Khutbah: Bersegeralah Dalam Amal Sebelum Fitnah Menghancurkan Iman
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ
رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah
menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, nikmat kesehatan dan kesempatan,
sehingga pada hari yang mulia ini kita dapat berkumpul di rumah-Nya yang agung,
menunaikan salah satu kewajiban kita sebagai seorang hamba, yaitu shalat Jumat.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad ﷺ, beserta keluarga, para sahabat, dan
seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Semoga kita semua termasuk golongan yang senantiasa
meneladani sunah-sunah beliau dan mendapatkan syafaatnya kelak di hari Kiamat.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Khutbah hari ini akan mengangkat sebuah tema penting yang
harus senantiasa kita renungi dan waspadai, yaitu:
Bersegeralah Dalam Amal Sebelum Fitnah Menghancurkan
Iman.
Dunia saat ini penuh dengan ujian dan fitnah. Bukan hanya fitnah syahwat yang menggoda, tetapi juga fitnah syubhat yang menyesatkan. Di zaman yang penuh ketidakpastian ini, kita menyaksikan betapa cepatnya perubahan kondisi iman seseorang. Iman bisa runtuh hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Hanya karena tergiur dunia, seseorang bisa rela menggadaikan agamanya.
Rasulullah ﷺ telah memberikan peringatan yang sangat mendalam dalam sabdanya:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ
اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ
يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah kalian beramal (shalih) sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap. Seseorang di pagi hari masih beriman, namun di sore harinya telah menjadi kafir. Atau di sore hari ia beriman, namun pagi harinya telah menjadi kafir. Ia menjual agamanya dem
i mendapatkan bagian
dari dunia.”
(HR. Muslim no. 118)
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Hadits ini adalah alarm bagi hati kita. Rasulullah ﷺ menggambarkan betapa berbahayanya fitnah akhir zaman yang bisa
menggelincirkan iman secara tiba-tiba. Maka jangan tunda taubat. Jangan tunda
amal. Jangan remehkan dosa. Jangan biarkan dunia merampas akhirat kita.
Arti dan Penjelasan Per Kalimat
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Marilah kita renungi secara mendalam sabda Nabi kita
Muhammad ﷺ yang sarat peringatan dan penuh kasih sayang kepada umatnya, Nabi
ﷺ bersabda:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ
“Bersegeralah kalian untuk beramal...”
Kalimat ini mengandung seruan untuk tidak menunda kebaikan.
Jangan tunggu esok, jangan menunggu waktu lapang, dan jangan menunggu tua. Amal
shalih harus dikerjakan sekarang juga, sebelum datang penghalang yang
membutakan hati. Waktu tidak pernah menunggu. Orang yang menunda, bisa jadi
tidak sempat kembali.
Potongan hadits berikutnya yaitu:
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
“(Sebelum datang) fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita.”
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah ﷺ menggambarkan fitnah
itu: seperti malam yang sangat gelap. Tidak ada cahaya, tidak ada arah, penuh
kebingungan. Inilah gambaran dunia saat keimanan manusia diuji, saat
nilai-nilai agama dikaburkan, saat kebenaran dan kebatilan menjadi samar.
Potongan hadits selanjutnya:
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي
كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
“Seseorang di pagi hari masih beriman, namun di sore hari telah menjadi
kafir. Atau di sore hari masih beriman, namun pagi harinya telah menjadi
kafir.”
Subḥanallah... Betapa cepat perubahan itu terjadi. Dari
pagi ke sore. Dari sore ke pagi. Dalam waktu yang sangat singkat, iman bisa
hilang. Mungkin karena syubhat yang membingungkan. Mungkin karena godaan dunia
yang memikat. Atau karena kezaliman yang dianggap ringan.
Hati manusia mudah berbolak-balik, maka mintalah
perlindungan kepada Allah agar iman kita tidak dicabut tiba-tiba.
Perkataan dalam hadits yang berikutnya:
يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Ia menjual agamanya demi mendapatkan bagian dari dunia.”
Inilah sebab utama kerusakan itu: mencintai dunia melebihi
agama. Ketika dunia menjadi tujuan utama, maka nilai-nilai keimanan pun rela
dikorbankan. Demi uang, orang bisa membohongi, menipu, berzina, korupsi, bahkan
menukar aqidah. Padahal dunia ini hanya sementara, sedangkan akhirat adalah
kehidupan yang kekal.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Setiap kalimat dalam hadits ini bagaikan cahaya yang
membelah kegelapan zaman. Ia mengingatkan kita agar tidak terlena, agar tidak
terbuai, agar tetap menggenggam iman meskipun terasa berat. Inilah saatnya kita
berbenah, memperbaiki hati, memperbanyak amal, dan menjaga agama ini sekuat
tenaga.
Faedah Hadits Berdasarkan Urutan Perkataan
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Setelah kita menyelami makna setiap Perkataan dari hadits
agung ini, kini saatnya kita memetik pelajaran-pelajaran berharga yang
terkandung di dalamnya. Pelajaran-pelajaran ini adalah panduan praktis bagi
kita untuk menjalani hidup, dan meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pelajaran pertama:
Segera Beramal, Jangan Tunda Kebaikan
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ
“Bersegeralah kalian beramal (shalih)...”
Perintah Nabi ﷺ ini adalah panggilan cinta yang sangat
mendesak: segeralah beramal sebelum datang halangan. Jangan menunda taubat.
Jangan menunggu waktu luang. Amal shalih adalah investasi abadi, dan kita tidak
tahu kapan kesempatan itu akan berakhir.
Allah ﷻ menegaskan dalam firman-Nya:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.”
(QS. Al-Baqarah: 148)
Rugi besar orang yang menunda amal karena ia bisa
kehilangan kesempatan emas yang tak akan kembali.
Pelajaran ke-2:
Fitnah Akhir Zaman: Kegelapan yang Membingungkan
فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
“(Akan datang) fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap gulita...”
Nabi ﷺ menggambarkan fitnah akhir zaman seperti
malam yang gelap: tidak terlihat jalan, tidak jelas arah. Begitulah kondisi
manusia ketika hati mereka dipenuhi syubhat (keraguan) dan syahwat (nafsu),
lalu menjauh dari cahaya wahyu.
Nabi ﷺ bersabda:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ
خَدَّاعَاتٌ... يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ...
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya... Di mana pendusta
dipercaya dan orang jujur didustakan...”
(HR. Ahmad, hasan)
Hanya orang yang berpegang teguh pada ilmu dan iman yang
mampu berjalan di tengah kegelapan ini.
Pelajaran ke-3:
Iman Bisa Hilang Dalam Sekejap
يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي
كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
“Seseorang di pagi hari masih beriman, namun di sore hari telah menjadi
kafir...”
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Betapa cepat hati bisa berubah. Pagi beriman, sore
tergelincir. Sore shalih, pagi telah berpaling. Ini bukan sekadar kemungkinan,
tetapi kenyataan yang kita saksikan hari ini. Maka, jangan merasa aman dengan
iman kita hari ini.
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي
عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas
agama-Mu.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Maka jagalah iman kita dengan ilmu, amal, dan doa yang
terus-menerus.
Pelajaran ke-4:
Jangan Jual Agamamu Demi Dunia
يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Ia menjual agamanya demi mendapatkan bagian dari dunia.”
Inilah bentuk kehinaan yang paling nyata: menjual prinsip
demi harta, menjual iman demi jabatan, menggadaikan akhirat demi kemewahan
dunia. Padahal dunia hanya sementara. Apalah arti dunia jika harus dibayar
dengan hilangnya ridha Allah?
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.”
(QS. Al-Hadid: 20)
Jangan sampai kita menjadi orang yang menyesal di
akhirat karena tergoda kenikmatan sesaat yang fana.
Penutup Khutbah Pertama
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Hadits yang telah kita renungi tadi adalah peringatan yang
sangat kuat dari Rasulullah ﷺ di tengah zaman yang penuh fitnah ini. Di
saat nilai-nilai agama mulai dipertaruhkan demi dunia, kita diingatkan agar
bersegera dalam kebaikan, jangan menunda amal, dan jangan meremehkan dosa.
Jangan merasa aman dengan iman kita hari ini, karena iman
itu bisa luntur kapan saja jika tidak dijaga. Jangan tunggu waktu tua untuk
taubat, karena ajal tidak menunggu tua. Jangan menanti kaya untuk bersedekah,
karena keberkahan tidak datang dari banyaknya harta, tapi dari bersihnya hati.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Jangan pernah menjual agama demi jabatan, demi proyek, demi
relasi bisnis, atau demi keuntungan sesaat.
Dunia ini akan sirna, tapi amal shalih akan tetap abadi
bersama kita di akhirat. Maka mari kita jaga iman kita, kita rawat dengan
taubat, dengan shalat, dengan jujur dalam muamalah, dan dengan berpegang teguh
pada ajaran Nabi ﷺ.
Perhatikan pesan Rasulullah ﷺ :
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ
اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ...
“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya fitnah seperti potongan malam
yang gelap gulita...”
(HR. Muslim no. 118)
Maka jangan tunda taubat. Jangan remehkan amal. Jangan
pertaruhkan akhirat hanya demi secuil dunia.
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا،
وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَاتِ،
فَٱسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Di khutbah kedua yang singkat ini, marilah kita panjatkan
doa dengan penuh ketundukan dan harapan. Kita memohon kepada Allah agar menjaga
iman kita, menetapkan hati kita di atas agama-Nya, dan melindungi kita dari
fitnah dunia yang menyesatkan.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ
خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ،
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَالْمَوْتَ رَاحَةً
لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah
penutupnya, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami berjumpa
dengan-Mu. Jadikan hidup kami sebagai tambahan kebaikan, dan wafatkan kami
dalam keadaan selamat dari segala keburukan.”
اللَّهُمَّ ثَبِّتْ
قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ، وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا زَيْغًا، وَارْزُقْنَا
التَّوْبَةَ وَالإِقْبَالَ عَلَيْكَ قَبْلَ الْمَمَاتِ.
“Ya Allah, tetapkan hati kami di atas agama-Mu. Jangan
jadikan hati kami condong kepada kesesatan. Karuniakan kami taubat yang tulus
dan kembalilah kami kepada-Mu sebelum datang kematian.”
اللَّهُمَّ إِنَّا
نَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتَنِ الدُّنْيَا، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،
وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari segala fitnah
dunia, yang tampak maupun yang tersembunyi. Kami mohon ampunan dan keselamatan
di dunia dan akhirat.”
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat,
Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab api neraka.
[Penutup]
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ
اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
وَأَقِمِ الصَّلاةَ