Hadits: Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Saudara-saudariku yang dirahmati Allah, 

Jika kita melihat realitas kehidupan hari ini, kita akan dapati betapa banyak orang merasa bahwa kebaikan itu hanya identik dengan sesuatu yang besar dan mencolok. Kita menilai amal baik hanya dari sedekah yang jutaan, proyek dakwah yang viral, atau bantuan yang menyelamatkan nyawa. Akibatnya, banyak orang merasa tidak mampu berbuat baik karena tidak memiliki harta, jabatan, atau kemampuan besar. Padahal dalam Islam, kebaikan tidak dinilai dari besar-kecilnya secara materi, tapi dari niat yang ikhlas dan perhatian terhadap sesama, sekecil apa pun bentuknya.

Seringkali pula kita mendapati wajah-wajah yang dingin dan hati yang enggan menyapa. Padahal hanya dengan senyuman yang tulus, kita bisa menyalakan harapan di hati orang lain. Sayangnya, akhlak yang ringan seperti ini sering dianggap remeh. Di sinilah pentingnya kita merenungi hadits yang akan kita bahas hari ini. Sebuah hadits singkat namun dalam, yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk membuka mata kita bahwa tidak ada kebaikan yang sia-sia, bahkan meski hanya sebuah senyuman.

Hadits ini datang untuk mengubah cara pandang kita terhadap amal, mengingatkan bahwa setiap bentuk kebaikan — sekecil apa pun — bernilai besar di sisi Allah ﷻ. Ia membangun semangat memberi dalam segala kondisi, memperkuat hubungan sosial, dan menanamkan budaya kasih sayang di tengah masyarakat. Maka, mari kita pelajari hadits ini dengan hati yang terbuka, agar kita tidak lagi menunda kebaikan hanya karena merasa itu terlalu kecil. Karena siapa tahu, justru dari amal kecil itulah Allah membuka pintu keberkahan dan ampunan untuk kita.


Dari Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah  bersabda:

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan sedikit pun, meskipun hanya dengan menemui saudaramu dengan wajah yang cerah.

HR. Muslim (2626).

 mp3: https://t.me/mp3qhn/320


Arti dan Penjelasan per Kalimat


لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا
"Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan sedikit pun."

Perkataan ini mengandung larangan keras untuk meremehkan sekecil apa pun bentuk kebaikan.

Huruf "لاdi awal menunjukkan larangan, dan bentuk fi’il "تَحْقِرَنَّyang bergandengan dengan huruf nun taukid menunjukkan penekanan agar hal ini sangat dijauhi.

Rasulullah  ingin membangun kesadaran bahwa nilai amal tidak selalu diukur dari besar kecilnya secara kasat mata, tetapi dari keikhlasan niat dan manfaatnya.

Makna "الْمَعْرُوفِmencakup seluruh bentuk kebaikan, baik berupa ucapan, tindakan, maupun isyarat yang dapat memberikan kebahagiaan atau manfaat bagi orang lain.

Ungkapan "شَيْئًاmenegaskan bahwa bahkan hal yang paling kecil sekali pun tidak layak untuk dianggap remeh.

Dalam kehidupan sosial, sering kali seseorang merasa bahwa amal kecilnya tidak berarti, padahal bisa jadi itulah sebab rahmat Allah turun kepadanya.

Pesan ini juga mengajarkan bahwa Islam menghargai setiap upaya kebaikan, sekecil dan sesederhana apa pun, selama dilakukan dengan niat yang benar.


وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
"Walaupun engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang cerah."

Perkataan ini memberikan contoh konkret dari kebaikan kecil yang tidak boleh diremehkan.

Kata "وَلَوْ" menunjukkan bahwa walaupun kebaikan tersebut tampak ringan, ia tetap bernilai.

"تَلْقَى أَخَاكَ" bermakna menjumpai sesama Muslim yang memiliki ikatan ukhuwah, yaitu persaudaraan karena iman.

"بِوَجْهٍ طَلْقٍ" berarti dengan wajah yang berseri, ramah, dan menyenangkan.

Senyuman atau wajah ramah adalah ekspresi yang tampak ringan tetapi bisa menimbulkan dampak psikologis yang besar bagi orang lain.

Islam mengajarkan bahwa akhlak yang baik seperti keramahan, senyum, dan raut wajah yang menenangkan adalah bagian dari amal saleh.

Hal ini menunjukkan bahwa amal ibadah tidak selalu dalam bentuk ritual, tetapi juga dalam bentuk interaksi sosial yang baik.

Dengan wajah yang cerah, seseorang bisa menanamkan rasa aman, cinta, dan persaudaraan dalam hati saudaranya.

Perkataan ini juga menunjukkan betapa Islam sangat memperhatikan aspek batin dalam hubungan antarmanusia, tidak sekadar perilaku lahiriah.

 


Syarah Hadits


يُبَيِّنُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nabi  menjelaskan

أَنَّ الْمُسْلِمَ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَحْقِرَ
bahwa seorang Muslim tidak wajib meremehkan

أَي: يُقَلِّلَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
yaitu menganggap sedikit kebaikan

أَي: مِنْ فِعْلِ الْخَيْرِ
yaitu dari perbuatan baik

شَيْئًا وَلَوْ أَنْ يَلْقَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
apa pun, walaupun hanya bertemu saudaranya sesama Muslim

بِوَجْهٍ طَلْقٍ
dengan wajah yang cerah

أَي: ضَاحِكٍ مُسْتَبْشِرٍ
yaitu tersenyum dan menampakkan kebahagiaan

وَلَيْسَ بِوَجْهٍ عَبُوسٍ مُكْفَهِرٍّ
dan bukan dengan wajah yang masam dan muram

فِي الْحَدِيثِ: أَنَّ مِنْ هَدْيِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam hadits ini: Termasuk tuntunan Nabi 

طَلَاقَةَ الْوَجْهِ عِنْدَ اللِّقَاءِ
adalah wajah yang ramah saat bertemu

وَفِيهِ: الْحَثُّ عَلَى فِعْلِ الْمَعْرُوفِ
Dan di dalamnya terdapat anjuran untuk melakukan kebaikan

قَلِيلًا كَانَ أَوْ كَثِيرًا
baik yang sedikit maupun yang banyak

بِالْمَالِ، أَوِ الْخُلُقِ الْحَسَنِ
dengan harta, atau dengan akhlak yang baik

وَفِيهِ: أَنَّ مِنْ هَدْيِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan di dalamnya: Termasuk dari tuntunan Nabi 

فِعْلَ الْمَعْرُوفِ وَإِنْ قَلَّ
adalah berbuat baik walaupun sedikit

Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/17589


Pelajaran dari Hadits ini


1. Jangan Meremehkan Kebaikan Sekecil Apa Pun

Dalam perkataan لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا (Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan sedikit pun), Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa tidak ada kebaikan yang terlalu kecil untuk dianggap tidak berarti. Setiap amal, walaupun tampaknya sepele, tetap bernilai besar di sisi Allah apabila dilakukan dengan niat yang tulus. Banyak orang merasa bahwa amal mereka tak berarti karena ukurannya kecil, padahal Allah tidak menilai dari besarnya, tetapi dari keikhlasan hati. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surah Az-Zalzalah ayat 7–8:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

(Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya). Hadits ini mengingatkan kita untuk tidak menunggu momen besar untuk berbuat baik, tetapi memulainya dari hal-hal kecil sehari-hari.


2. Kebaikan Bisa Dimulai dari Ekspresi Wajah

Perkataan وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ (Walaupun engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah yang cerah) memberikan contoh konkret dari kebaikan sederhana yang tidak boleh diremehkan. Senyum dan wajah yang ramah dapat menjadi amal kebaikan yang mendatangkan pahala dan mempererat hubungan antar sesama. Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pribadi yang selalu ramah dan menyenangkan bagi orang lain. 

Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Furqan: 63) pun Allah menyebutkan sifat para hamba-Nya yang baik, yakni mereka yang rendah hati dan tidak sombong saat berjumpa:

وَعِبَادُ الرَّحْمَـٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

(Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu (ialah) orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik)

Kebaikan wajah cerah ini menunjukkan bahwa akhlak yang baik bukan hanya amal ibadah pribadi, tetapi juga sedekah sosial.


3. Islam Menghargai Amal Sosial Sehari-hari

Perkataan مِنَ الْمَعْرُوفِ (dari kebaikan) menunjukkan bahwa dalam Islam, konsep kebaikan sangat luas. Ia tidak terbatas pada ritual seperti salat dan puasa, tetapi mencakup hal-hal yang berdampak baik bagi orang lain, termasuk dalam interaksi sosial. Menolong, mendamaikan, menyapa, memberi tempat duduk, hingga mendoakan sesama, semua itu masuk dalam cakupan ma’ruf. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 83, Allah memerintahkan untuk melakukan kebaikan kepada sesama:

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا

(Dan berkatalah kepada manusia dengan perkataan yang baik). Hadits ini mengingatkan bahwa berbuat baik tidak harus menunggu waktu dan tempat yang besar, tetapi bisa dilakukan dalam interaksi sehari-hari yang ringan namun berpengaruh.


4. Setiap Kebaikan Bernilai di Sisi Allah

Dalam perkataan شَيْئًا (sesuatu), Rasulullah ﷺ seolah menekankan bahwa tidak ada satu pun kebaikan yang sia-sia. Bahkan hal yang dianggap tidak penting oleh manusia tetap bernilai di sisi Allah jika dilakukan dengan niat yang benar. Ini menunjukkan betapa luasnya rahmat dan keadilan Allah dalam menilai amal. Dalam Surah Ali Imran ayat 115, Allah menegaskan:

وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ

(Dan apa saja kebaikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak diingkari (pahalanya))
Hadits ini juga memberi harapan bagi orang-orang yang merasa amalnya sedikit, bahwa selama mereka terus berbuat baik, Allah akan mencatatnya semua.


5. Menyebarkan Kebaikan dengan Wajah Cerah Membawa Dampak Luas

Perkataan وَجْهٍ طَلْقٍ (wajah yang cerah) mengajarkan bahwa sikap positif secara lahiriah mampu memengaruhi hati orang lain. Wajah yang berseri dan terbuka adalah wujud dari akhlak mulia yang bisa menyebarkan kebahagiaan, menghilangkan kesalahpahaman, dan membuka pintu persahabatan. Wajah cerah bukan hanya pantulan fisik, tetapi cerminan dari hati yang bersih dan niat yang ikhlas.Maka, senyum dan keramahan adalah sarana sedekah yang bisa dilakukan oleh semua orang.


6. Kebaikan Tidak Harus Selalu dengan Harta

Hadits ini mengajarkan bahwa bentuk kebaikan tidak selalu berupa materi. Senyum, kata-kata yang baik, dan perilaku lembut bisa menjadi sedekah yang sama nilainya di sisi Allah. Ini menjadi motivasi bagi mereka yang tidak memiliki banyak harta, bahwa kesempatan beramal terbuka luas bagi semua orang. Dalam Surah Al-Ma’idah ayat 2, Allah berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ

(Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan). Hadits ini juga mengajak kita untuk memperluas makna sedekah, bahwa ia tidak terbatas pada memberi uang, tetapi bisa juga dengan memberi kenyamanan, senyuman, atau bahkan doa yang baik.


7. Keutamaan Kebaikan dalam Hubungan Sosial

Dengan menyebut "أَخَاكَ" (saudaramu), Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya membangun hubungan baik sesama Muslim. Kebaikan sosial seperti menyapa, senyum, menenangkan, atau mendengarkan keluhan adalah ibadah yang besar nilainya. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 10, Allah menegaskan:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

(Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara). Hadits ini menunjukkan bahwa hubungan sosial dalam Islam bukan sekadar urusan duniawi, tetapi bagian dari akhlak Islam yang tinggi nilainya.


8. Kesederhanaan dalam Amal adalah Rahmat

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam tidak mempersulit umatnya dalam beramal. Bahkan perbuatan ringan seperti wajah yang cerah telah dihitung sebagai kebaikan. Ini membuktikan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 disebutkan:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya). Ini adalah rahmat bagi umat, agar siapa pun merasa mampu untuk dekat kepada Allah, tak peduli betapa sederhananya amal mereka.


9. Amal Kecil Bisa Menjadi Berat di Timbangan

Kebaikan kecil seperti senyum bisa menjadi besar jika dilakukan terus-menerus dengan niat yang ikhlas. Dalam hadits disebutkan:

  اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ

(Jagalah diri kalian dari neraka walaupun hanya dengan (bersedekah) separuh butir kurma – HR. Bukhari (6540) dan Muslim (1016). Ini menunjukkan bahwa kebaikan tidak diukur dari besar kecilnya, tapi dari keikhlasannya. Amal kecil yang terus-menerus bisa lebih dicintai Allah dibanding amal besar yang jarang dilakukan.


10. Jangan Malu untuk Memulai dari Kebaikan Kecil

Hadits ini juga mengajarkan untuk tidak menunggu kemampuan besar untuk beramal. Bahkan dengan hanya memberikan senyuman yang tulus, seseorang bisa mendapatkan pahala. Ini mendidik umat agar tidak merasa rendah diri dalam berbuat baik. Dalam Surah An-Nisa’ ayat 40 disebutkan:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

(Sesungguhnya Allah tidak menzalimi (seseorang) walaupun sebesar zarrah). Maka, jangan pernah meremehkan amal baik, dan jangan pula malu untuk memulainya dari hal yang kecil.


Kesimpulan:

Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan bahwa setiap bentuk kebaikan, sekecil apa pun, tetap bernilai besar di sisi Allah. Bahkan senyuman dan wajah cerah dapat menjadi amal yang mendatangkan pahala dan mempererat ukhuwah. Islam menanamkan bahwa amal bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga akhlak dalam pergaulan sehari-hari. Maka, jangan menunda atau meremehkan kebaikan, karena setiap niat baik dan tindakan ringan bisa menjadi pemberat amal di akhirat. 


Penutupan Kajian


 Alhamdulillāh, setelah kita bersama-sama mengkaji hadits yang mulia ini, kita memahami bahwa Islam adalah agama yang sangat menghargai setiap bentuk kebaikan, sekecil apa pun. Dalam sabda Nabi ﷺ ini, kita diajarkan untuk tidak pernah meremehkan amal saleh, walau hanya berupa senyuman kepada sesama. Karena bisa jadi, hal yang tampak kecil di mata manusia, justru menjadi besar di sisi Allah ﷻ.

Hadits ini mengajarkan kita bahwa kebaikan bukan hanya milik orang kaya atau berilmu, tetapi milik setiap Muslim yang memiliki hati yang ingin memberi. Bahkan orang yang tak punya harta, masih bisa menebar kebaikan lewat akhlak yang baik, wajah yang ramah, dan kepedulian yang tulus. Ini adalah bentuk kasih sayang Islam yang luar biasa, yang membuka jalan pahala bagi siapa saja tanpa memandang kemampuan duniawi.

Maka harapannya, setelah keluar dari majelis ini, kita semua membawa semangat baru untuk mempraktikkan hadits ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulailah dengan hal-hal sederhana: menyapa dengan ramah, membantu sebisanya, dan tidak menyepelekan amal kecil. Tanamkan keyakinan bahwa setiap senyuman, setiap bantuan ringan, setiap kata baik — semuanya tercatat di sisi Allah dan bisa menjadi sebab keselamatan kita di akhirat.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang gemar berbuat kebaikan dalam bentuk apa pun, dan menjauhkan kita dari sifat meremehkan amal sekecil apa pun. 

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang baik. Amin.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci

Followers