أصواتِ المعذَّبِين في القبرِ
pasti aku akan berdoa kepada Allah agar kalian bisa mendengar suara orang-orang yang disiksa dalam kubur,

الَّذي أسْمعُه مِنَ القبرِ الآنَ
sebagaimana yang aku dengar dari kubur sekarang.


ثُمَّ التَفَت النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إلى مَن معه
Kemudian Nabi menoleh kepada orang-orang yang bersamanya,

وجَعَلهم في قُبالةِ وَجهِه الشَّريفِ
lalu menjadikan mereka berhadapan dengan wajah beliau yang mulia,

ليَكونَ أسمَعَ وأبلَغَ في الموعظةِ
agar lebih terdengar jelas dan lebih berpengaruh dalam nasehat.

وأمَرَهم صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أنْ يَستعِيذوا باللهِ مِن عَذابِ النَّارِ
Kemudian Nabi memerintahkan mereka untuk berlindung kepada Allah dari azab neraka,

فاسْتَجابوا لأمرِ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وقالوا: «نَعوذُ بِاللهِ مِن عَذابِ النَّارِ»
lalu mereka pun menaati perintah Nabi dan berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari azab neraka."


ثمَّ أمَرَهم صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بأنْ يَستعِيذوا بِاللهِ مِن عذابِ القبرِ
Kemudian Nabi memerintahkan mereka untuk berlindung kepada Allah dari azab kubur,

فقالوا: «نَعوذُ بِاللهِ مِن عذابِ القبرِ»
lalu mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari azab kubur."

ثمَّ أمَرَهم صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بأنْ يَستعِيذوا بِاللهِ مِنَ «الفتنِ»
Lalu Nabi memerintahkan mereka untuk berlindung kepada Allah dari "fitnah",

«ما ظهَرَ منها» كالقتلِ والعذابِ، «وما بطنَ» كالعداوةِ والبَغضاءِ والحسَدِ
baik yang tampak seperti pembunuhan dan siksaan, maupun yang tersembunyi seperti permusuhan, kebencian, dan hasad.

ثمَّ أمَرَهم صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بأنْ يَسْتعِيذوا بِاللهِ مِن «فتنةِ الدَّجَّالِ»
Kemudian Nabi memerintahkan mereka untuk berlindung kepada Allah dari "fitnah Dajjal".

فاستجابَ الصَّحابةُ الموجُودونَ وقالوا: نَعوذُ بِاللهِ مِن فتنةِ الدَّجَّالِ
Lalu para sahabat yang hadir pun menaati perintah Nabi dan berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal."

مِنْ فَوَائِدِ الحَدِيثِ

Di antara faedah hadits ini

مُعْجِزَةٌ لِلنَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- حَيْثُ أَسْمَعَهُ اللَّهُ عَذَابَ القَبْرِ

Sebuah mukjizat bagi Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam yang mana Allah memperdengarkan kepadanya azab kubur.

إِثْبَاتُ عَذَابِ القَبْرِ، وَالِامْتِحَانِ فِيهِ.

Penetapan adanya azab kubur dan ujian di dalamnya.

مَشْرُوعِيَّةُ التَّعَوُّذِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ القَبْرِ وَفِتْنَةِ الدَّجَّالِ، وَالفِتَنِ كُلِّهَا

Disyariatkannya berlindung dari azab neraka dan azab kubur serta fitnah Dajjal dan semua fitnah.

 

 

Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/69928
https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/11208


Pelajaran dari hadits ini


 

1. Keimanan kepada Hal-Hal Ghaib

  • Hadits ini menegaskan kewajiban iman kepada hal-hal ghaib, seperti azab kubur, ujian di dalamnya, fitnah Dajjal, serta azab dan nikmat di akhirat.
  • Rasulullah ﷺ diberikan mukjizat untuk mendengar suara azab kubur, yang menunjukkan bahwa siksa kubur adalah nyata meskipun manusia biasa tidak dapat mendengarnya.

2. Mukjizat Rasulullah ﷺ

  • Hadits ini menunjukkan salah satu mukjizat Rasulullah ﷺ, yaitu diperlihatkan dan diperkenankan mendengar azab kubur yang tidak bisa didengar oleh manusia biasa.
  • Ini merupakan bukti kenabian beliau dan kebenaran wahyu yang dibawanya.

3. Penetapan Azab Kubur

  • Hadits ini menjadi dalil yang kuat tentang adanya azab kubur bagi orang-orang yang mati dalam keadaan kafir atau bermaksiat.
  • Azab kubur adalah bagian dari ujian bagi manusia setelah kematian sebelum masuk ke kehidupan akhirat.

4. Binatang Bisa Mendengar Azab Kubur

  • Salah satu faedah hadits ini adalah bahwa binatang dapat mendengar suara azab kubur, sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
    "Seandainya bukan karena kalian akan saling meninggalkan penguburan jenazah, niscaya aku berdoa kepada Allah agar kalian dapat mendengar azab kubur sebagaimana aku mendengarnya."
  • Ini menunjukkan bahwa Allah merahasiakan suara azab kubur dari manusia sebagai bentuk rahmat-Nya agar manusia tidak ketakutan secara berlebihan dan tetap mampu menjalankan kehidupan dunia dengan normal.

5. Keutamaan Berlindung dari Azab dan Fitnah

  • Rasulullah ﷺ memerintahkan para sahabat untuk selalu memohon perlindungan dari beberapa hal berikut:
    1. Azab neraka, karena neraka adalah tempat siksaan bagi orang-orang yang durhaka.
    2. Azab kubur, karena di dalam kubur manusia akan diuji dan disiksa jika amalnya buruk.
    3. Fitnah secara umum, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, seperti ujian harta, kedudukan, dan syahwat.
    4. Fitnah Dajjal, karena Dajjal adalah ujian terbesar yang akan dihadapi umat manusia menjelang kiamat.
  • Hal ini menunjukkan pentingnya selalu memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai bentuk ujian dan fitnah.

6. Dahsyatnya Fitnah Dajjal

  • Fitnah Dajjal disebut secara khusus dalam hadits ini karena fitnahnya sangat besar, yaitu dapat menyesatkan manusia hingga mengaku sebagai Tuhan.

  • Dajjal diberi kemampuan luar biasa oleh Allah sebagai ujian bagi umat manusia, seperti menghidupkan orang mati, menurunkan hujan, dan membawa kesuburan atau kehancuran.

  • Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ mengajarkan doa khusus untuk berlindung dari fitnah Dajjal:

    اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ.

     "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal."


7. Kepedulian Rasulullah ﷺ terhadap Umatnya

  • Rasulullah ﷺ tidak ingin umatnya mengalami ketakutan luar biasa sehingga mereka enggan menguburkan jenazah. Oleh karena itu, beliau tidak meminta agar azab kubur bisa terdengar oleh manusia.
  • Ini menunjukkan betapa besar kasih sayang beliau kepada umatnya, karena jika manusia mendengar suara azab kubur, mereka bisa ketakutan hingga tidak mau menguburkan jenazah lagi.

8. Keutamaan Berdoa dan Memohon Perlindungan kepada Allah

  • Rasulullah ﷺ tidak hanya memberi tahu umatnya tentang adanya azab kubur dan fitnah-fitnah besar, tetapi juga memberikan solusi, yaitu dengan berdoa dan berlindung kepada Allah.
  • Ini mengajarkan bahwa usaha terbaik untuk menjaga diri dari bahaya akhirat adalah dengan selalu memohon pertolongan Allah.

Kesimpulan

Hadits ini memiliki banyak pelajaran penting, di antaranya:
✔️ Keimanan kepada perkara ghaib seperti azab kubur dan fitnah Dajjal.
✔️ Mukjizat Rasulullah ﷺ yang dapat mendengar azab kubur.
✔️ Penegasan adanya azab kubur yang dirasakan oleh orang-orang yang mati dalam keadaan kafir atau berdosa.
✔️ Binatang dapat mendengar suara azab kubur, sementara manusia tidak diberi kemampuan itu sebagai rahmat dari Allah.
✔️ Pentingnya memohon perlindungan kepada Allah dari azab neraka, azab kubur, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal.
✔️ Kepedulian Rasulullah ﷺ terhadap umatnya dengan tidak membebani mereka dengan hal yang bisa membuat mereka takut berlebihan.
✔️ Keutamaan doa sebagai cara untuk melindungi diri dari berbagai bahaya akhirat.

Hadits ini mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap kehidupan setelah mati dan banyak berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari azab kubur, fitnah dunia, dan fitnah Dajjal. 

 


Penutup Kajian


Jamaah sekalian,

 setelah kita mengkaji hadits ini, ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita ambil sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Kesadaran tentang azab kubur – Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa alam kubur bukanlah tempat yang kosong, melainkan awal dari kehidupan akhirat. Di sana, manusia akan diuji dan mendapatkan balasan atas amal perbuatannya. Ini mengingatkan kita agar selalu bertakwa kepada Allah dan tidak mengabaikan peringatan tentang siksa kubur.

  2. Keutamaan memohon perlindungan kepada Allah – Rasulullah ﷺ mengajarkan doa-doa yang harus kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau memerintahkan kita untuk senantiasa berlindung kepada Allah dari siksa neraka, azab kubur, serta fitnah dunia dan akhirat, termasuk fitnah Dajjal. Maka dari itu, hendaknya kita mengamalkan doa-doa ini dalam shalat kita, khususnya sebelum salam.

  3. Pentingnya menjauhi sebab-sebab azab kubur – Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa azab kubur sering kali disebabkan oleh dosa-dosa yang dianggap ringan, seperti berbuat zalim kepada sesama, tidak menjaga kebersihan diri dari najis, atau gemar mengadu domba. Oleh karena itu, kita harus semakin berhati-hati dalam menjaga diri dari dosa-dosa tersebut.

  4. Menjaga keimanan dan menjauhi fitnah – Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk berlindung dari segala bentuk fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Di era modern ini, fitnah begitu mudah tersebar, baik dalam bentuk pemikiran sesat, kemaksiatan, maupun tipu daya dunia yang melalaikan manusia dari akhirat. Dengan memahami hadits ini, kita diingatkan untuk selalu waspada dan menjaga keimanan kita.

Sebagai penutup, marilah kita semua berusaha untuk mengamalkan apa yang telah kita pelajari hari ini. Jangan sampai hadits ini hanya menjadi sekadar ilmu tanpa ada perubahan dalam diri kita. Mari kita perbanyak istighfar, menjaga amal shalih, dan senantiasa berdoa agar Allah melindungi kita dari azab kubur dan fitnah dunia.

Semoga Allah ﷻ memberikan kita hidayah dan taufik, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selamat di dunia dan akhirat, serta mengumpulkan kita di dalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.




 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers