Khutbah: Menasihati Wanita dengan Hikmah, Bukan Kekerasan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ


KHUTBAH PERTAMA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pada hari yang mulia ini kita dapat berkumpul di rumah-Nya yang agung, menunaikan salah satu kewajiban kita sebagai seorang hamba, yaitu shalat Jumat.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad , beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Saya wasiatkan kepada diri saya dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Takwa yang sejati adalah menaati Allah dalam setiap keadaan, menjauhi larangan-Nya, dan tunduk sepenuh hati terhadap ajaran Rasul-Nya . Ketahuilah, sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah takwa.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,

Sesungguhnya Islam datang dengan membawa kemuliaan bagi laki-laki dan perempuan. Islam tidak memusuhi wanita, bahkan menjunjung tinggi hak, kemuliaan, dan kehormatan mereka. Namun Islam juga tidak membiarkan kesalahan, penyimpangan, atau maksiat dilakukan oleh siapa pun — termasuk kaum wanita. Dalam urusan nasihat dan amar ma’ruf nahi mungkar, Islam meletakkannya di atas timbangan keadilan dan kasih sayang.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Rasulullah telah memberikan bimbingan luar biasa dalam bersikap kepada kaum wanita. Dalam sebuah hadits yang agung, beliau bersabda:

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا؛ فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Artinya: “Berwasiatlah baik-baik terhadap wanita. Karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau mencoba meluruskannya secara paksa, engkau akan mematahkannya. Tetapi jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok. Maka berwasiatlah baik-baik terhadap wanita.”
(HR. Bukhari no. 5186 dan Muslim no. 1468)

Hadits ini adalah warisan nubuwah yang agung dalam menyikapi wanita — antara kasih sayang dan tanggung jawab, antara kelembutan dan ketegasan dalam kebaikan.


Arti dan Penjelasan Per Kalimat


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Marilah kita renungi secara mendalam sabda Nabi kita Muhammad yang sarat peringatan dan penuh kasih sayang kepada umatnya, Nabi bersabda:

"اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا"

Artinya: “Berwasiatlah baik-baik terhadap wanita.”

Kalimat ini adalah pembuka yang sangat kuat. Rasulullah tidak hanya memerintahkan, tetapi mewasiatkan — menunjukkan bahwa ini adalah perkara penting yang harus dijaga dalam hidup. Kata " اسْتَوْصُوا " bukan hanya ajakan, tetapi juga penegasan untuk senantiasa menjaga, memperhatikan, dan memperlakukan wanita dengan kebaikan, kelembutan, dan kasih sayang. Ia bukan sekadar etika, tetapi perintah dari langit.


Kemudian Nabi melanjutkan:

"فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ"

Artinya: “Karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk.”

Ini bukan hinaan. Justru ini adalah isyarat kepada asal penciptaan manusia pertama, Hawa 'alaihas-salam yang diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam.

Tulang rusuk itu melindungi hati dan jantung, organ paling vital dan lembut dalam tubuh manusia.

Dari sini kita tahu: wanita bukan diciptakan untuk bersaing, tetapi untuk mendampingi, melindungi, dan menghangatkan kehidupan.


Kemudian Rasulullah melanjutkan:

"وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ"

Artinya: “Dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya.”

Bagian atas tulang rusuk adalah yang paling halus, paling dekat dengan hati.

Maka, wanita — secara fitrah — lebih sensitif, lebih emosional, dan lebih mudah tersentuh. Ini bukan kelemahan, tapi kekuatan mereka dalam mendidik anak, menyayangi suami, dan menciptakan suasana hangat dalam rumah tangga.

Tetapi jika tidak diarahkan dengan ilmu dan bimbingan, maka bisa menjadi titik lemah yang menjerumuskan.


Nabi bersabda selanjutnya:

"فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ"

Artinya: “Jika engkau mencoba meluruskannya secara paksa, maka engkau akan mematahkannya.”

Ini adalah peringatan keras bagi para suami, ayah, dan wali. Jangan pernah memperbaiki dengan kekerasan.

Jangan menuntut perubahan instan. Jika engkau kasar kepada wanita, engkau tidak sedang mendidik — tapi sedang menghancurkan.

Tulang rusuk tidak bisa diluruskan dengan tekanan, tapi dengan sabar, lembut, dan terus-menerus dibimbing.


Dan Rasulullah menutup dengan pengulangan:

"وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ"

Artinya: “Namun jika engkau biarkan, ia akan terus bengkok.”

Maka jangan pula bersikap acuh. Wanita tetap membutuhkan bimbingan, arahan, dan peringatan yang penuh cinta. Jangan dibiarkan dalam kesalahan, jangan dicueki dalam kelalaian.

Karena jika dibiar-biarkan, kemaksiatan bisa jadi kebiasaan, dan kebiasaan bisa menjadi kehancuran keluarga.

"فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا"

Penutup ini diulang oleh Nabi . Bukan tanpa maksud. Pengulangan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga akhlak baik terhadap wanita, dan juga menjaga amanah dalam mendidik mereka.


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Itulah makna dari kalimat demi kalimat hadits Rasulullah yang penuh rahmat ini. Beliau tidak menyuruh kita untuk membiarkan wanita dalam penyimpangan. Tidak pula menyuruh kita untuk keras dan kasar.

Tapi beliau menanamkan keseimbangan yang penuh hikmah: lembut dalam pendekatan, tegas dalam kebaikan.


Faedah Hadits Berdasarkan Urutan Perkataan


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Marilah kita ambil pelajaran dari setiap perkataan dalam hadits ini, karena setiap kata yang keluar dari lisan Rasulullah adalah cahaya dan petunjuk. Hadits ini bukan hanya nasihat, tetapi panduan dalam membina keluarga, dalam memimpin rumah tangga, dan dalam membimbing wanita dengan cara yang diridhai Allah.


Pelajaran dari Perkataan Pertama:

"اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا"
“Berwasiatlah baik-baik terhadap wanita.”

Ini menunjukkan bahwa memperlakukan wanita dengan baik bukan sekadar anjuran, tetapi sebuah wasiat Rasulullah . Wasiat adalah pesan penting yang disampaikan dengan harapan kuat agar dijaga setelah sang pemberi wasiat tiada. Maka, siapa yang mengaku mencintai Nabi , hendaknya menjaga wasiat ini.

Dalam konteks ekonomi syariah, para suami wajib memberi nafkah dengan baik kepada istri, tidak pelit, tidak menelantarkan. Hak-hak wanita harus ditunaikan sebagaimana sabda Rasulullah :

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.”
(QS. Al-Baqarah: 228)


Pelajaran dari Perkataan Kedua:

"فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ"
“Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk.”

Ini isyarat bahwa sifat wanita memang berbeda dengan laki-laki. Jangan berharap wanita berpikir, merasa, dan bertindak sama seperti laki-laki. Mereka punya fitrah tersendiri. Seorang pemimpin keluarga harus bijak memahami tabiat istrinya, bukan mencela, tapi menerima lalu membimbing.

Tugas suami adalah qawwam, pelindung dan pembimbing. Allah berfirman:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita.”
(QS. An-Nisa: 34)


Pelajaran dari Perkataan Ketiga:

"وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ"
“Dan bagian paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya.”

Makna ini menunjukkan bahwa wanita pada posisi tertinggi—sebagai istri, ibu, pendidik anak—adalah yang paling rentan. Jika kita salah mendidik mereka di posisi ini, maka kerusakan tidak hanya terjadi pada dirinya, tapi akan menjalar pada anak-anak dan masyarakat. Maka bimbingan harus fokus pada kelembutan hati, karena dari situlah lahir ketenangan rumah tangga.


Pelajaran dari Perkataan Keempat:

"فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ"
“Jika engkau mencoba meluruskannya secara paksa, maka engkau akan mematahkannya.”

Inilah teguran keras bagi mereka yang kasar kepada wanita. Betapa banyak rumah tangga hancur karena tangan yang seharusnya membimbing justru memukul. Betapa banyak perempuan yang menjauh dari agama karena dipaksa tanpa pengertian. Dakwah kepada istri harus dengan cinta, bukan dengan marah.

Rasulullah bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku.”
(HR. Tirmidzi no. 3895)


Pelajaran dari Perkataan Kelima:

"وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ"
“Namun jika engkau biarkan, ia akan tetap bengkok.”

Ini adalah peringatan dari sisi lain. Jangan pula bersikap pasif.

Seorang suami yang baik bukan hanya lembut, tapi juga aktif dalam membimbing istri ke jalan yang diridhai Allah.

Jika kemungkaran dibiarkan tanpa nasihat, maka dosa itu menular, dan kehancuran bisa terjadi.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS. At-Tahrim: 6)


Pelajaran dari Penutupan Hadits:

"فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا"

Nabi mengulang wasiat ini, agar tak ada lagi yang lalai. Umat beliau adalah umat yang menjunjung tinggi martabat wanita, bukan merendahkan. Islam memuliakan wanita bukan dengan kata-kata, tapi dengan akhlak nyata: dalam rumah, dalam dakwah, dalam nafkah, dalam pendidikan.


Penutup Khutbah Pertama


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Sesungguhnya hadits yang kita renungkan hari ini bukan sekadar nasihat atau pelajaran teoritis, melainkan panduan hidup yang penuh cahaya bagi siapa pun yang bertanggung jawab atas wanita dalam hidupnya: suami terhadap istri, ayah terhadap anak perempuan, kakak terhadap adik perempuannya, dan masyarakat terhadap kaum wanita secara umum.

Islam adalah agama yang menyeimbangkan kasih sayang dengan ketegasan, kelembutan dengan kebaikan, dan pengertian dengan tanggung jawab.

Jangan keras, karena bisa mematahkan. Tapi jangan diam, karena bisa membiarkan mereka terus dalam kebengkokan. Maka, jalan tengahnya adalah nasihat yang baik, pendekatan yang lembut, dan bimbingan yang terus-menerus.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Ingatlah, memperbaiki kaum wanita bukan dengan kekerasan, bukan pula dengan kelalaian. Tapi dengan ilmu, kesabaran, dan teladan dari Nabi kita yang mulia . Jangan lelah mengajak kepada kebaikan. Jangan putus asa dalam memperbaiki dengan hikmah. Karena dalam sabar dan kelembutan itulah keberkahan hadir.

Nabi tidak berkata: "biarkan wanita", tapi juga tidak berkata: "paksa mereka." Beliau berkata:

"فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا"
“Berwasiatlah baik-baik terhadap wanita.”

Jadikan rumah kita tempat dakwah. Jadikan istri dan anak-anak kita ladang pahala. Karena siapa yang membenahi rumah tangganya dengan iman dan akhlak, maka ia telah menegakkan tiang-tiang masyarakat.


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Semoga khutbah ini menyadarkan kita bahwa mendidik wanita adalah ibadah besar yang membutuhkan keilmuan, kesabaran, dan kasih sayang. Marilah kita luruskan niat, perbaiki akhlak, dan bersungguh-sungguh meneladani Rasulullah dalam memperlakukan para wanita dengan penuh rahmat dan tanggung jawab.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ ٱللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيعِ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَاتِ، فَٱسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ.


KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Di khutbah kedua yang singkat ini, marilah kita panjatkan doa dengan penuh ketundukan dan harapan. Kita memohon kepada Allah agar menjaga iman kita, menetapkan hati kita di atas agama-Nya, dan melindungi kita dari fitnah dunia yang menyesatkan.

Marilah kita panjatkan doa kepada Allah, semoga Dia menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang memperbaiki diri dan keluarganya.

Semoga Allah menjadikan rumah tangga kita sebagai taman-taman surga, tempat bersemainya iman, akhlak, dan kasih sayang.

Jadikanlah kami, ya Allah, laki-laki yang bertanggung jawab atas istri dan anak-anak kami, dengan kelembutan yang mendidik dan ketegasan yang penuh hikmah.

Ya Allah, jadikan para istri kami wanita-wanita shalihah, yang menjaga kehormatan diri, taat kepada-Mu dan kepada suaminya dalam kebaikan, serta menjadi penyejuk mata di dunia dan akhirat.

Ya Allah, lembutkanlah hati-hati kami dalam menasihati, kuatkanlah kami dalam membimbing, dan jauhkan kami dari kezaliman terhadap orang-orang yang lemah.


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.


عبادَ الله،

إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

وَأَقِمِ الصَّلاةَ

 

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci