Khutbah: Gunakan Lima Sebelum Lima
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ
رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا
عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُونَ.
Kaum Muslimin yang Dirahmati
Allah,
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah
menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, nikmat kesehatan dan kesempatan,
sehingga pada hari yang mulia ini kita dapat berkumpul di rumah-Nya yang agung,
menunaikan salah satu kewajiban kita sebagai seorang hamba, yaitu shalat Jumat.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad ﷺ, beserta keluarga, para sahabat, dan
seluruh umatnya hingga akhir zaman. Semoga kita semua termasuk golongan yang
senantiasa meneladani sunah-sunah beliau dan mendapatkan syafaatnya kelak di
hari Kiamat.
Kaum Muslimin yang Dirahmati
Allah,
Kita sering kali terlena dalam pusaran waktu dan kesibukan
dunia. Hari berganti hari, minggu menjadi bulan, dan bulan beranjak tahun.
Tanpa terasa, usia terus bertambah, namun seringkali kita tidak menyadari bahwa
waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Kita disibukkan oleh berbagai
ambisi, terkadang hingga melupakan hak diri sendiri, hak keluarga, apalagi hak
Allah SWT.
Banyak di antara kita yang menunda-nunda kebaikan, menunggu
waktu yang 'tepat' untuk beribadah, belajar, atau beramal saleh, padahal tidak
ada yang bisa menjamin kapan waktu itu akan tiba.
Fenomena penyesalan di kemudian hari akibat kelalaian di
masa muda atau saat memiliki kelapangan, menjadi cerminan nyata dari
permasalahan ini. Kita melihat orang yang di masa mudanya sehat, namun tidak
memanfaatkan kesehatannya untuk beribadah atau berprestasi. Ada yang memiliki
harta melimpah, tapi enggan bersedekah. Ada yang memiliki waktu luang, tapi
justru menyia-nyiakannya.
Materi
tentang pentingnya memanfaatkan waktu dan potensi diri ini sangatlah krusial
untuk disampaikan dalam khutbah Jumat. Mengingat kehidupan modern yang serba
cepat dan penuh distraksi, umat Islam sangat perlu diingatkan akan nilai-nilai
fundamental dalam Islam yang mengajarkan pentingnya ghanimah atau memanfaatkan
peluang.
Khutbah
ini bukan hanya sekadar nasihat, namun juga sebuah peringatan, sebuah seruan
untuk introspeksi diri, dan panggilan untuk segera berbenah sebelum terlambat.
Kita semua menghadapi tantangan yang sama, yaitu bagaimana mengelola waktu dan
karunia Allah agar tidak menjadi kerugian di akhirat kelak.
Pesan-pesan
ini, insya Allah, akan menginspirasi dan membangkitkan kesadaran jamaah untuk
lebih proaktif dalam meraih kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pembacaan Hadits
Jamaah Jumat yang dirahmati
Allah,
Pada
kesempatan yang mulia ini, mari kita renungkan bersama sebuah hadits Rasulullah
ﷺ yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas,
yang sarat akan makna dan hikmah bagi kehidupan kita:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ
خَمْسٍ : شَبابَكَ قبلَ هَرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ
فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ
Artinya: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum
lima perkara: Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum
miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."
Arti dan Penjelasan Per Kalimat
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Marilah kita selami makna hadits agung ini, memetik hikmah
dari setiap perkataan yang terucap dari lisan mulia Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, agar kita mendapatkan pencerahan.
Hadits ini dimulai dengan kata
اغْتَنِمْ (Ightanim):
Kata ini berasal dari ghanimah yang
berarti keuntungan atau rampasan perang.
Dalam konteks ini, ia bermakna "manfaatkanlah
secara maksimal," "ambillah keuntungan
sebanyak-banyaknya," atau "jadikanlah sebagai aset
berharga." Ini adalah perintah untuk tidak menyia-nyiakan,
melainkan mengambil inisiatif untuk meraih manfaat dari hal-hal yang
disebutkan.
خَمْسًا (Khamsan):
Berarti "lima perkara." Ini
menunjukkan jumlah spesifik dari karunia atau kondisi yang harus dimanfaatkan.
قبلَ خَمْسٍ (Qabla Khamsin):
Artinya "sebelum lima perkara (yang
lain)." Ini menunjukkan adanya batas waktu, adanya kondisi yang akan
datang dan menghilangkan karunia sebelumnya. Ini adalah peringatan akan
datangnya keterbatasan.
شَبابَكَ (Syabaabaka):
"Masa mudamu." Maknanya adalah
periode di mana seseorang memiliki kekuatan fisik, semangat, dan energi yang
optimal.
قبلَ هَرَمِكَ (Qabla Haramika):
"Sebelum tuamu." Haram atau haram
berarti usia tua, di mana fisik mulai lemah, ingatan berkurang, dan semangat
menurun. Hadits ini mendorong kita untuk produktif dan beramal saat muda.
وصِحَّتَكَ (Wa Shihhataka):
"Dan sehatmu." Merujuk pada kondisi
tubuh yang prima, bebas dari penyakit, memungkinkan seseorang untuk bergerak
dan beraktivitas dengan leluasa.
قبلَ سَقَمِكَ (Qabla Saqamika):
"Sebelum sakitmu." Saqam
adalah penyakit atau kelemahan fisik. Ini mengingatkan kita untuk beribadah dan
beramal saat masih diberi kesehatan.
وغِناكَ (Wa Ghinaaka):
"Dan kayamu." Berarti kondisi
memiliki harta yang cukup bahkan berlebih, tidak kekurangan.
قبلَ فَقْرِكَ (Qabla Faqrika):
"Sebelum miskinmu." Faqr
adalah kemiskinan atau kekurangan harta. Ini adalah ajakan untuk bersedekah,
berinfak, dan menolong sesama saat masih memiliki kelapangan rezeki.
وفَرَاغَكَ (Wa Faraaghaka):
"Dan waktu luangmu." Artinya
kondisi di mana seseorang tidak terikat dengan banyak kesibukan atau tanggung
jawab yang mendesak.
قبلَ شُغْلِكَ (Qabla Syughlika):
"Sebelum sibukmu." Syughl
adalah kesibukan atau pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga. Ini adalah
dorongan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
وحَياتَكَ (Wa Hayaataka):
"Dan hidupmu." Maknanya adalah
kesempatan untuk bernapas, bergerak, berpikir, dan beramal di dunia ini.
قبلَ مَوْتِكَ (Qabla Mautika):
"Sebelum matimu." Maut adalah
kematian, akhir dari kehidupan dunia. Ini adalah peringatan puncak bahwa waktu
dan kesempatan beramal di dunia ini terbatas, dan batas akhirnya adalah
kematian.
Faedah Hadits Berdasarkan Urutan Perkataan
Kaum Muslimin yang Dirahmati
Allah,
Dari setiap perkataan dalam hadits yang agung ini,
terpancar mutiara hikmah yang tak ternilai harganya. Mari kita dalami
pelajaran-pelajaran penting ini dan jadikan sebagai bekal dalam menapaki jalan
kehidupan.
Pelajaran pertama:
Energi Muda, Investasi Masa Depan
Perkataan "شَبابَكَ قبلَ هَرَمِكَ" menggarisbawahi
pentingnya memanfaatkan periode masa muda yang penuh energi dan potensi. Masa
muda adalah fase di mana fisik masih kuat, pikiran masih tajam, dan semangat
masih membara. Ini adalah waktu terbaik untuk menuntut ilmu, beribadah dengan
khusyuk, membangun karakter, dan berkarya.
Berapa banyak orang yang di masa tuanya menyesali waktu
muda yang terbuang sia-sia? Di usia senja, fisik akan melemah, ingatan menurun,
dan mungkin banyak kesempatan telah luput.
Pelajaran Penting dan Hikmah:
Masa muda adalah anugerah terbesar yang seringkali
disia-siakan. Ia adalah modal awal untuk membangun fondasi kebaikan di dunia
dan akhirat. Jangan menunda-nunda amal saleh, belajar Al-Qur'an, atau berbakti
kepada orang tua dengan alasan "nanti saja kalau sudah tua."
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kahf ayat 13, tentang
Ashabul Kahfi yang diberi kekuatan iman di masa muda mereka:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ
وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman
kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.
Manfaatkan
waktu luang di masa muda untuk hafalan Al-Qur'an, menuntut ilmu agama,
berolahraga agar tubuh tetap sehat, aktif dalam kegiatan sosial, atau
mengembangkan keterampilan yang bermanfaat bagi umat dan diri sendiri. Jauhi
hal-hal yang melalaikan dan merusak potensi diri.
Pelajaran ke-2:
Kesehatan, Kunci Ibadah dan Produktivitas
Kesehatan adalah mahkota di kepala orang yang sehat yang
hanya bisa dilihat oleh orang sakit. Perkataan "وصِحَّتَكَ قبلَ
سَقَمِكَ" mengingatkan kita bahwa kondisi fisik yang prima adalah
nikmat yang tak ternilai harganya.
Saat sehat, kita bisa shalat berdiri, berpuasa, pergi haji
atau umrah, mencari nafkah, dan membantu sesama tanpa kesulitan. Namun, ketika
sakit datang, jangankan beribadah yang sempurna, sekadar makan atau bergerak
saja mungkin terasa sulit.
Pelajaran Penting dan Hikmah:
Jangan menunggu sakit untuk mulai menghargai kesehatan.
Gunakan kesehatan kita untuk taat kepada Allah, melakukan kebaikan, dan hal-hal
produktif. Sakit adalah pengingat akan keterbatasan dan kerapuhan manusia.
Nabi ﷺ bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya:
kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari)
Jaga
pola makan, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan hindari kebiasaan
buruk yang merusak kesehatan. Manfaatkan kesehatan untuk berjamaah di masjid,
melakukan ibadah sunah, dan membantu sesama yang membutuhkan.
Pelajaran ke-3:
Harta, Jembatan Menuju Kebaikan
Perkataan "وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ" menekankan
pentingnya memanfaatkan kekayaan atau kelapangan rezeki untuk beramal saleh
sebelum kondisi finansial berubah menjadi kekurangan. Harta bukanlah tujuan,
melainkan sarana untuk mencapai rida Allah.
Saat kita memiliki kelapangan rezeki, itulah saatnya untuk
bersedekah, berinfak, membantu fakir miskin, membangun masjid, atau mendukung
dakwah. Siapa yang tahu, mungkin di kemudian hari, kondisi ekonomi bisa berubah
drastis.
Pelajaran Penting dan Hikmah:
Kekayaan adalah amanah dari Allah. Orang yang kaya memiliki
kesempatan lebih besar untuk beramal saleh dan meraih pahala berlipat ganda,
asalkan ia menggunakannya di jalan Allah.
Jangan tunda sedekah hingga nanti 'kalau sudah kaya
sekali', karena kekayaan itu sendiri bisa saja pergi.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ
سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ
وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Sisihkan
sebagian rezeki untuk sedekah rutin, wakaf, membantu anak yatim dan dhuafa.
Berinvestasi pada hal-hal yang memberikan manfaat jangka panjang, baik di dunia
maupun akhirat, seperti pendidikan agama atau pembangunan fasilitas umum.
Pelajaran ke-4:
Waktu Luang, Ladang Pahala
Perkataan "وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ"
mengingatkan kita untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat
sebelum datangnya kesibukan yang menyita segalanya.
Seringkali kita menunda membaca Al-Qur'an, shalat Dhuha,
atau belajar ilmu agama dengan alasan "nanti saja kalau sudah ada waktu
luang." Namun, tak jarang waktu luang itu berlalu begitu saja tanpa
dimanfaatkan, dan kemudian datanglah kesibukan yang justru membuat kita semakin
sulit beramal.
Pelajaran Penting dan Hikmah:
Waktu luang adalah nikmat yang seringkali disalahgunakan.
Ia bisa menjadi sumber pahala berlimpah atau penyesalan mendalam. Manfaatkan
setiap detik yang kita miliki untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Selain hadits kesehatan dan waktu luang yang telah
disebutkan, Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Insyirah ayat 7:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Buat
jadwal harian untuk mengoptimalkan waktu luang. Gunakan waktu luang untuk
membaca Al-Qur'an, berdzikir, menuntut ilmu, atau silaturahmi.
Hindari
menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang sia-sia seperti terlalu banyak
bermain game, menonton hiburan yang tidak bermanfaat, atau sekadar
bermalas-malasan.
Pelajaran ke-5:
Kehidupan, Kesempatan Terakhir Beramal
Perkataan pamungkas "وحَياتَكَ قبلَ
مَوْتِكَ" adalah intisari dari semua nasihat sebelumnya, dan
sekaligus merupakan peringatan yang paling mendalam. Kehidupan di dunia ini
adalah satu-satunya kesempatan kita untuk beramal, bertaubat, dan mengumpulkan
bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.
Kematian adalah batas akhir dari semua kesempatan itu.
Setelah nyawa dicabut, tidak ada lagi peluang untuk menambah kebaikan, memohon
ampunan, atau memperbaiki kesalahan.
Pelajaran Penting dan Hikmah:
Setiap hembusan napas adalah anugerah dan kesempatan. Hidup
adalah perjalanan menuju akhirat, dan setiap langkah harus diisi dengan
persiapan. Jangan sia-siakan hidup dengan kemaksiatan atau kelalaian, karena
penyesalan di alam kubur tidak akan ada artinya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Munafiqun ayat 10-11:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ
قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي
إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَنْ
يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾
Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu;
lalu ia berkata (menyesali): "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali
tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktunya. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Hidupkanlah setiap hari seolah-olah itu adalah hari
terakhir kita. Perbanyak istighfar dan taubat. Jangan menunda kewajiban shalat,
zakat, atau puasa.
Berlomba-lomba dalam kebaikan dan hindari perbuatan dosa.
Jadikan setiap aktivitas sebagai ibadah, niatkan untuk meraih ridha Allah.
Penutup Khutbah Pertama
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Demikianlah lima nasihat agung dari Rasulullah ﷺ yang wajib kita renungkan dan amalkan: memanfaatkan masa muda
sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum
sibuk, dan hidup sebelum mati.
Kelima karunia ini adalah modal berharga yang Allah
anugerahkan kepada kita. Jika kita mampu mengoptimalkannya, niscaya kebahagiaan
dunia dan akhirat akan kita raih.
Sebaliknya, jika kita menyia-nyiakannya, maka penyesalan di
kemudian hari tak akan ada gunanya.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan hadits ini sebagai
panduan hidup.
Mari kita bangkit dari kelalaian, jangan menunda-nunda amal
saleh.
Mari kita isi sisa usia kita dengan ketakwaan,
produktivitas, dan kebermanfaatan bagi diri sendiri, keluarga, dan umat.
Ingatlah selalu, bahwa waktu adalah pedang, jika tidak kau
gunakan untuk kebaikan, ia akan menebasmu dengan penyesalan.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,
Intisari dari khutbah kita hari ini adalah seruan Nabi ﷺ untuk memanfaatkan lima karunia sebelum datangnya lima
batasan. Yakni, manfaatkanlah masa muda sebelum tua, kesehatan sebelum
sakit, kekayaan sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan kehidupan
sebelum kematian.
Ini adalah prinsip agung dalam Islam yang mengajarkan kita
untuk tidak menunda kebaikan, bersyukur atas nikmat yang ada, dan senantiasa
berorientasi pada kehidupan akhirat.
Mari kita jadikan hadits ini sebagai cambuk bagi hati kita,
agar senantiasa bergegas dalam beramal saleh. Jangan biarkan waktu berlalu
begitu saja tanpa ada jejak kebaikan.
Marilah kita jadikan setiap detik, setiap hembusan napas,
setiap karunia yang Allah berikan, sebagai ladang untuk menanam pahala.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi
hamba-Nya yang pandai bersyukur, yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk
meraih ridha-Nya.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu petunjuk,
ketakwaan, kesucian diri, dan kecukupan.
اللَّهُمَّ فَقِّهْنَا فِي الدِّينِ
وَعَلِّمْنَا التَّأْوِيلَ
Ya Allah, jadikanlah kami faqih dalam agama dan
ajarkanlah kami tafsir (pemahaman yang benar).
اللَّهُمَّ انْفَعْنَا
بِمَا عَلَّمْتَنَا وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا
Ya Allah, berikanlah kami manfaat dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami, ajarkanlah kami apa yang bermanfaat bagi kami, dan
tambahkanlah ilmu bagi kami.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
Ya Allah, ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat,
Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab api neraka.
[Penutup]
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ
اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
وَأَقِمِ الصَّلاةَ