Hadits: Menjaga Lidah dan Kemaluan Dijamin Surga
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ
Jamaah sekalian yang dirahmati Allah,
Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian yang
dirahmati Allah,
Kita hidup di zaman di mana kata-kata mudah sekali meluncur dari lisan, bahkan
tanpa pikir panjang. Tidak hanya diucapkan langsung, tetapi juga diketik
di media sosial, disebarkan lewat pesan singkat, atau dilontarkan dalam forum.
Begitu banyak perselisihan, permusuhan, bahkan keretakan hubungan yang bermula
dari ucapan yang tidak dijaga. Di sisi lain, kita juga melihat betapa banyak
kerusakan moral yang terjadi akibat tidak terjaganya kehormatan diri, khususnya
dalam hal menjaga kemaluan. Fenomena zina, pergaulan bebas, konten yang merusak
akhlak, semua itu semakin marak dan dianggap biasa.
Hadits
yang akan kita bahas hari ini datang sebagai peringatan yang sangat penting
sekaligus solusi untuk menjaga keselamatan kita di dunia dan akhirat.
Rasulullah ﷺ mengaitkan dua perkara ini — menjaga lisan dan menjaga kemaluan
— dengan jaminan surga. Artinya, masalah ini bukan sekadar persoalan akhlak
sosial, tetapi perkara besar yang menentukan nasib akhir kita di sisi Allah.
Memahami
hadits ini bukan hanya agar kita tahu hukumnya, tetapi agar kita sadar betapa
lisan dan kemaluan adalah dua pintu besar menuju keselamatan atau kebinasaan.
Kalau kita mampu menjaga keduanya, insya Allah seluruh amal lain akan lebih mudah
untuk lurus. Karena itu, hadits ini sangat relevan untuk dipelajari, dihayati,
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَن يَضْمَن لِي مَا
بَيْنَ لَحْيَيْهِ، وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ، أَضْمَنْ لَهُ الجَنَّةَ.
Barangsiapa yang dapat menjamin untukku apa yang berada di
antara dua rahangnya (yaitu lisannya), dan apa yang berada di antara dua
kakinya (yaitu kemaluannya), maka aku akan menjamin surga untuknya.
HR. al-Bukhari (6474), at-Tirmidzi (2408), Ahmad (22823)
Arti
dan Penjelasan Per Perkataan
مَن يَضْمَن لي
Siapa yang menjamin untukku
Perkataan ini menunjukkan tawaran Rasulullah ﷺ kepada umatnya, dengan gaya bahasa yang menggugah kesadaran dan
tanggung jawab pribadi. Kata "يَضْمَن"
(menjamin) menyiratkan adanya komitmen kuat dan kesungguhan dalam menjaga
sesuatu yang diminta. Rasulullah ﷺ tidak hanya
mengarahkan, tetapi juga menunjukkan bahwa hal ini penting hingga beliau
sendiri siap memberikan balasan besar bagi yang bisa melakukannya. Kata "لي" (untukku) memperkuat bahwa perintah ini seolah bentuk
tanggung jawab langsung kepada Rasulullah ﷺ sebagai pemimpin
umat.
ما بَيْنَ لَحْيَيْهِ
Apa yang berada di antara dua rahangnya
Perkataan ini adalah kiasan dari lisan atau ucapan.
Menjaga apa yang berada di antara dua rahang berarti menjaga lisan dari ucapan
yang haram, sia-sia, atau menyakitkan. Dalam Islam, menjaga lisan merupakan
bagian dari keimanan sebagaimana sabda Nabi ﷺ: "Siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."
Lisan bisa menjadi sebab masuknya seseorang ke surga atau ke neraka. Maka,
menjaga lisan menjadi kunci keselamatan.
وَما بَيْنَ رِجْلَيْهِ
Dan apa yang berada di antara dua kakinya
Perkataan ini merujuk kepada kemaluan. Menjaga kemaluan
berarti menghindarkan diri dari zina, perbuatan keji, dan segala bentuk
pelanggaran syariat yang berkaitan dengan syahwat. Islam memandang penjagaan
kemaluan sebagai bagian dari kesucian jiwa dan tangga menuju derajat takwa.
Dalam banyak ayat dan hadits, orang-orang yang mampu menjaga kemaluannya
termasuk golongan yang sukses dan dijanjikan surga. Ini menunjukkan betapa
pentingnya pengendalian hawa nafsu dalam agama.
أَضْمَنْ له الجَنَّةَ
Aku akan menjamin surga untuknya
Perkataan ini adalah janji langsung dari Rasulullah ﷺ, yang menunjukkan nilai besar dari menjaga lisan dan kemaluan.
Kata "أَضْمَنْ" (aku menjamin) menandakan jaminan yang pasti dan penuh
keyakinan. Kata "الجَنَّةَ" (surga) adalah
motivasi tertinggi dalam kehidupan seorang mukmin. Hadits ini menegaskan bahwa
pengendalian diri dalam dua aspek ini merupakan kunci keselamatan akhirat. Ini
juga menunjukkan kemudahan Islam dalam meraih surga: tidak perlu banyak syarat
rumit, tapi fokus pada pengendalian diri yang paling dasar.
Syarah Hadits
اللِّسَانُ الإِنْسَانِ وَفَرْجُهُ مِنْ
نِعَمِ اللَّهِ العَظِيمَةِ، وَلَطَائِفِ صُنْعِهِ البَدِيعَةِ
Lisan manusia dan kemaluannya adalah bagian dari nikmat Allah yang agung, dan
kehalusan ciptaan-Nya yang indah.
فَاللِّسَانُ مَعَ صِغَرِ جِرْمِهِ عَظِيمٌ
طَاعَتُهُ وَجُرْمُهُ
Maka lisan, meskipun kecil ukurannya, sangat besar dalam ketaatan dan dosanya.
وَقَدْ يَكُونُ سَبَبًا فِي دُخُولِ
الجَنَّةِ، أَوِ انْكِبَابِ صَاحِبِهِ عَلَى وَجْهِهِ فِي النَّارِ
Dan bisa jadi menjadi sebab masuk surga, atau terjerumusnya pemiliknya ke dalam
neraka dengan wajahnya.
وَالفَرْجُ هُوَ مَوْضِعُ الحِفَاظِ عَلَى
الشَّرَفِ وَالأَعْرَاضِ وَالنَّسْلِ
Dan kemaluan adalah tempat untuk menjaga kehormatan, martabat, dan keturunan.
لِذَا يَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ
يَحْفَظَهُمَا
Oleh karena itu, seorang muslim seharusnya menjaga keduanya.
وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam hadits ini, Nabi ﷺ memberitakan
أَنَّ مَنْ يَلْتَزِمُ بِأَدَاءِ الحَقِّ
الَّذِي عَلَى اللِّسَانِ
Bahwa siapa yang berkomitmen menunaikan hak yang ada pada lisannya
وَعَبَّرَ عَنْهُ بِقَوْلِهِ: «مَا بَيْنَ
لَحْيَيْهِ»؛ لِأَنَّهُ يَقَعُ بَيْنَ اللَّحْيَيْنِ
Dan beliau ﷺ menyebutnya dengan perkataannya: “apa yang di antara dua
rahangnya”, karena letaknya memang di antara dua rahang.
وَهُمَا العَظْمَانِ فِي جَانِبَيِ الفَمِ
Kedua rahang itu adalah dua tulang di sisi mulut.
فَيَجْتَنِبُ كُلَّ مَا حُرِّمَ فِعْلُهُ
بِاللِّسَانِ، كَالغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ، وَالسَّبِّ وَالقَذْفِ، وَمَا
شَابَهَهُ
Maka ia menjauhi segala yang diharamkan untuk dilakukan oleh lisan, seperti
ghibah, adu domba, mencela, menuduh zina, dan semisalnya.
وَيَفْعَلُ مَا يَجِبُ عَلَيْهِ مِنْ ذِكْرٍ،
وَأَمْرٍ بِمَعْرُوفٍ وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ
Dan ia melakukan apa yang wajib dilakukan oleh lisan seperti zikir, amar
makruf, dan nahi mungkar.
وَكَذَلِكَ يَلْتَزِمُ بِحِفْظِ فَرْجِهِ
الَّذِي بَيْنَ رِجْلَيْهِ
Demikian pula, ia berkomitmen menjaga kemaluannya yang berada di antara kedua
kakinya.
كَاجْتِنَابِ الزِّنَا وَتَرْكِ الفَوَاحِشِ
وَاللِّوَاطِ وَوَسَائِلِ ذَلِكَ
Seperti menghindari zina, meninggalkan perbuatan keji, homoseksual, dan segala
sebab yang mengarah kepadanya.
فَإِنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَضْمَنُ لَهُ الجَنَّةَ
Maka sesungguhnya Rasulullah ﷺ menjamin surga baginya.
فَيَكُونُ جَزَاءُ مَنْ حَفِظَ لِسَانَهُ
وَفَرْجَهُ الجَنَّةَ يَوْمَ القِيَامَةِ
Sehingga balasan bagi orang yang menjaga lisan dan kemaluannya adalah surga
pada hari kiamat.
كَمَا أَنَّ مَنْ لَمْ يَحْفَظْهُمَا
يَنْتَظِرُهُ العَذَابُ يَوْمَ القِيَامَةِ
Sebagaimana orang yang tidak menjaganya, maka menantinya adalah azab pada hari
kiamat.
وَخُصَّ اللِّسَانُ وَالفَرْجُ؛ لِأَنَّهُمَا
أَعْظَمُ البَلَاءِ عَلَى الإِنْسَانِ فِي الدُّنْيَا
Dan lisan serta kemaluan disebutkan secara khusus karena keduanya adalah ujian
terbesar bagi manusia di dunia.
فَمَنْ وُقِيَ شَرَّهُمَا وُقِيَ أَعْظَمَ
الشَّرِّ
Barang siapa yang dilindungi dari kejahatannya, maka dia telah terlindungi dari
keburukan yang paling besar.
وَكَمَا أَنَّ الإِنْسَانَ مَجْبُولٌ عَلَى
شَهْوَةِ النِّسَاءِ
Sebagaimana manusia secara naluri diciptakan dengan hasrat terhadap wanita.
فَكَذَلِكَ فِي اللِّسَانِ شَهْوَةُ الكَلَامِ
Demikian pula, dalam lisan terdapat syahwat untuk berbicara.
فَبَعْضُ النَّاسِ يَتَلَذَّذُ إِذَا
تَكَلَّمَ فِي أَعْرَاضِ النَّاسِ
Sebagian orang merasakan kenikmatan ketika berbicara tentang kehormatan orang
lain.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/72378
Pelajaran dari Hadits
ini
1. Pentingnya Komitmen dalam Menjaga Diri
Dalam perkataan مَن يَضْمَن لي (Siapa yang menjamin untukku), Rasulullah ﷺ
mengajukan tawaran yang sangat berharga kepada umatnya, yaitu peluang untuk
mendapatkan surga dengan menjamin dua hal dalam diri mereka. Kata "يَضْمَن" menunjukkan bahwa yang diminta bukan
sekadar melakukan kebaikan biasa, tapi menjamin—artinya, berkomitmen
sungguh-sungguh, konsisten, dan bertanggung jawab. Dalam hidup ini,
banyak orang bisa berbuat baik sesekali, tapi sedikit yang mampu menjaga
komitmen secara terus-menerus. Maka, hadits ini menekankan bahwa kunci utama
menuju keselamatan akhirat adalah komitmen yang kuat terhadap perintah
Rasulullah ﷺ.
2.
Menjaga Lisan adalah Jalan Menuju Surga
Dalam perkataan ما بَيْنَ لَحْيَيْهِ (apa yang berada di antara
dua rahangnya), Rasulullah ﷺ menjadikan lisan sebagai salah satu hal
utama yang harus dijaga. Ini karena lisan adalah sumber banyak kebaikan, namun
juga sumber keburukan besar jika tidak dijaga. Kata-kata yang keluar dari mulut
bisa menjadi sebab seseorang masuk neraka, seperti ghibah, fitnah, bohong, dan
mencaci maki. Sebaliknya, lisan juga bisa mengantarkan ke surga jika digunakan
untuk zikir, membaca Al-Qur'an, berdakwah, dan berkata baik kepada orang lain.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ
فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ، إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ
(Artinya: Tidaklah manusia diseret ke neraka di atas wajah mereka, kecuali
karena hasil panen dari lisan mereka) – HR. Tirmidzi
3.
Mengendalikan Syahwat Menyelamatkan dari Kehinaan
Perkataan وَما بَيْنَ رِجْلَيْهِ (dan apa yang berada
di antara dua kakinya) menunjukkan bahwa menjaga kemaluan adalah bagian dari
iman. Banyak orang terjerumus ke dalam dosa besar karena gagal mengendalikan
syahwat. Dalam Islam, menjaga kehormatan diri dengan menjauhi zina, pornografi,
dan perbuatan keji lainnya merupakan bagian dari menjaga kemuliaan diri di
dunia dan keselamatan di akhirat.
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (٥) إِلَّا عَلَىٰ
أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٦)
فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
(Artinya: Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka
tidak tercela. Siapa yang mencari selain itu, maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas) – QS. Al-Mu’minun: 5–7
4.
Jaminan Surga Bagi yang Menjaga Dua Hal Ini
Perkataan أَضْمَنْ له الجَنَّةَ (aku akan menjamin
surga untuknya) menunjukkan bahwa balasan dari menjaga lisan dan kemaluan
adalah surga. Ini bukan janji biasa, melainkan jaminan langsung dari Nabi
Muhammad ﷺ. Betapa besar rahmat Allah, hanya dengan menjaga dua anggota
tubuh ini, seseorang bisa dijamin masuk surga. Ini menunjukkan bahwa Islam
adalah agama yang mudah, realistis, dan memotivasi dengan janji-janji akhirat
yang konkret bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjaga diri.
5.
Jaminan Surga Itu Butuh Usaha Serius dan Konsisten
Meskipun hanya dua hal yang diminta untuk dijaga, yaitu lisan dan kemaluan,
menjaga keduanya bukan perkara ringan. Dibutuhkan pengawasan diri yang kuat,
kontrol emosi, dan lingkungan yang mendukung. Jaminan surga bukan hadiah
gratis, tetapi upah dari perjuangan menahan hawa nafsu, menahan marah, dan
menahan godaan dunia. Maka hadits ini tidak mendorong untuk pasif, tapi aktif
menjaga dan memelihara diri dari dosa terus-menerus sepanjang hidup.
6.
Ukuran Kebaikan Bukan Banyaknya Amal, Tapi Terkendalinya Diri
Hadits ini memberikan pemahaman bahwa kualitas diri seseorang dalam Islam tidak
selalu diukur dari banyaknya ibadah lahiriah, tetapi dari seberapa mampu ia
menjaga dirinya dari dosa, terutama dalam hal lisan dan syahwat. Banyak orang
rajin salat dan puasa, tetapi gagal menjaga lisannya dari menyakiti orang lain
atau gagal menjaga syahwatnya. Maka ini menjadi peringatan bahwa amal hati dan
pengendalian diri adalah bagian penting dalam standar keberhasilan seorang
muslim.
7.
Dakwah Rasulullah ﷺ Sangat Memperhatikan Hal Praktis dalam
Hidup
Hadits ini menunjukkan metode dakwah Rasulullah ﷺ yang sangat bijak.
Beliau tidak langsung memerintahkan untuk melakukan banyak hal sekaligus,
tetapi cukup mengarahkan kepada dua hal yang paling sering menyebabkan
kehancuran manusia. Artinya, Islam bukan sekadar agama ibadah ritual, tetapi
sangat menekankan praktik keseharian yang konkret: bicara dan menjaga kemaluan.
Ini juga menjadi pelajaran penting dalam berdakwah—fokus pada hal penting yang
berdampak besar.
8.
Surga Tidak Sulit Diraih Jika Fokus pada Hal Kritis
Hadits ini memberikan kabar gembira bahwa surga bisa diraih oleh siapa saja
yang bersungguh-sungguh menjaga dua hal yang sangat penting. Banyak orang
merasa bahwa jalan menuju surga itu rumit dan berat. Tapi Rasulullah ﷺ memberikan peta jalan yang sederhana namun berdampak besar.
Siapapun bisa meraihnya, tidak harus orang kaya, tidak harus orang berilmu
tinggi—asal mampu menjaga lisan dan kemaluan, dia bisa dijamin surga oleh
Rasulullah ﷺ sendiri.
Secara
keseluruhan, hadits ini menekankan bahwa menjaga lisan dan kemaluan adalah
dua kunci besar menuju keselamatan akhirat. Komitmen, pengendalian diri, dan
kesungguhan dalam menghindari dosa-dosa lisan dan syahwat adalah jalan praktis
yang bisa dilakukan oleh siapa saja untuk mendapatkan jaminan surga dari
Rasulullah ﷺ.
Penutup
Kajian
Saudara-saudaraku yang semoga senantiasa
dijaga Allah,
Dari hadits ini kita belajar bahwa menjaga lisan dan menjaga kemaluan bukan
sekadar akhlak yang baik, tetapi kunci besar menuju surga. Lisan kita
bisa menjadi sumber pahala yang mengalir deras jika digunakan untuk dzikir,
nasihat, dan ucapan yang bermanfaat. Tapi ia juga bisa menjadi sumber dosa
besar jika dibiarkan tanpa kendali. Demikian pula dengan kemaluan — ketika
terjaga dari zina dan segala jalan menuju maksiat, maka terjagalah kehormatan,
keluarga, dan keberkahan hidup kita.
Hadits
ini mengajarkan bahwa mengendalikan dua anggota tubuh ini berarti mengendalikan
arah hidup kita di dunia dan menentukan keselamatan kita di akhirat. Semoga
kita semua termasuk orang-orang yang mampu menahan diri dari ucapan yang
sia-sia atau menyakitkan, serta menjaga diri dari perbuatan yang diharamkan.
Mari
kita pulang dari majelis ini dengan tekad yang kuat untuk mengamalkan sabda
Rasulullah ﷺ ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita mulai dari hal sederhana:
berpikir sebelum berbicara, dan menjaga pandangan agar terhindar dari fitnah
syahwat. Semoga Allah menjadikan kita ahli surga karena penjagaan ini,
sebagaimana janji Rasulullah ﷺ.
وَصَلَّى
اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْـحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ