Khutbah: Gunakan Lima Sebelum Lima

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ


KHUTBAH PERTAMA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pada hari yang mulia ini kita dapat berkumpul di rumah-Nya yang agung, menunaikan salah satu kewajiban kita sebagai seorang hamba, yaitu shalat Jumat.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad , beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Semoga kita semua termasuk golongan yang senantiasa meneladani sunah-sunah beliau dan mendapatkan syafaatnya kelak di hari Kiamat.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Kita sering kali terlena dalam pusaran waktu dan kesibukan dunia. Hari berganti hari, minggu menjadi bulan, dan bulan beranjak tahun. Tanpa terasa, usia terus bertambah, namun seringkali kita tidak menyadari bahwa waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali. Kita disibukkan oleh berbagai ambisi, terkadang hingga melupakan hak diri sendiri, hak keluarga, apalagi hak Allah SWT.

Banyak di antara kita yang menunda-nunda kebaikan, menunggu waktu yang 'tepat' untuk beribadah, belajar, atau beramal saleh, padahal tidak ada yang bisa menjamin kapan waktu itu akan tiba.

Fenomena penyesalan di kemudian hari akibat kelalaian di masa muda atau saat memiliki kelapangan, menjadi cerminan nyata dari permasalahan ini. Kita melihat orang yang di masa mudanya sehat, namun tidak memanfaatkan kesehatannya untuk beribadah atau berprestasi. Ada yang memiliki harta melimpah, tapi enggan bersedekah. Ada yang memiliki waktu luang, tapi justru menyia-nyiakannya.

Materi tentang pentingnya memanfaatkan waktu dan potensi diri ini sangatlah krusial untuk disampaikan dalam khutbah Jumat. Mengingat kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, umat Islam sangat perlu diingatkan akan nilai-nilai fundamental dalam Islam yang mengajarkan pentingnya ghanimah atau memanfaatkan peluang.

Khutbah ini bukan hanya sekadar nasihat, namun juga sebuah peringatan, sebuah seruan untuk introspeksi diri, dan panggilan untuk segera berbenah sebelum terlambat. Kita semua menghadapi tantangan yang sama, yaitu bagaimana mengelola waktu dan karunia Allah agar tidak menjadi kerugian di akhirat kelak.

Pesan-pesan ini, insya Allah, akan menginspirasi dan membangkitkan kesadaran jamaah untuk lebih proaktif dalam meraih kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Pembacaan Hadits


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita renungkan bersama sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, yang sarat akan makna dan hikmah bagi kehidupan kita:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ : شَبابَكَ قبلَ هَرَمِكَ ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ

Artinya: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."


Arti dan Penjelasan Per Kalimat


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Marilah kita selami makna hadits agung ini, memetik hikmah dari setiap perkataan yang terucap dari lisan mulia Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar kita mendapatkan pencerahan.


Hadits ini dimulai dengan kata

اغْتَنِمْ (Ightanim):

Kata ini berasal dari ghanimah yang berarti keuntungan atau rampasan perang.

Dalam konteks ini, ia bermakna "manfaatkanlah secara maksimal," "ambillah keuntungan sebanyak-banyaknya," atau "jadikanlah sebagai aset berharga." Ini adalah perintah untuk tidak menyia-nyiakan, melainkan mengambil inisiatif untuk meraih manfaat dari hal-hal yang disebutkan.


خَمْسًا (Khamsan):

Berarti "lima perkara." Ini menunjukkan jumlah spesifik dari karunia atau kondisi yang harus dimanfaatkan.


قبلَ خَمْسٍ (Qabla Khamsin):

Artinya "sebelum lima perkara (yang lain)." Ini menunjukkan adanya batas waktu, adanya kondisi yang akan datang dan menghilangkan karunia sebelumnya. Ini adalah peringatan akan datangnya keterbatasan.


شَبابَكَ (Syabaabaka):

"Masa mudamu." Maknanya adalah periode di mana seseorang memiliki kekuatan fisik, semangat, dan energi yang optimal.


قبلَ هَرَمِكَ (Qabla Haramika):

"Sebelum tuamu." Haram atau haram berarti usia tua, di mana fisik mulai lemah, ingatan berkurang, dan semangat menurun. Hadits ini mendorong kita untuk produktif dan beramal saat muda.


وصِحَّتَكَ (Wa Shihhataka):

"Dan sehatmu." Merujuk pada kondisi tubuh yang prima, bebas dari penyakit, memungkinkan seseorang untuk bergerak dan beraktivitas dengan leluasa.


قبلَ سَقَمِكَ (Qabla Saqamika):

"Sebelum sakitmu." Saqam adalah penyakit atau kelemahan fisik. Ini mengingatkan kita untuk beribadah dan beramal saat masih diberi kesehatan.


وغِناكَ (Wa Ghinaaka):

"Dan kayamu." Berarti kondisi memiliki harta yang cukup bahkan berlebih, tidak kekurangan.


قبلَ فَقْرِكَ (Qabla Faqrika):

"Sebelum miskinmu." Faqr adalah kemiskinan atau kekurangan harta. Ini adalah ajakan untuk bersedekah, berinfak, dan menolong sesama saat masih memiliki kelapangan rezeki.


وفَرَاغَكَ (Wa Faraaghaka):

"Dan waktu luangmu." Artinya kondisi di mana seseorang tidak terikat dengan banyak kesibukan atau tanggung jawab yang mendesak.


قبلَ شُغْلِكَ (Qabla Syughlika):

"Sebelum sibukmu." Syughl adalah kesibukan atau pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga. Ini adalah dorongan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.


وحَياتَكَ (Wa Hayaataka):

"Dan hidupmu." Maknanya adalah kesempatan untuk bernapas, bergerak, berpikir, dan beramal di dunia ini.


قبلَ مَوْتِكَ (Qabla Mautika):

"Sebelum matimu." Maut adalah kematian, akhir dari kehidupan dunia. Ini adalah peringatan puncak bahwa waktu dan kesempatan beramal di dunia ini terbatas, dan batas akhirnya adalah kematian.


Faedah Hadits Berdasarkan Urutan Perkataan


Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Dari setiap perkataan dalam hadits yang agung ini, terpancar mutiara hikmah yang tak ternilai harganya. Mari kita dalami pelajaran-pelajaran penting ini dan jadikan sebagai bekal dalam menapaki jalan kehidupan.


Pelajaran pertama:

Energi Muda, Investasi Masa Depan

Perkataan "شَبابَكَ قبلَ هَرَمِكَ" menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan periode masa muda yang penuh energi dan potensi. Masa muda adalah fase di mana fisik masih kuat, pikiran masih tajam, dan semangat masih membara. Ini adalah waktu terbaik untuk menuntut ilmu, beribadah dengan khusyuk, membangun karakter, dan berkarya.

Berapa banyak orang yang di masa tuanya menyesali waktu muda yang terbuang sia-sia? Di usia senja, fisik akan melemah, ingatan menurun, dan mungkin banyak kesempatan telah luput.

Pelajaran Penting dan Hikmah:

Masa muda adalah anugerah terbesar yang seringkali disia-siakan. Ia adalah modal awal untuk membangun fondasi kebaikan di dunia dan akhirat. Jangan menunda-nunda amal saleh, belajar Al-Qur'an, atau berbakti kepada orang tua dengan alasan "nanti saja kalau sudah tua."

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kahf ayat 13, tentang Ashabul Kahfi yang diberi kekuatan iman di masa muda mereka:

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.

Manfaatkan waktu luang di masa muda untuk hafalan Al-Qur'an, menuntut ilmu agama, berolahraga agar tubuh tetap sehat, aktif dalam kegiatan sosial, atau mengembangkan keterampilan yang bermanfaat bagi umat dan diri sendiri. Jauhi hal-hal yang melalaikan dan merusak potensi diri.


Pelajaran ke-2:

Kesehatan, Kunci Ibadah dan Produktivitas

Kesehatan adalah mahkota di kepala orang yang sehat yang hanya bisa dilihat oleh orang sakit. Perkataan "وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ" mengingatkan kita bahwa kondisi fisik yang prima adalah nikmat yang tak ternilai harganya.

Saat sehat, kita bisa shalat berdiri, berpuasa, pergi haji atau umrah, mencari nafkah, dan membantu sesama tanpa kesulitan. Namun, ketika sakit datang, jangankan beribadah yang sempurna, sekadar makan atau bergerak saja mungkin terasa sulit.

Pelajaran Penting dan Hikmah:

Jangan menunggu sakit untuk mulai menghargai kesehatan. Gunakan kesehatan kita untuk taat kepada Allah, melakukan kebaikan, dan hal-hal produktif. Sakit adalah pengingat akan keterbatasan dan kerapuhan manusia.

Nabi bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari)

Jaga pola makan, rutin berolahraga, istirahat yang cukup, dan hindari kebiasaan buruk yang merusak kesehatan. Manfaatkan kesehatan untuk berjamaah di masjid, melakukan ibadah sunah, dan membantu sesama yang membutuhkan.


Pelajaran ke-3:

Harta, Jembatan Menuju Kebaikan

Perkataan "وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ" menekankan pentingnya memanfaatkan kekayaan atau kelapangan rezeki untuk beramal saleh sebelum kondisi finansial berubah menjadi kekurangan. Harta bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai rida Allah.

Saat kita memiliki kelapangan rezeki, itulah saatnya untuk bersedekah, berinfak, membantu fakir miskin, membangun masjid, atau mendukung dakwah. Siapa yang tahu, mungkin di kemudian hari, kondisi ekonomi bisa berubah drastis.

Pelajaran Penting dan Hikmah:

Kekayaan adalah amanah dari Allah. Orang yang kaya memiliki kesempatan lebih besar untuk beramal saleh dan meraih pahala berlipat ganda, asalkan ia menggunakannya di jalan Allah.

Jangan tunda sedekah hingga nanti 'kalau sudah kaya sekali', karena kekayaan itu sendiri bisa saja pergi.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Sisihkan sebagian rezeki untuk sedekah rutin, wakaf, membantu anak yatim dan dhuafa. Berinvestasi pada hal-hal yang memberikan manfaat jangka panjang, baik di dunia maupun akhirat, seperti pendidikan agama atau pembangunan fasilitas umum.


Pelajaran ke-4:

Waktu Luang, Ladang Pahala

Perkataan "وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ" mengingatkan kita untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat sebelum datangnya kesibukan yang menyita segalanya.

Seringkali kita menunda membaca Al-Qur'an, shalat Dhuha, atau belajar ilmu agama dengan alasan "nanti saja kalau sudah ada waktu luang." Namun, tak jarang waktu luang itu berlalu begitu saja tanpa dimanfaatkan, dan kemudian datanglah kesibukan yang justru membuat kita semakin sulit beramal.

Pelajaran Penting dan Hikmah:

Waktu luang adalah nikmat yang seringkali disalahgunakan. Ia bisa menjadi sumber pahala berlimpah atau penyesalan mendalam. Manfaatkan setiap detik yang kita miliki untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Selain hadits kesehatan dan waktu luang yang telah disebutkan, Allah SWT juga berfirman dalam Surah Al-Insyirah ayat 7:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Buat jadwal harian untuk mengoptimalkan waktu luang. Gunakan waktu luang untuk membaca Al-Qur'an, berdzikir, menuntut ilmu, atau silaturahmi.

Hindari menghabiskan waktu luang dengan hal-hal yang sia-sia seperti terlalu banyak bermain game, menonton hiburan yang tidak bermanfaat, atau sekadar bermalas-malasan.


Pelajaran ke-5:

Kehidupan, Kesempatan Terakhir Beramal

Perkataan pamungkas "وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ" adalah intisari dari semua nasihat sebelumnya, dan sekaligus merupakan peringatan yang paling mendalam. Kehidupan di dunia ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk beramal, bertaubat, dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.

Kematian adalah batas akhir dari semua kesempatan itu. Setelah nyawa dicabut, tidak ada lagi peluang untuk menambah kebaikan, memohon ampunan, atau memperbaiki kesalahan.

Pelajaran Penting dan Hikmah:

Setiap hembusan napas adalah anugerah dan kesempatan. Hidup adalah perjalanan menuju akhirat, dan setiap langkah harus diisi dengan persiapan. Jangan sia-siakan hidup dengan kemaksiatan atau kelalaian, karena penyesalan di alam kubur tidak akan ada artinya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Munafiqun ayat 10-11:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata (menyesali): "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hidupkanlah setiap hari seolah-olah itu adalah hari terakhir kita. Perbanyak istighfar dan taubat. Jangan menunda kewajiban shalat, zakat, atau puasa.

Berlomba-lomba dalam kebaikan dan hindari perbuatan dosa. Jadikan setiap aktivitas sebagai ibadah, niatkan untuk meraih ridha Allah.


Penutup Khutbah Pertama


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikianlah lima nasihat agung dari Rasulullah yang wajib kita renungkan dan amalkan: memanfaatkan masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan hidup sebelum mati.

Kelima karunia ini adalah modal berharga yang Allah anugerahkan kepada kita. Jika kita mampu mengoptimalkannya, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita raih.

Sebaliknya, jika kita menyia-nyiakannya, maka penyesalan di kemudian hari tak akan ada gunanya.

Oleh karena itu, marilah kita jadikan hadits ini sebagai panduan hidup.

Mari kita bangkit dari kelalaian, jangan menunda-nunda amal saleh.

Mari kita isi sisa usia kita dengan ketakwaan, produktivitas, dan kebermanfaatan bagi diri sendiri, keluarga, dan umat.

Ingatlah selalu, bahwa waktu adalah pedang, jika tidak kau gunakan untuk kebaikan, ia akan menebasmu dengan penyesalan.


بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

Kaum Muslimin yang Dirahmati Allah,

Intisari dari khutbah kita hari ini adalah seruan Nabi untuk memanfaatkan lima karunia sebelum datangnya lima batasan. Yakni, manfaatkanlah masa muda sebelum tua, kesehatan sebelum sakit, kekayaan sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan kehidupan sebelum kematian.

Ini adalah prinsip agung dalam Islam yang mengajarkan kita untuk tidak menunda kebaikan, bersyukur atas nikmat yang ada, dan senantiasa berorientasi pada kehidupan akhirat.

Mari kita jadikan hadits ini sebagai cambuk bagi hati kita, agar senantiasa bergegas dalam beramal saleh. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja tanpa ada jejak kebaikan.

Marilah kita jadikan setiap detik, setiap hembusan napas, setiap karunia yang Allah berikan, sebagai ladang untuk menanam pahala.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjadi hamba-Nya yang pandai bersyukur, yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk meraih ridha-Nya.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri, dan kecukupan.

اللَّهُمَّ فَقِّهْنَا فِي الدِّينِ وَعَلِّمْنَا التَّأْوِيلَ

Ya Allah, jadikanlah kami faqih dalam agama dan ajarkanlah kami tafsir (pemahaman yang benar).

اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَزِدْنَا عِلْمًا

Ya Allah, berikanlah kami manfaat dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, ajarkanlah kami apa yang bermanfaat bagi kami, dan tambahkanlah ilmu bagi kami.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

Ya Allah, ampunilah dosa kaum Muslimin dan Muslimat, Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab api neraka.

 

[Penutup]

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

وَأَقِمِ الصَّلاةَ

 

 

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci