Hadits: Pemutus Silaturahmi Tidak Masuk Surga

Bismillahirrahmanirrahim

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَمَرَ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ، وَصِلَةِ الْأَرْحَامِ، وَجَعَلَ ذَلِكَ مِنْ أَسْبَابِ دُخُولِ الْجِنَانِ، وَحَذَّرَ مِنَ الْعُقُوقِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ، وَجَعَلَهَا مِنْ أَسْبَابِ الْحِرْمَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا، أَمَّا بَعْدُ:

Segala puji bagi Allah yang telah memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung tali silaturahmi, serta menjadikannya sebagai salah satu sebab masuk ke dalam surga. Allah juga memperingatkan dari perbuatan durhaka kepada orang tua dan memutus silaturahmi, serta menjadikannya sebagai salah satu sebab terhalangnya seseorang dari kebaikan.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia satu-satunya dan tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, kepada keluarganya, serta para sahabatnya, dengan sebanyak-banyaknya.

Amma ba’du,

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Hari ini kita akan membahas sebuah hadits yang mengandung peringatan besar bagi kita semua, yaitu ancaman bagi pemutus silaturahmi. Hadits ini bukan sekadar peringatan biasa, tetapi sebuah ancaman nyata bagi mereka yang merusak hubungan keluarga dan tidak menjalankan hak-hak kerabat.

Mari kita membaca hadits ini dengan lengkap:

-----

Dari Jubair bin Mut’im radhiyallahu ‘anhu, dia mendengar Nabi bersabda:

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ».

Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.

HR Muslim (2556)


Syarah Hadits


يُخْبِرُ النَّبِيُّ ﷺ أَنَّ مَنْ قَطَعَ عَنْ أَقَارِبِهِ مَا يَجِبُ لَهُمْ مِنَ الْحُقُوقِ، أَوْ آذَاهُمْ وَأَسَاءَ إِلَيْهِمْ، فَهُوَ مُسْتَحِقٌّ أَلَّا يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

Nabi mengabarkan bahwa seseorang yang memutuskan hubungan dengan kerabatnya—baik dengan tidak memberikan hak-hak yang seharusnya mereka terima atau dengan menyakiti dan berbuat buruk kepada mereka—maka ia berhak untuk tidak masuk surga.

مِنْ فَوَائِدِ الْحَدِيثِ:

Faedah dari Hadits

١- قَطِيعَةُ الرَّحِمِ كَبِيرَةٌ مِنْ كَبَائِرِ الذُّنُوبِ.

Memutus tali silaturahmi termasuk dosa besar.

٢- صِلَةُ الرَّحِمِ تَكُونُ حَسَبَ الْمُتَعَارَفِ عَلَيْهِ، فَتَخْتَلِفُ بِاخْتِلَافِ الْأَمْكِنَةِ وَالْأَزْمِنَةِ وَالْأَشْخَاصِ.

Bentuk silaturahmi berbeda-beda tergantung situasi, tempat, waktu, dan individu yang terlibat.

٣- صِلَةُ الرَّحِمِ تَكُونُ بِالزِّيَارَةِ، وَالصَّدَقَةِ، وَالْإِحْسَانِ إِلَيْهِمْ، وَعِيَادَةِ الْمَرْضَى، وَأَمْرِهِمْ بِالْمَعْرُوفِ، وَنَهْيِهِمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَغَيْرِ ذَلِكَ.

Cara menyambung silaturahmi bisa dilakukan dengan:

Mengunjungi kerabat,

Bersedekah kepada mereka,

Berbuat baik kepada mereka,

Menjenguk saat mereka sakit,

Menasihati mereka dalam kebaikan,

Mencegah mereka dari kemungkaran,

٤- كُلَّمَا كَانَتْ قَطِيعَةُ الرَّحِمِ فِي الْأَقْرَبِ كَانَتْ أَشَدَّ إِثْمًا.

Semakin dekat hubungan kekerabatan, semakin besar dosa jika diputus.

 

Maraji: https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/5367


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Memutus Silaturahmi adalah Dosa Besar

  • Hadis ini menunjukkan bahwa memutus hubungan kekerabatan adalah dosa besar yang berakibat seseorang tidak akan masuk surga tanpa azab atau hisab terlebih dahulu.

  • Dalam Al-Qur’an, Allah juga mencela orang yang memutuskan silaturahmi:

    ﴿ فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا أَرْحَامَكُمْ ۝ أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَـٰرَهُمْ ﴾
    "Maka apakah sekiranya jika kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknat oleh Allah, lalu dibuat-Nya tuli dan dibutakan-Nya penglihatan mereka."
    (QS. Muhammad: 22-23)


2. Silaturahmi adalah Kunci Keberkahan Hidup

  • Dalam hadis lain, Nabi ﷺ bersabda:

    «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»
    "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi."
    (HR. Bukhari & Muslim)

  • Silaturahmi membawa keberkahan dalam rezeki dan memperpanjang umur dengan makna:

    • Keberkahan waktu dan umur sehingga lebih produktif dan bermanfaat.
    • Kemudahan dalam rezeki karena hubungan baik dengan keluarga bisa membuka banyak peluang dan pertolongan dari Allah.

3. Bentuk-Bentuk Silaturahmi

Silaturahmi tidak hanya berupa kunjungan, tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keadaan zaman dan kemampuan seseorang, seperti:

  • Mengunjungi keluarga secara langsung.
  • Memberi hadiah atau bantuan kepada keluarga yang membutuhkan.
  • Menjaga komunikasi walaupun hanya lewat telepon, pesan singkat, atau media sosial.
  • Mendoakan keluarga, terutama jika mereka sudah meninggal dunia.
  • Memaafkan kesalahan keluarga, meskipun mereka pernah menyakiti hati kita.
  • Mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran dengan cara yang baik.

4. Memutus Silaturahmi Bisa Berupa Berbagai Bentuk

Memutus tali silaturahmi tidak selalu berarti tidak berbicara dengan keluarga. Berikut beberapa contoh bentuk memutuskan silaturahmi yang harus dihindari:

  • Tidak menunaikan hak-hak kerabat, seperti tidak membantu mereka saat dalam kesulitan.
  • Bersikap kasar dan menyakiti perasaan keluarga, baik dengan kata-kata maupun perbuatan.
  • Mengabaikan atau menjauhi keluarga tanpa alasan yang syar'i.
  • Tidak meminta maaf atau memberi maaf dalam konflik keluarga.
  • Enggan mengunjungi atau berkomunikasi dengan keluarga padahal memiliki kemampuan untuk itu.

5. Hukuman bagi Orang yang Memutus Silaturahmi

Dalam hadis ini, Nabi ﷺ menyatakan bahwa orang yang memutus tali silaturahmi tidak akan masuk surga. Artinya, mereka akan mengalami kesulitan masuk surga tanpa azab terlebih dahulu.

Hukuman lain yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis antara lain:

  • Dilaknat oleh Allah dan dijauhkan dari rahmat-Nya.

  • Ditimpa kesulitan dalam hidup, seperti rezeki yang sempit dan hati yang gelisah.

  • Dipercepat azabnya di dunia sebelum akhirat, sebagaimana dalam hadis:

    «مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَىٰ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ، مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ»
    "Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukumannya di dunia selain dari perbuatan zalim dan memutus silaturahmi." 
    (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah) buka link hadits ini


6. Semakin Dekat Kekerabatan, Semakin Besar Dosa Jika Diputus

  • Dosa memutus hubungan semakin besar jika yang diputus adalah keluarga dekat, seperti orang tua, saudara kandung, atau paman dan bibi.
  • Oleh karena itu, semakin dekat hubungan kekeluargaan, semakin besar pula tuntutan untuk menjaganya.

Kesimpulan dan Aplikasi dalam Kehidupan

Hadits ini menjadi peringatan agar kita tidak mudah memutus silaturahmi, meskipun terkadang ada perbedaan pendapat atau perselisihan dalam keluarga. Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:

  1. Menjaga komunikasi dengan keluarga meskipun hanya dengan pesan singkat.
  2. Memaafkan kesalahan keluarga dan tidak menyimpan dendam.
  3. Mendatangi keluarga yang marah atau menjauh, meskipun kita tidak merasa bersalah.
  4. Menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu keluarga yang membutuhkan.
  5. Mendoakan kebaikan bagi keluarga agar hubungan tetap harmonis.

Dengan menjaga silaturahmi, kita akan mendapatkan keberkahan dalam hidup, dihindarkan dari azab Allah, dan dimudahkan jalan menuju surga.

 


Penutup Kajian


 

Jamaah yang dirahmati Allah, 

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan kekerabatan, baik dengan berkunjung, memberi bantuan, menyambung komunikasi, atau sekadar bertanya kabar. Bahkan, menyambung silaturahmi dengan orang yang pernah menyakiti kita adalah bentuk keutamaan yang sangat besar dalam Islam.

Dalam kajian ini, kita telah menggali tentang bahaya memutus silaturahmi, bentuk-bentuk silaturahmi yang dianjurkan, serta bagaimana cara memperbaiki hubungan yang telah renggang. Semoga Allah memberikan kita hati yang lapang untuk selalu menyambung tali persaudaraan dan menjauhkan kita dari perbuatan yang menghalangi kita masuk ke dalam surga-Nya.

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers