Hadits: Usia 60 Tahun Saatnya Bersiap Menjumpai Allah

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

        ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَىٰ إِحْسَانِهِ، وَٱلشُّكْرُ لَهُ عَلَىٰ تَوْفِيقِهِ وَٱمْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّىٰ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَىٰ ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا، أَمَّا بَعْدُ:

Hadirin sekalian, rahimakumullah

Kita hidup di zaman yang penuh dengan fitnah dunia, di mana banyak orang begitu sibuk dengan urusan duniawi hingga melupakan tujuan utama kehidupan ini. Tidak sedikit di antara kita yang menunda taubat, beranggapan bahwa masih ada waktu untuk memperbaiki diri nanti. Ada yang menghabiskan waktu mudanya dengan bersenang-senang, lalu berkata, “Nanti kalau sudah tua, baru saya mulai beribadah dengan sungguh-sungguh.” Namun, benarkah kita punya jaminan bahwa umur kita akan panjang hingga bisa bertaubat di hari tua?

Di sisi lain, ada pula fenomena di masyarakat kita bahwa banyak orang yang sudah memasuki usia senja, bahkan telah melewati enam puluh tahun, tetapi masih belum juga sadar bahwa ajal sudah semakin dekat. Sebagian tetap sibuk menumpuk harta, terus mengejar dunia, atau malah terjerumus dalam maksiat yang seharusnya ditinggalkan. Bukankah ini tanda kelalaian yang besar?

Karena itu, kajian kita hari ini akan membahas sebuah hadis yang sangat penting, yang datang sebagai peringatan bagi kita semua. 

Mengapa hadis ini penting untuk kita pelajari? 

Karena ia mengajarkan kepada kita bahwa umur adalah anugerah sekaligus ujian. Hadis ini mengingatkan bahwa semakin bertambah umur seseorang, semakin besar pula tanggung jawabnya. Jika di usia muda seseorang masih banyak lalai dan berbuat dosa, maka ketika mencapai enam puluh tahun, tidak ada lagi alasan baginya untuk tidak beribadah dan bertaubat.

Maka, mari kita renungkan bersama: Bagaimana kita memanfaatkan sisa usia yang Allah berikan? Apakah kita semakin dekat kepada-Nya atau justru semakin lalai? Kajian ini bukan hanya untuk mereka yang sudah lanjut usia, tetapi juga bagi yang masih muda, agar sejak dini kita bisa bersiap menghadapi hari-hari mendatang dengan lebih baik.

Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk memahami ilmu ini dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita mulai kajian ini dengan hati yang khusyuk, memohon kepada Allah agar diberikan keberkahan dalam umur dan amal kita. 

-------


Hadits ke-1:

إذا بَلَغَ الرَّجُلُ مِن أُمَّتِي سِتِّينَ سَنَةً، فَقَدْ أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَيْهِ فِي العُمُرِ.

Jika seorang lelaki dari umatku telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun, maka sungguh Allah telah menghilangkan alasan (uzur) baginya dalam hal umur.

HR Al-Hakim (3597


Hadits ke-2:

أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ، حَتَّى بَلَّغَهُ سِتِّينَ سَنَةً.
Allah telah memberikan uzur (peringatan) kepada seseorang yang diberi penundaan ajalnya hingga mencapai usia enam puluh tahun."

HR. Al-Bukhari)

Uzur adalah halangan atau berhalangan yang menyebabkan seseorang diberi keringanan, atau alasan seseorang untuk menyampaikan apa yang tidak bisa dilakukan.


Syarah Hadits


عُمرُ الإنسانِ لهُ أَجَلٌ مُحَدَّدٌ عِندَ اللهِ تَعالى،
Umur manusia memiliki batas waktu yang telah ditentukan di sisi Allah Ta'ala,

وَلا يَعلَمُهُ غَيرُهُ سُبحانَهُ،
dan tidak ada yang mengetahuinya selain Allah,

وَمِن سَعادةِ الإنسانِ طُولُ العُمُرِ وَحُسنُ العَمَلِ،
Di antara kebahagiaan manusia adalah panjang umur dan baik amalnya,

وَمِن أَماراتِ الشَّقاءِ أَنْ يَطُولَ العُمُرُ وَيَزدادَ نَهَمُ الإنسانِ لِلشَّهَواتِ مَعَ انغِماسِهِ فِي المَعاصي.
Dan di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah panjangnya umur seseorang tetapi bertambahnya kerakusannya terhadap syahwat serta keterjerumusannya dalam maksiat.

وَفِي هَذَا الحَدِيثِ يُخبِرُ النَّبِيُّ صلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ أَعذَرَ إِلَى امْرِئٍ؛
Dalam hadits ini, Nabi mengabarkan bahwa Allah 'Azza wa Jalla telah memberikan alasan yang cukup kepada seseorang;

أَيْ: قَطَعَ عُذرَهُ فِي ارتِكابِ المَعاصِي،
yaitu, Dia telah menghilangkan alasan baginya dalam melakukan maksiat,

وَعَلامَةُ هَذَا الإِعذارِ أَنْ أَطالَ اللهُ عُمَرَ هَذَا الإِنسَانِ،
dan tanda dari alasan ini adalah bahwa Allah memanjangkan umur orang tersebut,

فَمَن طَالَ عُمرُهُ حَتَّى بَلَغَ سِتِّينَ عَامًا،
maka siapa yang umurnya panjang hingga mencapai enam puluh tahun,

لَمْ يَبقَ لَهُ عُذرٌ فِي اقتِرافِ الخَطَايَا؛
maka tidak ada lagi alasan baginya untuk berbuat dosa,

لِأَنَّهُ يَجِبُ عَلَيهِ أَنْ يَستَعِدَّ لِلِقاءِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ؛
karena ia wajib mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah 'Azza wa Jalla;

لِأَنَّهُ بَلَغَ سِنَّ الإِنَابَةِ وَالرُّجُوعِ، وَتَرَقُّبِ المَوتِ،
karena ia telah mencapai usia untuk bertaubat, kembali kepada Allah, dan bersiap menghadapi kematian,

وَهِيَ مَظِنَّةُ انقِضاءِ الأَجَلِ؛
dan usia ini adalah masa yang menunjukkan dekatnya ajal,

فَلا يَنبَغِي لَهُ حِينَئِذٍ إِلَّا الاستِغفَارُ وَلُزُومُ الطَّاعَاتِ، وَالإِقبَالُ عَلَى الآخِرَةِ.
maka seharusnya ia tidak melakukan apa pun selain memperbanyak istighfar, berpegang teguh pada ketaatan, dan fokus kepada akhirat.

وَالعَاقِلُ هُوَ الَّذِي يَجِدُّ وَيَجتَهِدُ فِي عُمُرِهِ لِيُرضِيَ اللهَ سُبحانَهُ وَيَزرَعَ الخَيرَ لِنَفسِهِ فِي الدُّنيَا،
Orang yang berakal adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam hidupnya untuk mencari ridha Allah dan menanam kebaikan bagi dirinya di dunia,

وَلا يُلهِيهِ الأَمَلُ عَنِ العَمَلِ حَتَّى يُبَاغِتَهُ المَوتُ.
dan tidak membiarkan angan-angannya melalaikannya dari amal, hingga kematian datang secara tiba-tiba.

وَفِي الحَدِيثِ: أَنَّ الشَّيخُوخَةَ نَذِيرُ المَوتِ وَالرَّحِيلِ عَنِ الدُّنيَا؛
Dalam hadits ini juga terdapat pelajaran bahwa usia tua adalah peringatan akan kematian dan perpisahan dari dunia;

وَلِهَذَا يَنبَغِي لِمَن بَلَغَ السِّتِّينَ الاستِعْدَادُ لِلِقاءِ اللهِ.
oleh karena itu, siapa yang telah mencapai usia enam puluh tahun, hendaknya ia bersiap untuk bertemu dengan Allah.

وَفِيهِ: إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ استِكمَالَ السِّتِّينَ مَظِنَّةُ انقِضاءِ الأَجَلِ.
Dan dalam hadits ini juga terdapat isyarat bahwa mencapai usia enam puluh tahun merupakan tanda dekatnya ajal.

 

Maraji:
https://dorar.net/hadith/sharh/10269


Pelajaran dari Hadits ini


 

1. Umur adalah Karunia dan Ujian dari Allah

Allah memberikan umur kepada setiap manusia sesuai dengan takdir-Nya. Umur yang panjang bukan sekadar anugerah, tetapi juga ujian. Apakah seseorang akan memanfaatkannya dalam ketaatan kepada Allah atau malah menghabiskannya dalam kemaksiatan?

📌 Dalil Pendukung:
Allah berfirman:

          أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ ٱلنَّذِيرُ

"Bukankah Kami telah memberi umur yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan telah datang kepada kalian seorang pemberi peringatan?" (QS. Fāṭir: 37)

🔹 Pelajaran: Orang yang telah diberi umur panjang tidak boleh menyia-nyiakan waktu dalam kelalaian, karena setiap detik akan dimintai pertanggungjawaban.


2. Tidak Ada Lagi Alasan untuk Bermaksiat di Usia Senja

Hadis ini menegaskan bahwa seseorang yang mencapai usia enam puluh tahun tidak lagi memiliki alasan untuk berbuat dosa, karena usianya sudah cukup untuk memahami kebenaran dan mempersiapkan diri menuju akhirat.

🔹 Pelajaran:

  • Orang yang semakin tua seharusnya semakin sadar akan pentingnya amal saleh.
  • Usia tua seharusnya dihabiskan dengan ketaatan dan ibadah, bukan dengan mengejar kesenangan dunia.
  • Jika di usia muda seseorang masih memiliki alasan untuk "mencari pengalaman", maka di usia enam puluh tahun, alasan itu tidak lagi relevan.

3. Usia Enam Puluh Tahun adalah Tanda Mendekati Kematian

Dalam Islam, usia enam puluh dianggap sebagai masa mendekati ajal. Ini karena kebanyakan manusia meninggal sebelum atau sekitar usia tersebut.

📌 Dalil Pendukung:
Nabi ﷺ bersabda:

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

"Umur umatku berkisar antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali yang melampaui itu." (HR. Tirmidzi, no. 3550)

🔹 Pelajaran:

  • Jika seseorang telah mencapai usia enam puluh tahun, maka hendaknya ia lebih banyak mengingat kematian.
  • Usia ini adalah fase di mana seseorang harus lebih banyak beramal dan mengurangi ketergantungan pada dunia.
  • Orang yang masih hidup di usia ini harus bersyukur dan memanfaatkan sisa hidupnya dengan sebaik mungkin.

4. Semakin Panjang Umur, Semakin Besar Tanggung Jawab

Hadis ini mengajarkan bahwa semakin panjang umur seseorang, semakin besar pula tanggung jawabnya di hadapan Allah. Jika ia masih tetap dalam maksiat setelah diberi umur panjang, maka dosanya lebih besar dibandingkan orang yang mati muda dalam keadaan berbuat dosa.

📌 Dalil Pendukung:
Nabi ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ.

"Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya." (HR. Ahmad, no. 23645)

🔹 Pelajaran:

  • Jangan merasa aman hanya karena diberi umur panjang, karena itu bisa menjadi azab jika tidak digunakan dengan baik.
  • Manfaatkan umur untuk amal saleh agar menjadi sebaik-baik manusia.

5. Umur Enam Puluh Tahun adalah Usia Taubat dan Kembali kepada Allah

Pada usia enam puluh tahun, seseorang seharusnya sudah sadar bahwa kematian semakin dekat. Maka, ia harus memperbanyak istighfar dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

📌 Dalil Pendukung:
Allah berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung." (QS. An-Nūr: 31)

🔹 Pelajaran:

  • Usia enam puluh adalah kesempatan terakhir untuk benar-benar kembali kepada Allah sebelum ajal tiba.
  • Jangan menunda taubat, karena bisa jadi kematian datang tiba-tiba.
  • Perbanyak istighfar, ibadah, dan mendekat kepada Allah di sisa umur yang ada.

6. Usia Enam Puluh Tahun adalah Waktu Fokus pada Akhirat

Hadis ini mengingatkan bahwa semakin tua seseorang, semakin seharusnya ia mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

📌 Dalil Pendukung:
Nabi ﷺ bersabda:

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

"Jadilah di dunia seperti orang asing atau musafir yang sekadar lewat." (HR. Al-Bukhari, no. 6416)

🔹 Pelajaran:

  • Usia tua bukan lagi waktu untuk sibuk dengan urusan dunia, tetapi saatnya fokus pada amal akhirat.
  • Gunakan sisa umur untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari bekal untuk kehidupan setelah mati.

Kesimpulan

Hadis ini memberikan peringatan penting bahwa usia enam puluh tahun adalah batas di mana seseorang seharusnya benar-benar sadar akan akhirat. Tidak ada lagi alasan untuk terus bermaksiat, karena kematian semakin dekat.

🔹 Ringkasan Pelajaran:

  1. Umur adalah anugerah sekaligus ujian dari Allah.
  2. Orang yang mencapai enam puluh tahun tidak punya alasan lagi untuk bermaksiat.
  3. Usia ini adalah tanda bahwa ajal semakin dekat.
  4. Semakin panjang umur, semakin besar tanggung jawab di hadapan Allah.
  5. Ini adalah waktu terbaik untuk bertaubat dan memperbanyak amal saleh.
  6. Fokus utama di usia ini adalah akhirat, bukan lagi urusan dunia.

 


Penutup Kajian


Hadirin sekalian, rahimakumullah...

Kita telah bersama-sama mempelajari sebuah hadis yang sangat penting, yang mengingatkan kita akan keterbatasan umur dan besarnya tanggung jawab yang menyertainya. Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa usia bukan sekadar angka, tetapi adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Setidaknya ada beberapa faedah penting yang dapat kita ambil dari hadis ini:

  1. Umur adalah amanah dan ujian dari Allah – Setiap tahun yang Allah berikan kepada kita adalah kesempatan untuk memperbanyak amal saleh dan menjauhi kemaksiatan.
  2. Tidak ada lagi alasan untuk lalai setelah usia enam puluh tahun – Jika seseorang masih bergelimang dalam dosa setelah mencapai usia ini, maka ia benar-benar telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah.
  3. Kematian semakin dekat, maka persiapan harus semakin serius – Usia enam puluh tahun adalah peringatan bahwa dunia ini hanyalah persinggahan sementara, dan saatnya kita fokus pada akhirat.
  4. Yang terbaik bukan hanya umur panjang, tetapi umur yang berkah – Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, bukan sekadar hidup lama tanpa manfaat bagi diri dan orang lain.
  5. Kesempatan untuk bertaubat masih terbuka, tetapi jangan ditunda – Tidak ada jaminan bahwa kita akan hidup hingga usia lanjut, maka hendaknya kita segera bertaubat dan memperbaiki diri sebelum ajal menjemput.

Oleh karena itu, harapan kita setelah kajian ini adalah agar setiap dari kita mulai memanfaatkan umur dengan lebih baik. Jangan menunggu tua untuk beribadah, jangan menunda taubat, dan jangan lalai dengan dunia hingga melupakan akhirat. Jika kita masih diberi umur panjang, gunakan itu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika usia kita masih muda, persiapkan diri sejak sekarang agar tidak menjadi orang yang menyesal di usia tua.

Semoga Allah memberikan keberkahan dalam umur kita, menjadikannya penuh dengan amal kebaikan, dan menutup usia kita dalam keadaan husnul khatimah..

 اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِيمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ. آمِينَ.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amal kami adalah yang terakhir, dan sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu. Aamiin.

Kita tutup dengan membaca doa kafaratul majelis:

Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik.         

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

    

وَصَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ،
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
.

Tampilkan Kajian Menurut Kata Kunci