Hadits: Manusia Semakin Tua Semakin Cinta Harta dan Ingin Umur Panjang

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، أَمَّا بَعْدُ

Para peserta kajian yang saya hormati,
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits yang sangat penting, yang memberikan pemahaman mendalam tentang sifat dasar manusia dan bagaimana kita seharusnya menyikapi hidup ini dengan bijaksana. Hadits yang akan kita pelajari menyebutkan bahwa “Umur manusia memiliki batas yang sudah ditentukan oleh Allah Ta'ala, dan ada dua hal yang semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia: kecintaan terhadap harta dan keinginan untuk hidup lebih lama.”

Latar belakang dari kajian ini adalah kenyataan sosial yang ada di masyarakat kita, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, yang menunjukkan bahwa banyak dari kita terjebak dalam kesibukan mengejar kekayaan dan kehidupan duniawi, seringkali melupakan bahwa hidup ini sementara dan segala sesuatu di dunia ini akan berakhir. Pada banyak kesempatan, kita melihat bagaimana orang-orang begitu terobsesi dengan memperpanjang umur mereka, baik dengan cara-cara medis maupun dengan mengejar harta yang tak pernah ada habisnya. Fenomena ini menjadi salah satu tanda dari lupa atau bahkan penolakan terhadap kenyataan bahwa kematian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

Namun, di sisi lain, kita juga sering melihat betapa banyaknya orang yang sudah menginjak usia senja, namun semakin terperangkap dalam hasrat duniawi, seperti harta, popularitas, dan kenikmatan-kenikmatan dunia yang sifatnya sementara. Padahal, waktu yang terus berjalan harusnya menjadi pengingat bagi kita untuk memperbanyak amal saleh, memperbaiki diri, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Hadits ini mengingatkan kita akan dua kecenderungan yang ada dalam diri manusia: pertama, kecintaan yang berlebihan terhadap harta dan kehidupan duniawi, dan kedua, ketakutan yang mendalam terhadap kematian. Kedua hal ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi jebakan yang membuat kita melupakan tujuan hidup kita yang sesungguhnya, yaitu beribadah kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.

Urgensi mempelajari hadits ini sangat penting, terutama di zaman yang serba materialistis ini. Sebagai umat Islam, kita harus memahami bahwa hidup di dunia ini bukanlah tujuan akhir. Dunia adalah ladang amal bagi kita untuk menuai kebaikan yang akan kita bawa di hari kiamat. Kita perlu belajar bagaimana menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat dengan bijaksana, serta bagaimana agar tidak terjebak dalam kesenangan duniawi yang dapat menjauhkan kita dari Allah.

Oleh karena itu, kajian kali ini bukan hanya bertujuan untuk mempelajari teks hadits secara teoretis, tetapi juga untuk merenungkan makna yang terkandung di dalamnya dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita akan mencoba untuk memahami, bagaimana kecintaan terhadap dunia dan keinginan untuk hidup lebih lama bisa membawa kita pada kesengsaraan jika tidak disertai dengan pengendalian diri dan kesadaran akan kehidupan yang lebih abadi, yaitu kehidupan setelah mati.

Mari kita mulai kajian ini dengan niat yang tulus untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan menjadi pribadi yang lebih baik, yang selalu mengingat akhirat sebagai tujuan hidup kita yang sesungguhnya.

Semoga kajian ini membawa manfaat bagi kita semua, memperdalam pemahaman kita tentang hakikat kehidupan, dan mengarahkan kita untuk selalu memperbanyak amal saleh dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat. Aamiin. 


Dari  Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda:

يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَتَشِبُّ مِنهُ اثْنَتَانِ: الحِرْصُ عَلَى الْمَالِ، وَالْحِرْصُ عَلَى الْعُمُرِ

Anak Adam menua, dan dua hal dari dirinya semakin bertambah: yaitu ketamakan terhadap harta, dan ketamakan terhadap umur.

HR Al-Bukhari (6421) dan Muslim (1047)

Mendengarkan mp3 dari hadits ini:https://t.me/mp3qhn/361


Arti dan Penjelasan Per Kalimat


يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ

"Anak Adam menjadi tua."

Ini menjelaskan bahwa manusia secara alami mengalami penuaan seiring dengan berjalannya waktu. Ini menggambarkan proses fisik manusia yang tak terelakkan, yaitu bertambahnya usia.


وَتَشِبُّ مِنهُ اثْنَتَانِ

"Dan dua hal dari dirinya semakin bertambah."

Meskipun tubuh manusia menua, ada dua hal yang justru berkembang atau bertumbuh lebih kuat, yaitu kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam dirinya.


الحِرْصُ عَلَى الْمَالِ

 "ketamakan terhadap harta."

Meskipun usia seseorang bertambah tua, keinginan untuk memiliki lebih banyak harta tidak berkurang.

Hal ini menunjukkan sifat manusia yang terus menginginkan lebih, meskipun secara fisik semakin lemah.


وَالْحِرْصُ عَلَى الْعُمُرِ

"ketamakan terhadap umur."

Selain keinginan terhadap harta, manusia juga sering kali menginginkan umur yang panjang atau kehidupan yang lebih lama.

Kecenderungan ini menunjukkan bahwa meskipun tubuh semakin tua, keinginan untuk tetap hidup dan menikmati kehidupan masih sangat kuat.


Syarah Hadits


عُمَرُ الإنسَانِ لَهُ أَجَلٌ مُحَدَّدٌ عِندَ اللَّهِ تَعَالىٰ
Umur manusia memiliki batas yang telah ditentukan di sisi Allah Ta'ala.

وَلا يَعْلَمُه غَيْرُه سُبْحَانَهُ
Dan tidak ada yang mengetahuinya selain Dia, Maha Suci Allah.

وَمِن سَعادةِ الإنسَانِ طُولُ العُمُرِ وَحُسنُ العَمَلِ
Dan di antara kebahagiaan manusia adalah panjang umur dan baiknya amal perbuatannya.

وَمِن أَمَارَاتِ الشَّقَاءِ أَنْ يَطُولَ العُمُرُ، وَيَزْدَادَ أَمَلُ الإنسَانِ وَنَهَمُه لِلشَّهَواتِ مَعَ اِنْغِمَاسِهِ فِي المَعَاصِي
Dan di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah panjangnya umur seseorang, bertambahnya harapan serta kerakusannya terhadap syahwat, disertai dengan tenggelamnya dalam kemaksiatan.

وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخْبِرُنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan dalam hadits ini, Rasulullah mengabarkan kepada kita.

أَنَّ الإنسَانَ يَكْبَرُ وَيَطْعُنُ فِي السِّنِّ
Bahwa manusia semakin tua dan mencapai usia lanjut.

وَيَكْبُرُ وَيَعْظُمُ مَعَهُ خَصْلَتَانِ، وَهُمَا: الحِرْصُ عَلَى المَالِ، وَكَراهِيَةُ المَوْتِ وَنِسْيَانُهُ
Dan bersamaan dengan itu, dua sifat semakin besar dalam dirinya, yaitu: keserakahan terhadap harta dan kebencian terhadap kematian serta melupakannya.

وَالحِكْمَةُ فِي التَّخْصِيصِ بِهَذَيْنِ الأَمْرَيْنِ
Dan hikmah dalam pengkhususan terhadap dua hal ini.

أَنَّ أَحَبَّ الأَشْيَاءِ إِلَى ابْنِ آدَمَ نَفْسُهُ
Bahwa hal yang paling dicintai oleh anak Adam adalah dirinya sendiri.

فَهُوَ رَاغِبٌ فِي بَقَائِهَا
Maka ia sangat menginginkan kelangsungan hidupnya.

فَأَحَبَّ لِذَٰلِكَ طُولَ العُمُرِ، وَأَحَبَّ المَالَ
Oleh karena itu, ia mencintai panjang umur dan mencintai harta.

لِأَنَّهُ مِنْ أَعْظَمِ الأَسْبَابِ فِي دَوامِ الصِّحَّةِ
Karena harta merupakan salah satu sebab terbesar dalam menjaga kesehatan.

الَّتِي يَنْشَأُ عَنْهَا غَالِبًا طُولُ العُمُرِ
Yang darinya, biasanya, akan timbul umur yang panjang.

فَكُلَّمَا أَحَسَّ بِقُرْبِ نَفَادِ ذَٰلِكَ، اشْتَدَّ حُبُّهُ لَهُ، وَرَغْبَتُهُ فِي دَوامِهِ
Maka setiap kali ia merasa bahwa hal itu akan segera berakhir, semakin kuat kecintaannya terhadapnya, dan semakin besar keinginannya untuk mempertahankannya.

وَهَذَا تَنبيهٌ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan ini adalah peringatan dari Nabi .

عَلَى مَا فُطِرَ عَلَيْهِ النَّاسُ مِنْ حُبِّ المَالِ وَحُبِّ طُولِ العُمُرِ وَطُولِ الأَمَلِ فِيهَا
Terhadap fitrah manusia yang mencintai harta, mencintai umur panjang, dan panjang angan-angan dalam kehidupan ini.

حَتَّى لَا يَغْتَرُّوا وَلَا يُلهِيَهُمْ ذَٰلِكَ عَنْ مُجَاهَدَةِ النَّفْسِ
Agar mereka tidak tertipu dan tidak dilalaikan oleh hal itu dari perjuangan melawan hawa nafsu.

لِيَمْتَثِلُوا مَا أُمِرُوا بِهِ مِنَ الطَّاعَةِ وَيَنْزَجِرُوا عَمَّا نُهُوا عَنْهُ مِنَ المَعْصِيَةِ
Agar mereka melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka dari ketaatan dan menjauhi apa yang dilarang dari kemaksiatan.

وَفِي الحَدِيثِ: أَنَّ حُبَّ الدُّنْيَا وَكَراهِيَةَ المَوْتِ يَتَسَاوَىٰ فِيهِ الشَّبَابُ وَالشُّيُوخُ
Dan dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa kecintaan terhadap dunia dan kebencian terhadap kematian sama-sama terdapat pada pemuda dan orang tua.

وَفِيهِ: الحَثُّ عَلَى الإِقْبَالِ عَلَى الآخِرَةِ بِالْكُلِّيَّةِ
Dan dalam hadits ini juga terdapat anjuran untuk sepenuhnya mengarahkan diri kepada akhirat.

وَفِيهِ: ذَمُّ طُولِ الأَمَلِ، وَالحِرْصُ عَلَى جَمْعِ حُطَامِ الدُّنْيَا، خَاصَّةً لِمَنْ كَبِرَ سِنُّهُ
Dan dalam hadits ini terdapat celaan terhadap panjang angan-angan, serta ketamakan dalam mengumpulkan harta dunia yang fana, terutama bagi orang yang sudah lanjut usia.

Sumber: https://dorar.net/hadith/sharh/25578


Pelajaran dari Hadits ini


Hadis ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam kehidupan dunia yang sementara, tetapi fokus pada kehidupan akhirat. Kita harus berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dengan kewajiban spiritual kita, mengingat bahwa umur yang panjang dan harta yang banyak hanya bermanfaat jika digunakan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.

  1. Umur Manusia Sudah Ditetapkan oleh Allah

    • Setiap manusia memiliki batas umur yang sudah ditentukan oleh Allah.

    • Tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui kapan ajalnya tiba kecuali Allah.

  2. Kebahagiaan Sejati: Panjang Umur dengan Amal Shalih

    • Panjang umur bukanlah kebahagiaan sejati jika tidak diiringi dengan amal shalih.

    • Kebahagiaan yang hakiki adalah panjang umur yang digunakan untuk kebaikan dan ketaatan kepada Allah.

  3. Kesengsaraan: Panjang Umur dalam Kemaksiatan

    • Panjang umur bisa menjadi musibah jika hanya menambah kemaksiatan.

    • Orang yang semakin tua tetapi semakin tenggelam dalam syahwat adalah tanda kesengsaraan.

  4. Fitrah Manusia: Cinta Harta dan Takut Mati

    • Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa manusia memiliki dua kecenderungan alami:
      a. Keserakahan terhadap harta.
      b. Kebencian terhadap kematian.

    • Ini adalah naluri manusia yang jika tidak dikendalikan akan menjauhkannya dari akhirat.

  5. Mengapa Manusia Cinta Harta dan Umur Panjang?

    • Karena manusia mencintai dirinya sendiri dan ingin terus hidup.

    • Harta dianggap sebagai sarana utama untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup.

    • Semakin seseorang merasa dekat dengan ajalnya, semakin ia mencintai hartanya dan berusaha mempertahankannya.

  6. Peringatan Rasulullah ﷺ

    • Rasulullah ﷺ mengingatkan agar manusia tidak tertipu dengan cinta dunia.

    • Jangan sampai kecintaan pada harta dan umur panjang melalaikan dari perjuangan melawan hawa nafsu.

    • Manusia harus tetap fokus pada ketaatan dan menjauhi maksiat.

  7. Kecintaan Dunia: Tidak Mengenal Usia

    • Baik orang tua maupun pemuda memiliki kecenderungan yang sama dalam mencintai dunia dan takut mati.

    • Tidak ada jaminan bahwa bertambahnya usia membuat seseorang lebih dekat dengan akhirat jika tidak dibarengi dengan kesadaran iman.

  8. Seruan untuk Fokus pada Akhirat

    • Hadits ini menganjurkan manusia untuk mengarahkan hidupnya pada akhirat.

    • Dunia hanyalah tempat persinggahan, sedangkan akhirat adalah tempat tinggal abadi.

  9. Celaan terhadap Panjang Angan-angan (Thulul Amal)

    • Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa panjang angan-angan adalah hal tercela.

    • Panjang angan-angan menjadikan seseorang menunda-nunda taubat dan lalai dari amal shalih.

    • Semakin tua seseorang, seharusnya semakin sadar akan dekatnya kematian, bukan semakin rakus terhadap dunia.

  10. Peringatan bagi Orang yang Sudah Tua

  • Orang yang sudah tua seharusnya semakin dekat kepada Allah, bukan semakin serakah terhadap dunia.

  • Usia tua harus dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah, bukan mengumpulkan harta semata.

  1. Harta dan Umur: Ujian bagi Manusia

  • Baik kekayaan maupun umur panjang adalah ujian dari Allah.

  • Orang yang berhasil adalah yang menggunakan keduanya untuk amal shalih.

  1. Pentingnya Mengingat Kematian

  • Mengingat kematian dapat melembutkan hati dan mengurangi kecintaan terhadap dunia.

  • Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk sering mengingat kematian agar tidak lalai.

  1. Bahaya Menunda Taubat

  • Banyak orang yang menunda taubat dengan alasan masih ada waktu.

  • Panjang angan-angan membuat seseorang terus menunda taubat hingga ajal datang secara tiba-tiba.

  1. Harta yang Berkah vs. Harta yang Melalaikan

  • Harta yang berkah adalah harta yang digunakan untuk kebaikan dan diinfakkan di jalan Allah.

  • Harta yang melalaikan adalah harta yang hanya dikumpulkan tanpa manfaat akhirat.

  1. Keseimbangan dalam Mencari Dunia dan Akhirat

  • Islam tidak melarang mencari harta dan berusaha panjang umur, tetapi harus seimbang.

  • Dunia harus dijadikan sarana untuk akhirat, bukan tujuan utama.

  1. Kesadaran akan Hakikat Kehidupan

  • Kehidupan dunia hanya sementara, dan manusia akan mempertanggungjawabkan setiap amalnya di akhirat.

  • Semakin tua seseorang, semakin ia harus meningkatkan persiapannya untuk akhirat.

 


Penutup Kajian


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk bersama-sama mempelajari hadits yang begitu mulia ini. Semoga setiap kata yang kita dengar, setiap pemahaman yang kita peroleh, dan setiap ilmu yang kita dapatkan dapat menjadi bekal bagi kita dalam menjalani kehidupan ini dengan lebih baik, penuh kesadaran, dan dengan tujuan yang lebih jelas.

Saudaraku yang saya hormati,
Sebagai penutup kajian ini, marilah kita merenungkan faedah besar yang terkandung dalam hadits yang baru saja kita pelajari. Hadits ini mengingatkan kita akan dua kecenderungan alami manusia, yaitu kecintaan terhadap dunia dan ketakutan terhadap kematian. Kecintaan terhadap harta dan umur panjang bukanlah hal yang salah, selama itu tidak menghalangi kita dari tujuan utama hidup, yaitu beribadah kepada Allah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

Faedah utama yang kita ambil adalah bahwa kita harus bijak dalam menyikapi kedua hal tersebut. Harta, meskipun diperlukan, tidak boleh menjadi tujuan utama kita dalam hidup. Begitu pula dengan keinginan untuk hidup lebih lama, yang seharusnya diiringi dengan usaha untuk mengisi waktu yang diberikan Allah dengan amal saleh. Kita tidak bisa menjamin panjangnya umur, namun kita bisa memastikan bahwa umur yang kita jalani penuh dengan kebaikan dan manfaat bagi diri kita sendiri, keluarga, dan umat.

Hadits ini juga mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam kesenangan dunia yang bersifat sementara. Kita harus lebih fokus pada kehidupan yang kekal di akhirat. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, menjaga hati agar tidak terjerumus dalam keserakahan duniawi, dan senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri. Inilah hakekat dari kehidupan yang sejati, yaitu keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat.

Saya berharap, para peserta kajian yang mulia ini dapat mengaplikasikan pemahaman dari hadits ini dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kali kita merasa terhanyut dalam keinginan duniawi yang berlebihan, ingatlah bahwa dunia ini adalah sementara dan kita tidak tahu kapan Allah akan memanggil kita. Marilah kita senantiasa berusaha untuk menjadikan umur yang diberikan oleh Allah sebagai ladang amal, tidak hanya untuk mengejar dunia, tetapi lebih kepada memperbanyak kebaikan yang akan kita bawa ke akhirat nanti.

Semoga hadits ini memberi pencerahan bagi kita semua untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tujuan yang benar. Semoga kita selalu diberi kekuatan oleh Allah untuk menghindari godaan dunia yang menghalangi kita dari jalan-Nya, dan semoga setiap langkah kita selalu berada dalam keridhaan-Nya.

Akhirnya, saya mengajak kita semua untuk berdoa agar Allah memberi kita umur yang bermanfaat, hati yang selalu takut kepada-Nya, dan kemampuan untuk selalu memperbaiki diri serta amal perbuatan kita. Semoga ilmu yang kita peroleh dalam kajian ini menjadi amal jariyah yang terus mengalir manfaatnya, baik untuk kita maupun untuk umat Islam di mana pun berada. Aamiin.

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci