Hadits: Syafaat dan Rahmat Allah Bagi Orang Beriman Di Hari Kiamat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah ﷻ yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam majelis ilmu yang penuh keberkahan ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang lurus, serta kepada keluarga dan para sahabatnya yang setia dalam perjuangan dakwah.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Salah satu realitas di masyarakat kita saat ini adalah semakin menipisnya rasa takut akan siksa akhirat. Banyak di antara kita yang menganggap remeh dosa dan mengabaikan konsekuensi dari perbuatan maksiat. Tidak sedikit pula yang putus asa dari rahmat Allah karena merasa telah terjerumus terlalu dalam dalam dosa, hingga meyakini bahwa mereka tidak lagi memiliki harapan untuk mendapatkan ampunan. Di sisi lain, ada juga yang terlalu bergantung pada rahmat Allah tanpa berusaha memperbaiki diri dan bertakwa kepada-Nya.
Kajian kita hari ini akan membahas sebuah hadits yang menggambarkan luasnya rahmat Allah ﷻ bagi hamba-hamba-Nya. Hadits ini mengisahkan bagaimana syafaat diberikan pada hari kiamat—mulai dari para malaikat, para nabi, hingga orang-orang beriman—dan bagaimana pada akhirnya, Allah ﷻ, sebagai Arhamur Rahimin (Yang Maha Pengasih di antara para pengasih), menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang memiliki seberat atom keimanan.
Mengapa kajian ini penting? Karena hadits ini mengajarkan keseimbangan antara harapan dan rasa takut kepada Allah ﷻ. Kita tidak boleh berputus asa dari rahmat-Nya, namun kita juga tidak boleh terlena hingga meremehkan dosa. Dari kajian ini, kita akan memahami bahwa Allah ﷻ tidak menzalimi seorang pun, bahwa keimanan sekecil apa pun tetap memiliki nilai di sisi-Nya, dan bahwa keselamatan di akhirat adalah anugerah yang harus kita perjuangkan sejak di dunia.
Semoga dengan mengikuti kajian ini, kita dapat meningkatkan keimanan, memperkuat keyakinan akan keadilan dan kasih sayang Allah, serta lebih termotivasi untuk memperbaiki amal kita agar termasuk dalam golongan yang mendapatkan rahmat dan syafaat di hari kiamat. Mari kita simak kajian ini dengan hati yang terbuka, semoga Allah ﷻ menambahkan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua. Aamiin.
Kita bacakan haditsnya:
-----
Dari Abu Sa’id
Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:
إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ وَأَمِنُوا؛ فَوَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ! مَا مُجَادَلَةُ أَحَدِكُمْ لِصَاحِبِهِ فِي الْحَقِّ يَكُونُ
لَهُ فِي الدُّنْيَا بِأَشَدَّ مِنْ مُجَادَلَةِ الْمُؤْمِنِينَ لِرَبِّهِمْ فِي
إِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ أُدْخِلُوا النَّارَ.
قَالَ: يَقُولُونَ: رَبَّنَا! إِخْوَانُنَا كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا،
وَيَصُومُونَ مَعَنَا، وَيَحُجُّونَ مَعَنَا، وَيُجَاهِدُونَ مَعَنَا،
فَأَدْخَلْتَهُمُ النَّارَ. قَالَ: فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ
عَرَفْتُمْ مِنْهُمْ، فَيَأْتُونَهُمْ، فَيَعْرِفُونَهُمْ بِصُوَرِهِمْ، لَا
تَأْكُلُ النَّارُ صُوَرَهُمْ، لَمْ تَغْشَ الْوَجْهَ، فَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ
النَّارُ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ إِلَى
كَعْبَيْهِ، فَيُخْرِجُونَ مِنْهَا بَشَرًا كَثِيرًا، فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا!
قَدْ أَخْرَجْنَا مَنْ أَمَرْتَنَا.
قَالَ: ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ
دِينَارٍ مِنَ الْإِيمَانِ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُ:
أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ وَزْنُ نِصْفِ دِينَارٍ، فَيُخْرِجُونَ
خَلْقًا كَثِيرًا، ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ
ذَرَّةٍ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا.
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: فَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْ بِهَذَا الْحَدِيثِ
فَلْيَقْرَأْ هَذِهِ الْآيَةَ: إِنَّ اللَّهَ لَا
يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ
لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا [النِّسَاء: 40].
قَالَ: فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا! قَدْ أَخْرَجْنَا مَنْ أَمَرْتَنَا، فَلَمْ
يَبْقَ فِي النَّارِ أَحَدٌ فِيهِ خَيْرٌ.
قَالَ: ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ: شَفَعَتِ الْمَلَائِكَةُ، وَشَفَعَتِ
الْأَنْبِيَاءُ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ، وَبَقِيَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.
قَالَ: فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ - أَوْ قَالَ: قَبْضَتَيْنِ -
نَاسًا لَمْ يَعْمَلُوا لِلَّهِ خَيْرًا قَطُّ؛ قَدِ احْتَرَقُوا حَتَّى صَارُوا
حُمَمًا.
قَالَ: فَيُؤْتَى بِهِمْ إِلَى مَاءٍ يُقَالُ لَهُ: الْحَيَاةُ، فَيُصَبُّ
عَلَيْهِمْ، فَيَنْبُتُونَ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ، قَدْ
رَأَيْتُمُوهَا إِلَى جَانِبِ الصَّخْرَةِ، وَإِلَى جَانِبِ الشَّجَرَةِ، فَمَا
كَانَ إِلَى الشَّمْسِ مِنْهَا كَانَ أَخْضَرَ، وَمَا كَانَ مِنْهَا إِلَى
الظِّلِّ كَانَ أَبْيَضَ.
قَالَ: فَيَخْرُجُونَ مِنْ أَجْسَادِهِمْ مِثْلَ اللُّؤْلُؤِ، وَفِي أَعْنَاقِهِمُ
الْخَاتَمُ - وَفِي رِوَايَةٍ: الْخَوَاتِمُ - عُتَقَاءُ اللَّهِ.
قَالَ: فَيُقَالُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ، فَمَا تَمَنَّيْتُمْ
وَرَأَيْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ لَكُمْ وَمِثْلُهُ مَعَهُ.
فَيَقُولُ أَهْلُ الْجَنَّةِ: هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الرَّحْمَنِ
أَدْخَلَهُمُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ، وَلَا خَيْرٍ قَدَّمُوهُ.
قَالَ: فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا! أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا
مِنَ الْعَالَمِينَ.
قَالَ: فَيَقُولُ: فَإِنَّ لَكُمْ عِنْدِي أَفْضَلَ مِنْهُ.
فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا! وَمَا أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ؟
قَالَ: فَيَقُولُ: رِضَائِي عَنْكُمْ؛
فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ أَبَدًا.
HR Ibnu Majah (60) dan Ahmad (11917)
Arti Per
Kalimat
Keadaan Orang Beriman Setelah
Selamat dari Neraka
إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ
وَأَمِنُوا
"Ketika
orang-orang beriman telah selamat dari neraka dan merasa aman,"
Ini menggambarkan kondisi
orang-orang beriman setelah mereka sepenuhnya terbebas dari neraka dan merasa
aman dari siksaannya. Setelah melalui berbagai tahap hisab dan syafaat, mereka
akhirnya diselamatkan oleh rahmat Allah dan dijauhkan dari segala ketakutan
serta penderitaan yang ada di neraka.
Keadaan ini menandakan puncak
kemenangan bagi orang-orang beriman, di mana mereka tidak lagi merasa khawatir
atau cemas akan hukuman, melainkan berada dalam ketenangan dan kebahagiaan
abadi. Ini juga mencerminkan janji Allah bahwa orang-orang yang beriman dan
beramal saleh akan diberikan keselamatan serta kenikmatan yang sempurna di
akhirat..
Perbandingan Perdebatan di Dunia dan
di Akhirat
فَوَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ!
"Demi
(Allah) yang jiwaku berada di tangan-Nya!"
Ini adalah bentuk sumpah Rasulullah ﷺ untuk menegaskan kebenaran yang
akan disampaikan.
مَا مُجَادَلَةُ أَحَدِكُمْ لِصَاحِبِهِ فِي
الْحَقِّ يَكُونُ لَهُ فِي الدُّنْيَا بِأَشَدَّ مِنْ مُجَادَلَةِ الْمُؤْمِنِينَ
لِرَبِّهِمْ فِي إِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ أُدْخِلُوا النَّارَ.
"Sungguh,
perdebatan salah seorang di antara kalian dengan temannya mengenai suatu hak di
dunia tidak lebih sengit daripada perdebatan orang-orang beriman dengan Tuhan
mereka mengenai saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka."
Dalam kehidupan dunia, manusia sering kali berusaha
mati-matian membela hak atau kepentingan sesama mereka dengan argumen yang
kuat. Namun, dalam konteks akhirat, perdebatan ini jauh lebih intens, karena
orang-orang beriman akan dengan penuh keprihatinan dan kepedulian memohon
kepada Allah agar saudara mereka yang dihukum dapat dibebaskan dari siksa
neraka.
Hal ini menunjukkan tingginya solidaritas di antara
orang-orang beriman serta besarnya harapan mereka terhadap rahmat Allah yang
luas.
Permohonan Orang Beriman untuk
Saudara Mereka di Neraka
يَقُولُونَ: رَبَّنَا! إِخْوَانُنَا كَانُوا
يُصَلُّونَ مَعَنَا، وَيَصُومُونَ مَعَنَا، وَيَحُجُّونَ مَعَنَا، وَيُجَاهِدُونَ
مَعَنَا، فَأَدْخَلْتَهُمُ النَّارَ.
"Mereka
(orang-orang beriman) berkata: 'Wahai Tuhan kami! Saudara-saudara kami dahulu
shalat bersama kami, berpuasa bersama kami, berhaji bersama kami, dan berjihad
bersama kami, tetapi Engkau memasukkan mereka ke dalam neraka.'"
Ini
menggambarkan permohonan orang-orang beriman kepada Allah atas saudara-saudara
mereka yang dahulu bersama mereka dalam berbagai ibadah, seperti shalat, puasa,
haji, dan jihad, namun kini berada di dalam neraka. Mereka mengajukan
permohonan ini dengan penuh rasa iba dan kepedulian, menegaskan ikatan keimanan
yang tetap terjaga bahkan setelah kehidupan dunia berakhir.
Permohonan
ini juga menunjukkan bagaimana amal ibadah bersama di dunia menciptakan
hubungan yang kuat, sehingga para penghuni surga tidak rela melihat saudara
mereka disiksa.
فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ
عَرَفْتُمْ مِنْهُمْ،
"Allah
berfirman: 'Pergilah, keluarkanlah siapa saja yang kalian kenali dari
mereka.'"
Ini
menggambarkan perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk pergi dan mengeluarkan
dari neraka orang-orang yang mereka kenali. Ini menunjukkan bentuk kasih sayang
dan syafaat yang diberikan kepada mereka yang memiliki tanda-tanda keimanan,
meskipun sebelumnya mereka telah mengalami siksa.
Para penghuni
surga yang diberi izin ini mengenali saudara-saudara mereka. Pengenalan
dan hubungan di dunia dapat berperan dalam pertolongan di akhirat.
Identifikasi dan Pembebasan Orang
dari Neraka
فَيَأْتُونَهُمْ، فَيَعْرِفُونَهُمْ
بِصُوَرِهِمْ، لَا تَأْكُلُ النَّارُ صُوَرَهُمْ، لَمْ تَغْشَ الْوَجْهَ
"Mereka
datang kepada mereka, lalu mengenali mereka dari wajah mereka. Api tidak
memakan wajah mereka."
Orang-orang
yang beriman mengenali saudara-saudara mereka yang berada di neraka berdasarkan
wajah mereka. Meskipun mereka mengalami siksa, wajah mereka tetap dikenali
karena api neraka tidak membakar atau merusak bagian tersebut.
Ini
menunjukkan adanya tanda khusus yang membedakan mereka sebagai orang-orang yang
masih memiliki iman, meskipun amal mereka tidak cukup untuk menyelamatkan
mereka dari azab pada awalnya. Ini juga mengisyaratkan rahmat Allah yang tetap
menjaga ciri-ciri tertentu dari hamba-Nya, sehingga mereka dapat dikenali dan
akhirnya mendapatkan syafaat serta dikeluarkan dari neraka menuju keselamatan
di akhirat.
فَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ النَّارُ إِلَى
أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ إِلَى كَعْبَيْهِ
"Di
antara mereka ada yang apinya mencapai setengah betisnya, dan ada yang hanya
sampai mata kakinya."
Ini menunjukkan tingkatan azab yang berbeda-beda sesuai dengan amal dan dosa yang mereka
lakukan di dunia. Meskipun mereka adalah orang-orang yang memiliki iman, namun
karena dosa-dosa mereka lebih berat dibanding amal saleh mereka, mereka tetap
harus mengalami azab sebelum akhirnya mendapat rahmat Allah dan dikeluarkan
dari neraka.
Peningkatan Derajat Syafaat
ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي
قَلْبِهِ مِثْقَالُ دِينَارٍ مِنَ الْإِيمَانِ
"Kemudian
Allah berfirman: 'Keluarkanlah siapa saja yang di dalam hatinya terdapat iman
seberat satu dinar.'"
Allah terus memberikan kesempatan bagi mereka yang
memiliki keimanan meskipun kecil. Sekecil apa pun, tetap memiliki bobot yang berharga di
sisi Allah dan bisa menjadi sebab keselamatan seseorang dari siksa neraka.
ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي
قَلْبِهِ وَزْنُ نِصْفِ دِينَارٍ
"Kemudian
Allah berfirman: 'Keluarkanlah siapa saja yang di dalam hatinya terdapat iman
seberat setengah dinar.'"
Ini menunjukkan kemurahan Allah
dalam menyelamatkan hamba-Nya. Kali ini, Allah memerintahkan agar mereka
yang memiliki iman seberat setengah dinar juga dikeluarkan dari neraka.
Ini menegaskan bahwa meskipun
keimanan seseorang sangat minim, ia tetap memiliki nilai di sisi Allah dan
dapat menjadi penyebab keselamatannya. Betapa kasih sayang Allah melebihi
keadilan-Nya, dan bagaimana Dia tidak membiarkan hamba-Nya yang masih memiliki
iman sekecil apa pun tertinggal dalam siksa neraka selamanya.
ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي
قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ
"Kemudian
Allah berfirman: 'Keluarkanlah siapa saja yang di dalam hatinya terdapat iman
seberat dzarrah (sebutir atom).'"
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa pada hari kiamat. Setelah semua syafaat
diberikan, Allah memerintahkan agar orang-orang yang masih memiliki keimanan,
walaupun sekecil dzarrah (partikel terkecil), dikeluarkan dari neraka.
Ini menunjukkan bahwa iman, sekecil apa pun, tetap memiliki
nilai besar di sisi Allah dan dapat menjadi sebab seseorang memperoleh
keselamatan. Siapa pun yang
memiliki keimanan meskipun sangat lemah, pada akhirnya tidak akan kekal di
neraka.
Hal ini juga mencerminkan kasih sayang Allah yang luas, di mana
Dia tidak membiarkan hamba-Nya yang masih memiliki iman sekecil apa pun berada
dalam azab selamanya.
Dalil dari Al-Qur'an
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
"Sesungguhnya
Allah tidak menzalimi seseorang walaupun seberat dzarrah." (An-Nisa: 40)
Dalil bahwa Allah Maha Adil dan tidak menzalimi hamba-Nya. Sekecil apa pun amal baik
seseorang, Allah akan memberinya balasan yang adil. Begitu pula, jika seseorang
melakukan keburukan, ia tidak akan dihukum melebihi apa yang pantas baginya.
Ayat ini memberikan ketenangan bagi orang-orang beriman bahwa
setiap kebaikan mereka akan dihargai, bahkan yang tampaknya tidak berarti di
mata manusia. Sebaliknya, ayat ini juga menjadi peringatan bahwa tidak ada satu
pun keburukan yang luput dari perhitungan Allah, kecuali jika Dia mengampuninya.
Hal ini mencerminkan keseimbangan antara keadilan dan kasih sayang Allah dalam
menentukan balasan bagi hamba-hamba-Nya.
Syafaat Terakhir dari Allah Sendiri
ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ: شَفَعَتِ
الْمَلَائِكَةُ، وَشَفَعَتِ الْأَنْبِيَاءُ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ، وَبَقِيَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.
"Kemudian
Allah berfirman: 'Para malaikat telah memberi syafaat, para nabi telah memberi
syafaat, orang-orang beriman telah memberi syafaat, dan kini tersisa (syafaat
dari) Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.'"
Ini
menggambarkan tahap akhir dari syafaat di hari kiamat, di mana setelah para
malaikat, para nabi, dan orang-orang beriman memberikan syafaat kepada mereka
yang berhak menerimanya, maka yang tersisa adalah rahmat Allah yang paling
luas.
Ini
menunjukkan bahwa meskipun syafaat diberikan oleh makhluk-makhluk pilihan-Nya,
pada akhirnya, keputusan mutlak tetap berada di tangan Allah sebagai Yang Maha
Pengasih di antara semua yang memiliki kasih sayang.
Rahmat Allah
melampaui segala sesuatu, dan dalam momen ini, Dia akan memberikan pengampunan
dan penyelamatan kepada orang-orang yang tidak mendapatkan syafaat dari makhluk
lain, semata-mata karena kasih sayang dan kehendak-Nya.
Hal ini
menegaskan bahwa rahmat Allah lebih besar dari dosa hamba-Nya dan bahwa
surga-Nya bukan hanya diperoleh karena amal, tetapi juga karena kemurahan-Nya.
Bagian 8: Orang yang Dibebaskan
Tanpa Amal
فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ - أَوْ
قَالَ: قَبْضَتَيْنِ - نَاسًا لَمْ يَعْمَلُوا لِلَّهِ خَيْرًا قَطُّ؛ قَدِ
احْتَرَقُوا حَتَّى صَارُوا حُمَمًا.
"Lalu
Allah mengambil segenggam manusia dari neraka – atau dua genggaman –
orang-orang yang tidak pernah melakukan satu pun kebaikan untuk Allah. Mereka
telah terbakar hingga menjadi arang."
Ini menunjukkan bahwa Allah tetap memberikan rahmat kepada
mereka yang sama sekali tidak memiliki amal tetapi masih memiliki iman, meskipun mereka
telah terbakar hingga menjadi arang.
Allah mengambil mereka dengan kehendak-Nya, menunjukkan bahwa
iman sekecil apa pun tetap bisa menjadi sebab keselamatan. Namun, mereka tetap
mengalami siksaan yang berat sebelum akhirnya diselamatkan, ini mengajarkan bahwa amal saleh sangat
penting untuk menghindari azab neraka, serta tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah.
فَيُؤْتَى بِهِمْ إِلَى مَاءٍ يُقَالُ لَهُ:
الْحَيَاةُ
"Mereka
dibawa ke air yang disebut Al-Hayat."
Ini
menggambarkan tahap akhir dari rahmat Allah terhadap orang-orang yang
dikeluarkan dari neraka. Setelah mereka terbakar hingga menjadi arang, mereka
dibawa ke sebuah sungai yang disebut "Al-Hayah" (air kehidupan). Air
ini melambangkan pemulihan dan kehidupan kembali, di mana mereka akan tumbuh
dan kembali dalam keadaan. Meskipun
mereka mengalami azab yang berat, Allah tetap memberi mereka kesempatan untuk
menikmati kehidupan di surga setelah mereka dibersihkan dari dosa-dosa mereka.
Bagian 9: Masuk Surga dan
Kebahagiaan Abadi
فَيَقُولُ لَهُمْ: ادْخُلُوا الْجَنَّةَ، فَمَا
تَمَنَّيْتُمْ وَرَأَيْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ لَكُمْ وَمِثْلُهُ مَعَهُ.
"Dikatakan
kepada mereka: 'Masuklah ke surga! Apa pun yang kalian inginkan dan lihat, itu
adalah milik kalian dan bahkan lebih dari itu.'"
Setelah dipulihkan melalui air kehidupan, mereka diperintahkan
oleh Allah untuk memasuki surga. Allah memberikan mereka anugerah yang luar
biasa, di mana segala sesuatu yang mereka inginkan dan bayangkan akan diberikan
kepada mereka, bahkan dengan tambahan yang berlipat ganda.
Ini menunjukkan keindahan surga yang tak terbatas serta besarnya rahmat Allah,
yang tidak hanya mengampuni hamba-Nya tetapi juga memberikan karunia yang
melebihi harapan mereka. Surga adalah tempat kenikmatan tanpa batas, di
mana keinginan penghuninya
akan dipenuhi dengan
sempurna.
فَيَقُولُ: رِضَائِي عَنْكُمْ؛ فَلَا أَسْخَطُ
عَلَيْكُمْ أَبَدًا.
"Allah
berfirman: 'Ridha-Ku untuk kalian, dan Aku tidak akan murka kepada kalian
selamanya.'"
Ini adalah kenikmatan terbesar bagi penghuni surga,
yaitu ridha Allah. Puncak
kebahagiaan bagi para penghuni surga adalah ketika Allah menyampaikan kepada
mereka bahwa Dia telah meridhai mereka sepenuhnya dan tidak akan pernah murka
kepada mereka selamanya.
Ini adalah
anugerah terbesar yang melebihi segala kenikmatan surga, karena ridha Allah
adalah tujuan tertinggi bagi setiap hamba. Kenikmatan di surga bukan hanya berupa materi,
tetapi juga berupa kedamaian abadi dan jaminan kasih sayang Allah yang tidak
akan berubah. Dengan ridha-Nya, para penghuni surga akan merasakan kebahagiaan
sempurna tanpa rasa takut, khawatir, atau kehilangan, karena mereka telah
mencapai puncak rahmat dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas.
Syarah Hadits
حَرَّمَ اللهُ تَعَالَى الظُّلْمَ عَلَى
نَفْسِهِ
Allah
Ta'ala mengharamkan kezaliman atas diri-Nya sendiri,
وَجَعَلَهُ مُحَرَّمًا بَيْنَ عِبَادِهِ
dan
menjadikannya haram di antara hamba-hamba-Nya,
وَتَوَعَّدَ الظَّالِمِينَ بِالْقِصَاصِ
مِنْهُمْ وَالْعَذَابِ
serta
mengancam orang-orang zalim dengan pembalasan dan azab.
فَإِنْ أَفْلَتَ الظَّالِمُ فِي الدُّنْيَا
بِظُلْمِهِ
Jika
seorang zalim lolos di dunia dengan kezalimannya,
فَلَا مَفَرَّ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا
مَلْجَأَ لَهُ مِنَ اللهِ
maka
pada hari kiamat tidak ada tempat lari dan tidak ada perlindungan baginya dari
Allah,
حَيْثُ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
pada
hari di mana harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat.
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ يَأْمُرُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam
hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
كُلَّ مَنْ ظَلَمَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فِي
عِرْضِهِ
setiap
orang yang menzalimi saudaranya sesama Muslim dalam kehormatannya,
بِالذَّمِّ وَالْقَدْحِ
dengan
mencelanya atau menjelek-jelekkannya,
سَوَاءٌ كَانَ فِي نَفْسِ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ
baik
dalam diri saudaranya yang Muslim,
أَوْ أَصْلِهِ كَأَبِيهِ وَأُمِّهِ
atau
dalam asal-usulnya, seperti ayah dan ibunya,
أَوْ فَرْعِهِ كَابْنِهِ وَابْنَتِهِ
atau
dalam keturunannya, seperti anak laki-laki dan anak perempuannya,
أَوْ ظَلَمَهُ فِي شَيْءٍ آخَرَ
كَالْأَمْوَالِ وَالْجِرَاحَاتِ وَغَيْرِهَا
atau
menzaliminya dalam hal lain seperti harta, luka fisik, dan sebagainya,
أَنْ يَتَحَلَّلَهُ
agar
meminta halal kepadanya,
يَعْنِي: يَطْلُبَ مِنْهُ أَنْ يُحِلَّهُ
وَيُسَامِحَهُ الْيَوْمَ فِي أَيَّامِ الدُّنْيَا
yaitu
meminta agar ia menghalalkan dan memaafkannya pada hari-hari di dunia ini,
قَبْلَ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ
sebelum
datang hari kiamat,
حَيْثُ لَا دِينَارَ مِنْ ذَهَبٍ وَلَا
دِرْهَمَ مِنْ فِضَّةٍ يَدْفَعُهُ لِمَنْ ظَلَمَهُ لِيَفْدِيَ بِهِ نَفْسَهُ
di
mana tidak ada dinar emas atau dirham perak yang bisa diberikan kepada orang
yang dizaliminya untuk menebus dirinya.
إِذِ الْقِصَاصُ يَوْمَهَا بِالْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ
Karena
pada hari itu, pembalasan dilakukan dengan pahala dan dosa.
بِأَنْ يُؤْخَذَ هَذَا الْمَظْلُومُ مِمَّنْ
ظَلَمَهُ مِنْ ثَوَابِ عَمَلِهِ الصَّالِحِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dengan
cara, orang yang dizalimi akan mengambil pahala dari amal saleh orang yang
menzaliminya pada hari kiamat,
بِقَدْرِ مَظْلِمَتِهِ الَّتِي ظُلِمَهَا
sebanding
dengan kezalimannya yang telah dilakukan terhadapnya.
فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لِلظَّالِمِ حَسَنَاتٌ
Jika
orang yang zalim tidak memiliki pahala,
وُضِعَ مِنْ سَيِّئَاتِ هَذَا الْمَظْلُومِ
عَلَى الظَّالِمِ
maka
dosa-dosa orang yang dizalimi akan dialihkan kepada orang yang menzaliminya.
Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/131176
Pelajaran dari Hadits ini
1. Rahmat Allah yang Maha Luas
- Hadis ini menegaskan betapa luasnya rahmat Allah terhadap hamba-Nya. Bahkan orang-orang yang berdosa dan telah dihukum di neraka, tetap mendapatkan kasih sayang Allah dengan dikeluarkan dari neraka setelah menjalani siksaan sesuai dengan kadar dosa mereka.
2. Pentingnya Iman, Sekecil Apapun
- Sekecil apa pun iman seseorang, bahkan jika hanya seberat biji sawi, dapat menjadi penyelamatnya di akhirat. Ini menunjukkan bahwa keimanan adalah faktor utama dalam keselamatan di akhirat.
3. Keutamaan Sujud dan Shalat
- Bagian tubuh yang pernah bersujud tidak akan disentuh oleh api neraka. Ini menunjukkan pentingnya shalat dan sujud sebagai amalan yang dapat menyelamatkan seseorang dari azab.
4. Syafaat di Hari Kiamat
- Hadis ini membuktikan adanya syafaat di akhirat, yang diberikan oleh Nabi Muhammad ﷺ, para nabi, malaikat, dan orang-orang saleh untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang berada dalam siksa neraka.
5. Keadilan Allah dalam Menghukum Hamba-Nya
- Orang-orang berdosa dihukum sesuai dengan tingkat kesalahan mereka, dan tidak disiksa melebihi apa yang mereka lakukan. Ini menunjukkan keseimbangan antara keadilan dan rahmat Allah.
6. Harapan bagi Muslim yang Berdosa
- Hadis ini memberikan harapan bagi kaum Muslimin bahwa meskipun mereka berdosa, mereka tidak akan kekal di neraka jika memiliki keimanan. Setelah menjalani hukuman, mereka akan dibebaskan dengan rahmat Allah dan syafaat para pemberi syafaat.
7. Doa dan Permohonan kepada Allah
- Dalam hadis ini, kaum mukminin terus memohon kepada Allah agar mengeluarkan saudara-saudara mereka dari neraka. Ini menunjukkan bahwa doa dan permohonan kepada Allah sangat penting dan dapat mendatangkan pertolongan bagi orang lain.
8. Keindahan Surga dan Kehidupan Setelah Neraka
- Orang-orang yang dikeluarkan dari neraka akan dibersihkan di "sungai kehidupan" sebelum masuk surga, dan mereka akan tumbuh kembali seperti tanaman yang tumbuh di tepi sungai. Ini menunjukkan bagaimana Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mengalami siksaan agar layak memasuki surga.
9. Kehormatan bagi Orang yang Diberikan Rahmat Allah
- Orang-orang yang dikeluarkan dari neraka akan diberi tanda khusus dan dikenal sebagai "orang-orang yang dibebaskan oleh Ar-Rahman" (عُتَقَاءُ الرَّحْمَنِ), yang menunjukkan kemuliaan mereka meskipun sebelumnya mengalami hukuman.
10. Pentingnya Amal Saleh
- Meskipun Allah memberikan rahmat-Nya kepada sebagian orang tanpa amal yang besar, hadis ini juga mengingatkan bahwa amal saleh sangat penting untuk mendapatkan kedudukan tinggi di akhirat tanpa melalui siksa.
Penutup
Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah, dari hadits yang telah kita bahas, ada beberapa poin penting yang bisa kita simpulkan. Pertama, betapa luasnya rahmat Allah ﷻ yang melampaui segala sesuatu. Allah memberikan kesempatan kepada hamba-hamba-Nya untuk mendapatkan syafaat—dari para malaikat, para nabi, hingga orang-orang beriman—hingga pada akhirnya, dengan kasih sayang-Nya, Allah sendiri yang menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang memiliki keimanan, meskipun hanya seberat biji atom.
Kedua, hadits ini mengajarkan keseimbangan antara rasa takut dan harapan. Kita tidak boleh merasa aman dari azab Allah sehingga menjadi lalai dalam beramal, namun kita juga tidak boleh berputus asa dari rahmat-Nya, karena Allah tidak akan menzalimi hamba-Nya. Sekecil apa pun keimanan yang ada dalam hati seseorang, selama masih ada iman itu, ia tetap memiliki harapan untuk mendapatkan rahmat Allah.
Ketiga, hadits ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus menjaga keimanan, memperbanyak amal shalih, serta menjauhi dosa dan maksiat. Kita tidak tahu amal mana yang akan menjadi sebab keselamatan kita di akhirat. Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan amal kebaikan sekecil apa pun, dan jangan pernah menganggap sepele dosa, karena segala sesuatu akan diperhitungkan oleh Allah ﷻ.
Sebagai penutup, marilah kita menjadikan kajian ini sebagai pengingat untuk terus mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbaiki ibadah dan akhlak kita. Jangan pernah meremehkan doa dan harapan kepada Allah, karena Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Semoga kita semua termasuk dalam golongan yang mendapat syafaat pada hari kiamat dan berhak menikmati surga-Nya yang kekal.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita keistiqamahan dalam iman dan amal, menjauhkan kita dari siksa-Nya, dan mengumpulkan kita dalam surga-Nya bersama para nabi, orang-orang shalih, dan hamba-hamba yang dicintai-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Jazakumullahu khairan atas kehadiran dan perhatian semuanya. Kita tutup dengan membaca doa kafaratul majelis:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.