Hadits: Tanda Kiamat adalah Ketika Amanah Disia-siakan
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kita kesempatan untuk hadir di majelis yang penuh berkah ini. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, serta seluruh umat yang istiqamah mengikuti sunnahnya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sebuah hadits yang menggugah kesadaran kita tentang pentingnya amanah dalam kehidupan sehari-hari. Hadits ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga amanah. Kita melihat fenomena saat ini dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam politik, ekonomi, maupun kehidupan sehari-hari, banyak jabatan dipegang oleh orang-orang yang tidak tepat atau tidak memenuhi syarat untuk memegang amanah tersebut.
Mari kita menyimak hadits lengkapnya.
-----
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
بيْنَما
النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَوْمَ، جَاءَهُ
أعْرَابِيٌّ فَقالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه
وسلَّمَ يُحَدِّثُ، فَقالَ بَعْضُ القَوْمِ: سَمِعَ ما قالَ فَكَرِهَ ما قالَ.
وقالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حتَّى إذَا قَضَى حَدِيثَهُ قالَ: أيْنَ -
أُرَاهُ - السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ قالَ: هَا أنَا يا رَسولَ اللَّهِ، قالَ:
فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ، قالَ: كيفَ إضَاعَتُهَا؟
قالَ: إذَا وُسِّدَ الأمْرُ إلى غيرِ أهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sedang berada
dalam suatu majelis dan berbicara kepada orang-orang, datang seorang Arab Badui
dan bertanya, "Kapan terjadinya kiamat?"
Namun, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap
melanjutkan pembicaraannya. Sebagian orang pun berkata, "Beliau mendengar
pertanyaannya, tetapi tidak menyukainya." Sementara yang lain berkata,
"Tidak, beliau tidak mendengarnya."
Hingga setelah selesai berbicara, beliau bertanya, "Di
mana—sepertinya aku melihatnya—orang yang bertanya tentang kiamat?"
Orang itu menjawab, "Ini aku, wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, "Apabila amanah telah disia-siakan,
maka tunggulah kiamat."
Orang itu bertanya, "Bagaimana maksud
penyia-nyiannya?"
Beliau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.
HR Al-Bukhari (59)
Syarah Hadits
كانَ النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ
يُعَلِّمُ النَّاسَ أُمورَ الدِّينِ
Nabi
ﷺ mengajarkan manusia perkara-perkara agama.
ويُجِيبُ عن تَساؤُلاتِهِم
Dan
beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
لِيُجَلِّيَ لَهُمُ الحَقَّ
Agar
beliau menjelaskan kepada mereka kebenaran.
ويُبَيِّنَ ما يَنفَعُهُم في أُمورِ الدُّنْيا
والآخِرَةِ
Dan
menerangkan apa yang bermanfaat bagi mereka dalam urusan dunia dan akhirat.
وبَعْضَ أُمورِ الغَيْبِ التي أَعْلَمَهُ
اللَّهُ بِها
Serta
sebagian perkara gaib yang Allah telah beritahukan kepadanya.
وفي هَذا الحَدِيثِ يَروي أَبُو هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
Dan
dalam hadis ini, Abu Hurairah رضي الله عنه
meriwayatkan
أنَّ النَّبِيَّ صلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ
كانَ يُحَدِّثُ أَصْحابَهُ ويُعَلِّمُهُم
Bahwa
Nabi ﷺ berbicara
kepada para sahabatnya dan mengajarkan mereka.
فَجَاءَ رَجُلٌ أَعْرابِيٌّ
Lalu
datang seorang laki-laki dari kalangan Arab Badui.
وهوَ الذي يَسْكُنُ الصَّحْراءَ
Dan
dia adalah orang yang tinggal di padang pasir.
فَسَأَلَهُ: مَتَى الوَقْتُ الَّذِي تَقُومُ
فِيهِ القِيَامَةُ؟
Lalu
dia bertanya: "Kapankah waktu terjadinya kiamat?"
فَلَمْ يُجِبْهُ مُبَاشَرَةً
Maka
beliau tidak langsung menjawabnya.
وإنَّما أَكْمَلَ حَدِيثَهُ مَعَ النَّاسِ
Melainkan
beliau menyelesaikan pembicaraannya dengan orang-orang.
وهذا مِن حُسْنِ أَدَبِهِ
Dan
ini termasuk dari akhlak baik beliau.
أَلَّا يَقْطَعَ الحَدِيثَ الأَوَّلَ حَتَّى
يُنْهِِيَهُ ويَفْهَمَهُ السَّامِعُونَ
Yaitu
tidak memotong pembicaraan pertama sampai beliau menyelesaikannya dan pendengar
memahaminya.
وظَنَّ البَعْضُ أنَّهُ كَرِهَ هَذَا
السُّؤَالَ
Sebagian
orang menyangka bahwa beliau tidak menyukai pertanyaan ini.
وظَنَّ آخَرُونَ أنَّهُ لَمْ يَسْمَعْهُ مِنَ
الأَعْرَابِيِّ
Dan
sebagian yang lain menyangka bahwa beliau tidak mendengarnya dari orang Arab
Badui itu.
فَلِذَلِكَ لَمْ يُجِبْ عَلَيْهِ
Maka
karena itu beliau tidak menjawabnya.
ولَكِنَّ النَّبِيَّ صلَّى اللَّهُ عليه
وسلَّمَ لَمَّا أَنْهَى حَدِيثَهُ
Namun,
ketika Nabi ﷺ telah
menyelesaikan pembicaraannya,
أَقْبَلَ عَلَى الأَعْرَابِيِّ وأَجَابَهُ
بِأَنَّهُ: إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ
Beliau
menghadap kepada orang Arab Badui itu dan menjawabnya: "Apabila amanah
disia-siakan."
وفَسَّرَهَا النَّبِيُّ صلَّى اللَّهُ عليه
وسلَّمَ بِقَوْلِهِ: «إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ»
Dan
Nabi ﷺ menafsirkannya
dengan sabdanya: "Apabila urusan diserahkan kepada selain ahlinya."
أي: تَوَلَّاهُ غَيْرُ أَهْلِ الدِّينِ
وَالأَمَانَةِ
Yakni,
urusan itu dipegang oleh orang yang bukan ahli agama dan bukan orang yang
amanah.
وَمَنْ يُعِينُهُمْ عَلَى الظُّلْمِ
وَالفُجُورِ
Serta
orang yang membantu mereka dalam kezaliman dan kefasikan.
فَعِنْدَ ذَلِكَ يَكُونُ الأَئِمَّةُ قَدْ
ضَيَّعُوا الأَمَانَةَ الَّتِي فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
Maka
pada saat itu, para pemimpin telah menyia-nyiakan amanah yang Allah wajibkan
kepada mereka.
حَتَّى يُؤْتَمَنَ الخَائِنُ، ويُخَوَّنَ
الأَمِينُ
Hingga
orang yang khianat dipercaya dan orang yang amanah dianggap pengkhianat.
وهذا إنَّما يَكُونُ عِنْدَ غَلَبَةِ الجَهْلِ
Dan
ini terjadi ketika kebodohan mendominasi.
وَضَعْفِ أَهْلِ الحَقِّ عَنْ القِيَامِ بِهِ
Dan
ketika orang-orang yang berada di atas kebenaran melemah dalam menegakkannya.
نَسْأَلُ اللَّهَ العَافِيَةَ
Kita
memohon kepada Allah keselamatan.
وفي الحَدِيثِ: الرِّفْقُ بِالسَّائِلِ وإنْ
جَفَا فِي سُؤَالِهِ أَوْ جَهِلَ
Dan
dalam hadis ini terdapat pelajaran untuk bersikap lembut terhadap orang yang
bertanya, meskipun ia kasar dalam bertanya atau tidak mengetahui.
وفيهِ: العِنَايَةُ بِالسَّائِلِ وَطَالِبِ
العِلْمِ، وَالاهْتِمَامُ بِهِ، وإِجَابَتُهُ عَلَى سُؤَالِهِ
Dan
di dalamnya terdapat pelajaran untuk memperhatikan orang yang bertanya dan
pencari ilmu, memperhatikannya serta menjawab pertanyaannya.
وفيهِ: أنَّ مِنْ أَكْبَرِ الأَمَانَةِ
إِسْنَادَ الأَمْرِ إِلَى أَهْلِهِ
Dan
di dalamnya terdapat pelajaran bahwa di antara amanah terbesar adalah
menyerahkan urusan kepada ahlinya.
وَأَنَّ تَضْيِيعَ ذَلِكَ تَضْيِيعٌ
لِلأَمَانَةِ
Dan
bahwa menyia-nyiakan hal itu berarti menyia-nyiakan amanah.
وفيهِ: مُرَاجَعَةُ العَالِمِ إِذَا لَمْ
يَفْهَمِ السَّائِلُ
Dan
di dalamnya terdapat pelajaran tentang pentingnya meminta penjelasan kembali
kepada ulama jika seorang penanya belum memahami.
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/7783
Pelajaran dari Hadits ini
1. Metode Pengajaran Nabi ﷺ
Hadis ini menunjukkan bagaimana Nabi ﷺ mengajarkan ilmu dengan cara yang terbaik:
- Mengajarkan manusia tentang agama → Nabi ﷺ selalu memberikan bimbingan kepada umatnya dalam hal agama.
- Menjawab pertanyaan dengan bijaksana → Nabi ﷺ tidak langsung menjawab pertanyaan, tetapi menyelesaikan pembicaraan yang sedang berlangsung terlebih dahulu.
- Tidak memotong pembicaraan tanpa keperluan → Ini menunjukkan adab dalam berbicara dan mengajarkan ilmu, yaitu menyelesaikan satu pembahasan sebelum masuk ke yang lain agar tidak membingungkan pendengar.
- Menjelaskan sesuatu dengan analogi → Nabi ﷺ tidak langsung menyebut waktu kiamat, tetapi menjelaskannya dengan tanda-tandanya, agar lebih mudah dipahami.
2. Akhlak dalam Menjawab Pertanyaan
- Sabar terhadap pertanyaan, meskipun terdengar sederhana atau kasar → Orang Badui yang bertanya mungkin bertanya dengan cara yang kurang sopan, tetapi Nabi ﷺ tetap menjawabnya dengan bijaksana.
- Memberikan jawaban sesuai kapasitas pemahaman penanya → Nabi ﷺ menjawab dengan penjelasan yang dapat dipahami oleh orang Arab Badui tersebut.
- Menunggu waktu yang tepat untuk menjawab → Ini menunjukkan bahwa dalam memberi jawaban, ada prioritas dan adab yang perlu diperhatikan.
3. Tanda-Tanda Kiamat
- Kiamat tidak diberitahukan waktu pastinya → Ini menunjukkan bahwa waktu kiamat adalah rahasia Allah, dan manusia hanya diberi tahu tanda-tandanya.
- Tanda utama: disia-siakannya amanah
- Amanah bisa berupa tanggung jawab kepemimpinan, ilmu, dan kepercayaan.
- Jika kepemimpinan dipegang oleh orang yang tidak berkompeten, maka itu pertanda dekatnya kehancuran suatu kaum.
- Kepemimpinan diberikan kepada yang tidak berhak → Ini menunjukkan bahwa suatu bangsa akan mengalami kemunduran jika orang yang tidak layak diberikan jabatan.
- Orang yang amanah dianggap pengkhianat dan pengkhianat dipercaya → Ini adalah tanda pergeseran moral dalam suatu masyarakat.
4. Pentingnya Menyerahkan Urusan kepada Ahlinya
- Salah satu bentuk amanah adalah menyerahkan urusan kepada orang yang berhak → Dalam segala aspek kehidupan, termasuk kepemimpinan, ilmu, dan ekonomi, harus diberikan kepada yang memiliki kapasitas.
- Akibat dari menyerahkan amanah kepada orang yang tidak berhak:
- Ketidakadilan merajalela.
- Kemunduran dalam masyarakat dan negara.
- Hilangnya kepercayaan antara pemimpin dan rakyat.
5. Kaitan antara Kepemimpinan dan Kerusakan Masyarakat
- Jika pemimpin tidak amanah, maka rakyat akan ikut rusak → Kepemimpinan yang tidak adil dan tidak jujur akan membawa keburukan bagi umat.
- Orang yang tidak layak memimpin akan menyebarkan kezaliman dan kefasikan → Mereka akan mendukung orang-orang zalim dan merugikan rakyat.
- Ilmu dan agama akan melemah jika amanah disia-siakan → Ulama yang amanah akan tersingkir, dan orang-orang yang tidak berilmu akan menguasai umat.
6. Kepemimpinan dalam Islam Harus Didasarkan pada Amanah dan Keahlian
- Kriteria pemimpin dalam Islam:
- Beriman dan bertakwa → Memiliki akhlak yang baik.
- Amanah → Bisa dipercaya dalam mengemban tanggung jawab.
- Ilmu dan keahlian → Mampu menjalankan tugas dengan baik.
- Bahaya memilih pemimpin karena nepotisme, suap, atau popularitas → Jika pemimpin dipilih bukan berdasarkan kriteria ini, maka kehancuran suatu bangsa akan semakin dekat.
7. Keutamaan Bertanya dalam Menuntut Ilmu
- Bertanya adalah cara untuk mendapatkan ilmu → Seperti yang dilakukan oleh Arab Badui ini.
- Jika tidak paham, boleh bertanya kembali kepada ulama → Ini menunjukkan bahwa ulama harus bersedia menjelaskan kembali jika ada orang yang belum memahami suatu permasalahan.
8. Akibat dari Kebodohan dan Melemahnya Orang yang Berpegang Teguh pada Kebenaran
- Kebodohan akan menyebabkan amanah disia-siakan → Karena orang yang bodoh tidak tahu bagaimana menjalankan amanah dengan benar.
- Orang yang berpegang teguh pada kebenaran akan dilemahkan → Jika umat Islam tidak berusaha untuk kuat dalam ilmu dan amal, maka mereka akan dikalahkan oleh orang-orang yang tidak amanah.
9. Doa Memohon Keselamatan dari Keburukan Zaman
- Nabi ﷺ mengajarkan untuk memohon keselamatan dari zaman yang penuh fitnah → Ini menunjukkan bahwa umat Islam harus selalu berdoa agar terhindar dari keburukan akibat amanah yang disia-siakan.
- Keselamatan dunia dan akhirat bergantung pada ketaatan kepada Allah dan menjalankan amanah dengan baik.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hadits ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga amanah dalam kehidupan kita. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita bahwa salah satu tanda semakin dekatnya kiamat adalah ketika amanah tidak dijaga dan urusan diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, orang-orang yang tidak tepat atau tidak memenuhi syarat untuk memegang amanah tersebut.
Melalui hadits ini, kita diajak untuk lebih memahami pentingnya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menjaga amanah yang telah diberikan kepada kita. Ketika kita diberi tanggung jawab, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun masyarakat, kita harus memastikan bahwa kita bisa menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Hal ini bukan hanya berpengaruh pada kehidupan kita di dunia, tetapi juga akan membawa dampak yang sangat besar di akhirat nanti.
Semoga dengan kajian ini, kita semua bisa lebih berhati-hati dalam memegang amanah dan senantiasa menjaga kejujuran dan keadilan dalam setiap langkah kehidupan kita. Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan untuk selalu menjaga amanah dengan baik, karena itu adalah salah satu ciri dari umat yang baik dan bertakwa.
Aamiin.