Hadits: Para Istri Sering Mengingkari Kebaikan Suami

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah,

Pada kesempatan kajian kali ini, kita akan membahas sebuah hadis yang sangat penting dan relevan dengan kondisi masyarakat kita hari ini. Hadis ini memberikan pelajaran besar tentang akhlak wanita dalam kehidupan sehari-hari, keutamaan sedekah, dan bagaimana Islam memandang keimanan serta amal perbuatan.

Latar Belakang Permasalahan

Di masyarakat kita, sering kita temui fenomena wanita yang kurang menjaga lisannya, mudah melupakan kebaikan suaminya, serta kurang memahami aturan Islam terkait kedudukan mereka dalam agama. Hal ini bisa kita lihat dalam beberapa hal:

  1. Mudahnya wanita mengeluhkan suami tanpa melihat kebaikannya

    • Di era media sosial, banyak wanita yang secara terbuka mengungkapkan keluhan terhadap suaminya, baik karena masalah ekonomi, perhatian, atau lainnya.
    • Padahal dalam Islam, menghargai kebaikan suami adalah hal yang sangat ditekankan, dan sebaliknya mengabaikan kebaikan suami disebut sebagai penyebab azab di akhirat.
  2. Lisannya mudah mengeluarkan kata-kata buruk dan celaan

    • Tidak sedikit wanita yang mudah melaknat, mencela, atau berkata kasar, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sosialnya.
    • Padahal, dalam hadis ini Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa banyaknya wanita yang masuk neraka adalah karena banyak melaknat dan tidak bersyukur kepada suami.
  3. Kesalahpahaman dalam memahami “kekurangan agama dan akal”

    • Banyak yang salah paham dengan hadis ini, mengira bahwa Islam merendahkan wanita.
    • Padahal, penjelasan tentang kekurangan akal dan agama bukan celaan, tetapi penjelasan tentang kondisi biologis dan hukum-hukum Islam yang mengatur mereka.
  4. Kurangnya kesadaran akan pentingnya sedekah dan istighfar

    • Wanita sering kali sibuk dengan urusan rumah tangga, anak-anak, dan pekerjaan, sehingga kurang memperhatikan amalan-amalan yang dapat menghapus dosa.
    • Padahal, dalam hadis ini Rasulullah ﷺ langsung menasihati para wanita agar banyak bersedekah untuk menyelamatkan diri dari azab neraka.

Urgensi Hadis Ini untuk Dipelajari

Mengapa kita perlu memahami hadis ini dengan baik?

  1. Hadis ini adalah nasihat langsung dari Rasulullah ﷺ kepada kaum wanita, yang menunjukkan bahwa ada hal-hal yang harus diperbaiki dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Hadis ini memberikan solusi, yaitu dengan banyak bersedekah, menjaga lisan, dan memahami hukum Islam dengan benar.
  3. Hadis ini menegaskan bahwa iman bisa bertambah dan berkurang, sehingga kita semua harus berusaha meningkatkan amal ibadah agar selamat dari azab.
  4. Hadis ini juga membuktikan betapa Islam menghormati wanita, dengan memberikan bimbingan agar mereka selamat di dunia dan akhirat.

Maka, marilah kita pelajari hadis ini dengan saksama, agar kita bisa mengambil pelajaran, memperbaiki diri, dan mengamalkan petunjuk Rasulullah ﷺ dalam kehidupan kita. Semoga kajian ini membawa manfaat dan menjadi wasilah bagi kita untuk mendapatkan rahmat dan ridha Allah

------

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:

خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى، فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ، فَقَالَ:

«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ»

فَقُلْنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ

قُلْنَ: وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

قَالَ: أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ

قُلْنَ: بَلَى،

قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا، أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ

قُلْنَ: بَلَى،

قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا.

HR Al-Bukhari 304


Artinya:

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anh,  ia berkata:

Rasulullah  keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat salat mushalla. Lalu beliau melewati para wanita dan bersabda:

«يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ، فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ»
"Wahai kaum wanita, bersedekahlah! Karena aku diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka."

فَقُلْنَ: "وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟"
Mereka bertanya: "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?"

قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
Beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya tetapi lebih mampu menghilangkan akal sehat laki-laki yang teguh daripada salah seorang dari kalian."

قُلْنَ: "وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟"
Mereka bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apa maksudnya kurang akal dan agama kami?"

قَالَ: «أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ؟»
Beliau bersabda: "Bukankah kesaksian seorang wanita itu setara dengan setengah kesaksian laki-laki?"

قُلْنَ: "بَلَى."
Mereka menjawab: "Benar."

قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا، أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟
Beliau bersabda: "Itulah kekurangan akalnya. Bukankah jika seorang wanita haid, dia tidak salat dan tidak berpuasa?"

قُلْنَ: "بَلَى."
Mereka menjawab: "Benar."

قَالَ: «فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا
Beliau bersabda: "Itulah kekurangan agamanya."

 


Arti per Kata


خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ إِلَى الْمُصَلَّى

Ia berkata: Rasulullah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fitri menuju tempat salat mushalla.

Mushalla adalah tempat salat yang biasanya berada di lapangan terbuka, tempat kaum Muslimin melaksanakan salat Id.


فَمَرَّ عَلَى النِّسَاءِ

Lalu beliau melewati para wanita.
Nabi صلى الله عليه وسلم secara khusus melewati dan berbicara kepada kaum wanita setelah khutbah Id.


فَقَالَ: يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ

Lalu beliau bersabda: "Wahai kaum wanita, bersedekahlah!"
Nabi صلى الله عليه وسلم menganjurkan kaum wanita untuk bersedekah karena sedekah bisa menghapus dosa.


فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

"Karena aku diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka."
Ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, Nabi صلى الله عليه وسلم melihat mayoritas penghuni neraka adalah wanita, lalu beliau memberikan nasihat agar mereka bersedekah untuk menghindari azab.

فَقُلْنَ: وَبِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

Mereka bertanya: "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?"
Para wanita ingin mengetahui alasan mengapa mereka menjadi mayoritas penghuni neraka.


قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ

"Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami."
Penjelasan:

Tuktsirna al-la’n تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ berarti sering melaknat atau berkata buruk kepada orang lain.

Takfurna al-‘ashīr وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ berarti mengingkari kebaikan suami, yakni tidak bersyukur atas kebaikan yang diberikan oleh suaminya.


مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ

"Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya tetapi lebih mampu menghilangkan akal sehat laki-laki yang teguh daripada salah seorang dari kalian."

Naqisāt ‘aql wa dīn نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ berarti kurang dalam akal dan agama akan dijelaskan lebih lanjut.

Adzhaba lilubbir rajul أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ berarti lebih mampu membuat laki-laki kehilangan akal sehatnya, maksudnya adalah pengaruh besar wanita terhadap laki-laki.

Al-hāzim الْحَازِمِ adalah laki-laki yang cerdas dan memiliki keteguhan hati.


قُلْنَ: وَمَا نُقْصَانُ دِينِنَا وَعَقْلِنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

Mereka bertanya lagi: "Wahai Rasulullah, apa maksudnya kurang akal dan agama kami?"

Para wanita ingin penjelasan lebih lanjut tentang mengapa mereka dianggap memiliki kekurangan dalam akal dan agama.


قَالَ: أَلَيْسَ شَهَادَةُ الْمَرْأَةِ مِثْلَ نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ؟

Beliau bersabda: "Bukankah kesaksian seorang wanita itu setara dengan setengah kesaksian laki-laki?"

Dalam beberapa kasus hukum, kesaksian dua orang wanita sama dengan satu orang laki-laki, seperti dalam masalah transaksi keuangan QS. Al-Baqarah: 282.


قُلْنَ: بَلَى

Mereka menjawab: "Benar."


قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ عَقْلِهَا

Beliau bersabda: "Itulah kekurangan akalnya."

Maksudnya, dalam hal tertentu, wanita lebih mudah lupa dan kurang dalam hal berpikir kritis dibandingkan laki-laki, sehingga dalam beberapa kasus kesaksiannya membutuhkan wanita lain sebagai penguat.


أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ؟

"Bukankah jika seorang wanita haid, dia tidak salat dan tidak berpuasa?"

Saat haid, wanita tidak diperbolehkan salat dan puasa, dan puasa wajib harus diqadha diganti di lain hari, tetapi salat tidak perlu diqadha.


قُلْنَ: بَلَى

Mereka menjawab: "Benar."

قَالَ: فَذَلِكِ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا

Beliau bersabda: "Itulah kekurangan agamanya."

Wanita dianggap memiliki kekurangan dalam agama karena ada waktu-waktu tertentu di mana mereka tidak bisa melaksanakan ibadah seperti salat dan puasa. Namun, ini bukanlah celaan, melainkan sebuah ketentuan dari Allah yang tidak bisa dihindari.


Syarah Hadits


اِسْتِحْبَابُ خُرُوجِ النِّسَاءِ إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ، وَأَنْ يُفْرَدْنَ بِالْمَوْعِظَةِ.

Dianjurkan bagi wanita untuk keluar menghadiri salat Id, dan agar mereka mendapatkan nasihat khusus.


كُفْرَانُ الْعَشِيرِ وَكَثْرَةُ اللَّعْنِ مِنَ الْكَبَائِرِ؛ لِأَنَّ التَّوَعُّدَ بِالنَّارِ مِنْ عَلَامَةِ كَوْنِ الْمَعْصِيَةِ كَبِيرَةً.

Mengingkari kebaikan suami dan banyak melaknat termasuk dosa besar, karena ancaman neraka adalah tanda bahwa suatu maksiat termasuk dosa besar.


فِيهِ بَيَانُ زِيَادَةِ الْإِيمَانِ وَنُقْصَانِهِ، فَمَنْ كَثُرَتْ عِبَادَتُهُ زَادَ إِيمَانُهُ وَدِينُهُ، وَمَنْ نَقَصَتْ عِبَادَتُهُ نَقَصَ دِينُهُ.

Hadis ini menjelaskan bahwa iman bisa bertambah dan berkurang. Siapa yang banyak ibadahnya, bertambah iman dan agamanya. Siapa yang sedikit ibadahnya, berkurang agamanya.


قَالَ النَّوَوِيُّ: الْعَقْلُ يَقْبَلُ الزِّيَادَةَ وَالنُّقْصَانَ، وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ، وَلَيْسَ الْمَقْصُودُ بِذِكْرِ النَّقْصِ فِي النِّسَاءِ لَوْمَهُنَّ عَلَى ذَلِكَ؛ لِأَنَّهُ مِنْ أَصْلِ الْخِلْقَةِ، لَكِنِ التَّنْبِيهُ عَلَى ذَلِكَ تَحْذِيرٌ مِنَ الِافْتِتَانِ بِهِنَّ، وَلِهَذَا رُتِّبَ الْعَذَابُ عَلَى مَا ذُكِرَ مِنَ الْكُفْرَانِ وَغَيْرِهِ لَا عَلَى النَّقْصِ، وَلَيْسَ نَقْصُ الدِّينِ مُنْحَصِرًا فِيمَا يَحْصُلُ بِهِ الْإِثْمُ بَلْ فِي أَعَمَّ مِنْ ذَلِكَ.

Imam Nawawi berkata: Akal bisa bertambah dan berkurang, begitu pula iman. Penyebutan kekurangan pada wanita bukanlah untuk mencela mereka, karena itu adalah bagian dari fitrah penciptaan. Namun, disebutkan sebagai peringatan agar tidak terfitnah oleh mereka. Oleh karena itu, azab ditetapkan atas kufrān pengingkaran dan lainnya, bukan atas kekurangan itu sendiri. Kekurangan agama tidak hanya terbatas pada hal yang menyebabkan dosa, tetapi lebih luas dari itu.


فِيهِ مُرَاجَعَةُ الْمُتَعَلِّمِ الْعَالِمَ وَالتَّابِعِ الْمَتْبُوعَ فِيمَا قَالَهُ إِذَا لَمْ يَظْهَرْ لَهُ مَعْنَاهُ.

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang pencari ilmu boleh mengoreksi ulama atau pemimpin jika belum memahami maknanya.


فِيهِ أَنَّ شَهَادَةَ الْمَرْأَةِ عَلَى نِصْفِ شَهَادَةِ الرَّجُلِ وَذَلِكَ لِقِلَّةِ ضَبْطِهَا.

Hadis ini menunjukkan bahwa kesaksian wanita bernilai setengah dari kesaksian laki-laki karena wanita lebih mudah lupa.


قَالَ ابْنُ حَجَرٍ فِي قَوْلِهِ: "مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتٍ... إِلَخْ" وَيَظْهَرُ لِي أَنَّ ذَلِكَ مِنْ جُمْلَةِ أَسْبَابِ كَوْنِهِنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ؛ لِأَنَّهُنَّ إِذَا كُنَّ سَبَبًا لِإِذْهَابِ عَقْلِ الرَّجُلِ الْحَازِمِ حَتَّى يَفْعَلَ أَوْ يَقُولَ مَا لَا يَنْبَغِي فَقَدْ شَارَكْنَهُ فِي الْإِثْمِ وَزِدْنَ عَلَيْهِ.

Ibnu Hajar berkata: "Aku melihat bahwa ini adalah salah satu penyebab utama wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, karena jika mereka menjadi penyebab hilangnya akal laki-laki bijaksana hingga melakukan atau mengucapkan sesuatu yang tidak pantas, maka mereka ikut serta dalam dosa itu dan bahkan menambahkannya."


حُرْمَةُ الصَّلَاةِ وَالصِّيَامِ عَلَى الْمَرْأَةِ فِي زَمَنِ حَيْضِهَا، وَمِثْلُهَا النُّفَسَاءُ، ثُمَّ تَقْضِيَانِ الصِّيَامَ فَقَطْ حَالَ طُهْرِهِمَا.

Diharamkan bagi wanita yang sedang haid dan nifas untuk salat dan puasa, namun mereka hanya wajib mengqadha puasa setelah suci.

Maraji: https://hadeethenc.com/ar/browse/hadith/10011


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Dianjurkannya Wanita Menghadiri Salat Id dan Mendapatkan Nasihat Khusus

  • Hadis ini menunjukkan anjuran (istihbāb) bagi wanita untuk menghadiri salat Id.
  • Para wanita juga dianjurkan mendapatkan nasihat khusus dari khatib agar mendapatkan bimbingan keagamaan yang sesuai.
  • Ini menunjukkan perhatian Islam terhadap pendidikan dan bimbingan agama bagi wanita.

2. Kufran al-'Asyīr (Mengingkari Kebaikan Suami) dan Banyak Melaknat Termasuk Dosa Besar

  • Mengingkari kebaikan suami disebut sebagai dosa besar (kabīrah).
  • Banyak melaknat juga termasuk dosa besar, karena ada ancaman neraka bagi pelakunya.
  • Hal ini menunjukkan pentingnya bersyukur dan menjaga lisan dalam kehidupan rumah tangga.

3. Iman Bisa Bertambah dan Berkurang

  • Hadis ini menegaskan bahwa iman itu bertambah dengan ibadah dan berkurang jika ibadah berkurang.
  • Ini membantah pandangan yang mengatakan bahwa iman itu tetap dan tidak bisa berubah.
  • Oleh karena itu, seseorang harus terus meningkatkan amal ibadah agar imannya bertambah.

4. Kekurangan Wanita dalam Agama Bukan Celaan, Tapi Fitrah

  • Imam Nawawi menjelaskan bahwa kekurangan agama pada wanita bukan celaan, tetapi fitrah penciptaan.
  • Hal ini disebutkan untuk memberi peringatan agar tidak terfitnah oleh mereka, bukan untuk merendahkan.
  • Kekurangan agama bukan berarti dosa, tapi karena wanita memiliki halangan tertentu dalam beribadah seperti haid.

5. Seorang Murid Boleh Bertanya Jika Tidak Memahami

  • Hadis ini menunjukkan bahwa murid boleh bertanya kepada guru jika tidak memahami sesuatu.
  • Ini menunjukkan pentingnya dialog ilmiah dan diskusi dalam menuntut ilmu.
  • Seorang guru juga harus bersikap bijak dalam menjawab pertanyaan murid.

6. Kesaksian Wanita Bernilai Setengah Kesaksian Laki-Laki

  • Hal ini berkaitan dengan kecenderungan wanita untuk mudah lupa, bukan karena mereka lebih rendah daripada laki-laki.
  • Aturan ini berlaku dalam kasus tertentu, terutama dalam muamalah (urusan transaksi) yang membutuhkan ketelitian.

7. Wanita Bisa Menjadi Penyebab Fitnah bagi Laki-Laki

  • Hadis ini menjelaskan bahwa wanita bisa membuat laki-laki kehilangan akal sehat hingga melakukan hal yang tidak seharusnya.
  • Oleh karena itu, Islam memberikan batasan-batasan seperti hijab, larangan khalwat, dan perintah menundukkan pandangan.
  • Ini menunjukkan bahwa laki-laki juga bertanggung jawab untuk menjaga diri dari godaan.

8. Wanita yang Haid dan Nifas Tidak Boleh Salat dan Puasa, Tapi Wajib Mengqadha Puasa

  • Wanita yang haid dan nifas dilarang melaksanakan salat dan puasa.
  • Namun, mereka tidak perlu mengqadha salat, tetapi wajib mengqadha puasa setelah suci.
  • Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan kemudahan (rukhṣah) bagi wanita dalam kondisi tertentu.

9. Akhlak Baik Rasulullah dalam Menjawab Pertanyaan Wanita

  • Nabi ﷺ menjawab pertanyaan wanita dengan kelembutan, tanpa mencela atau menghardik.
  • Ini menunjukkan akhlak Nabi ﷺ yang penuh kasih sayang dalam mendidik umatnya.
  • Seorang dai atau guru seharusnya meniru metode ini dalam berdakwah.

10. Sedekah Bisa Menghapus Dosa dan Menolak Azab

  • Hadis ini menekankan bahwa sedekah bisa menjadi penyebab terhapusnya dosa.
  • Sedekah juga bisa menolak bala dan azab, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis lainnya.
  • Oleh karena itu, wanita dianjurkan banyak bersedekah sebagai cara untuk menjaga diri dari dosa dan siksa.

Kesimpulan

Hadis ini memberikan banyak pelajaran berharga dalam berbagai aspek, seperti:

  1. Pentingnya ibadah bagi wanita termasuk menghadiri salat Id dan mendapatkan nasihat.
  2. Larangan mengingkari kebaikan suami dan banyak melaknat sebagai dosa besar.
  3. Iman bertambah dengan ibadah dan berkurang dengan kemaksiatan.
  4. Wanita memiliki kekurangan dalam agama karena fitrah, bukan karena celaan.
  5. Muraja‘ah (diskusi ilmiah) dalam belajar sangat dianjurkan.
  6. Dalam perkara hukum tertentu, kesaksian wanita lebih lemah karena kecenderungan lupa.
  7. Laki-laki dan wanita harus sama-sama menjaga diri dari fitnah.
  8. Aturan haid dan nifas dalam ibadah menunjukkan kemudahan dalam Islam.
  9. Dai dan guru harus memiliki akhlak yang baik dalam menjawab pertanyaan.
  10. Sedekah adalah salah satu cara menghapus dosa dan menghindari azab.

Penutupan Kajian


Hadirin sekalian yang dirahmati oleh Allah,

Setelah kita mengkaji hadis ini dengan seksama, kita dapat mengambil banyak faedah berharga yang semoga bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Faedah Hadis yang Harus Kita Amalkan

  1. Pentingnya menjaga lisan dari perkataan buruk

    • Rasulullah ﷺ telah memperingatkan bahwa banyak wanita masuk neraka karena banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suaminya.
    • Maka, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan menjaga kehormatan diri, kita harus berhati-hati dalam berbicara, menghindari perkataan yang menyakiti orang lain, terutama kepada suami dan keluarga.
  2. Keutamaan bersedekah untuk membersihkan dosa

    • Rasulullah ﷺ langsung memerintahkan para wanita untuk bersedekah sebagai bentuk pembersihan diri dari kesalahan dan untuk menyelamatkan diri dari siksa neraka.
    • Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri untuk bersedekah, baik kepada fakir miskin, kaum dhuafa, atau untuk kepentingan dakwah dan amal sosial lainnya.
  3. Memahami bahwa kekurangan dalam agama bukanlah bentuk penghinaan

    • Kekurangan agama yang disebut dalam hadis ini bukanlah celaan, melainkan kenyataan syariat yang telah Allah tetapkan dengan penuh hikmah.
    • Seorang wanita tetap memiliki kedudukan mulia dalam Islam, dan meskipun ada masa-masa di mana mereka tidak bisa beribadah (karena haid atau nifas), mereka tetap memiliki banyak peluang untuk meraih pahala dengan cara lain, seperti dzikir, doa, dan sedekah.
  4. Meningkatkan ketakwaan dan ibadah untuk memperkuat keimanan

    • Iman seseorang bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
    • Maka, seorang wanita muslimah harus senantiasa berusaha meningkatkan ibadahnya, menjaga shalat, memperbanyak istighfar, serta tidak meninggalkan amalan sunnah.

Harapan untuk Peserta Kajian

Hadirin sekalian, setelah memahami hadis ini, harapannya kita bisa:
Lebih berhati-hati dalam menjaga lisan, agar tidak mudah berkata buruk atau mencela suami dan keluarga.
Lebih gemar bersedekah, baik dalam bentuk harta, tenaga, maupun kebaikan lainnya.
Lebih memahami dan menerima hukum Islam dengan penuh keikhlasan, serta mengamalkannya dengan penuh keyakinan.
Lebih giat dalam meningkatkan ibadah, baik yang wajib maupun sunnah, serta memanfaatkan setiap peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Semoga kajian ini menjadi wasilah bagi kita semua untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, dan kehidupan yang lebih berkah

Kita mohon kepada Allah agar menjadikan kita semua sebagai wanita-wanita yang bertaqwa, menjaga lisannya, mencintai kebaikan, dan selamat dari api neraka

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ بِرَحْمَتِكَ، وَاجْعَلْ خَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْإِيمَانِ وَحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk penghuni surga dengan rahmat-Mu. Jadikanlah hari terbaik kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu. Dan wafatkanlah kami dalam keadaan beriman serta dengan akhir yang baik.

Kita tutup kajian dengan doa kafaratul majelis:

🌿 سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ إِلَىٰ أَقْوَمِ الطَّرِيقِ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci