Hadits: Adab Makan Baca Bismillah dan Makan Tangan Kanan dan Makan Terdekat
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ‘ala rasulillah.
Saudara-saudara sekalian yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, mari kita membuka lembaran indah dari sirah Nabi kita ﷺ, yang tidak hanya menjadi rasul pembawa wahyu, tetapi juga seorang pendidik yang penuh kasih sayang, pengajar yang lembut, dan pembimbing yang bijaksana. Beliau ﷺ sangat memperhatikan pendidikan anak-anak, mengajarkan mereka hal-hal yang berkaitan dengan agama dan kehidupan sehari-hari dengan penuh kesabaran dan kelembutan.
Dalam hadits yang akan kita kaji hari ini, kita akan menyelami salah satu momen di mana Nabi ﷺ mengajarkan adab-adab makan kepada seorang anak kecil, yaitu Umar bin Abi Salamah رضي الله عنه. Umar, yang saat itu masih kecil dan berada dalam asuhan Nabi ﷺ, diajarkan oleh beliau tentang tata cara makan yang baik dan penuh berkah.
Bayangkan, seorang anak kecil yang tangannya bergerak ke sana kemari di atas piring, lalu Nabi ﷺ dengan lembut membimbingnya, mengajarkan tiga hal penting. Apakah ketiga hal tersebut?
Mari kita baca haditsnya dan syarah dari hadits tersebut:
-----
Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Aku masih kecil dan berada dalam asuhan Rasulullah ﷺ. Saat makan, tanganku bergerak ke sana kemari di piring. Maka
Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku:
«يَا غُلَامُ، سَمِّ اللهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ،
وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ».
'Wahai anak, sebutlah nama Allah
(baca Bismillah), makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat
denganmu.'
فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ.
Sejak itu, begitulah cara makanku
HR Al-Bukhari (5376) dan Muslim (2022)
Mendengarkan mp3 dari hadits ini: https://t.me/mp3qhn/439
Penjelasan Per Perkataan
كُنْتُ غُلَامًا
Saya adalah seorang anak kecil
Perkataan ini menunjukkan latar waktu dan kondisi perawi hadits ketika peristiwa terjadi. Dengan menyebut "anak kecil", perawi memberi gambaran bahwa nasihat Nabi ﷺ ini ditujukan untuk pembinaan sejak usia dini. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan adab dan etika sejak masa kanak-kanak, karena usia tersebut adalah masa pembentukan karakter.
فِي حَجْرِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dalam asuhan Rasulullah ﷺ
Perkataan ini menunjukkan kedekatan fisik dan emosional antara perawi dengan Rasulullah ﷺ. Istilah “dalam asuhan” mencakup makna perlindungan, bimbingan, dan perhatian langsung. Ini menggambarkan bahwa Nabi ﷺ bukan hanya menyampaikan ajaran secara lisan, tetapi juga melakukannya dalam bentuk pendampingan nyata.
وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ
Dan tanganku bergerak ke sana kemari di wadah makanan
Perkataan ini mengungkap kebiasaan anak-anak yang belum memahami adab makan, yaitu mengambil makanan dari berbagai tempat secara acak. Hal ini menjadi gambaran masalah nyata yang kemudian menjadi alasan turunnya nasihat Nabi ﷺ. Dengan demikian, adab makan tidak hanya soal etika, tetapi juga melatih pengendalian diri dan kesopanan dalam interaksi sosial.
فَقَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka Rasulullah ﷺ berkata kepadaku
Perkataan ini menandakan adanya momen pembinaan langsung yang penuh kelembutan. Nabi ﷺ memilih untuk menegur dengan kata-kata, bukan dengan hukuman fisik. Ini memberi pelajaran bahwa bimbingan moral lebih efektif jika disampaikan dengan kasih sayang dan keteladanan.
يَا غُلَامُ
Wahai anak kecil
Panggilan ini mengandung kelembutan dan perhatian. Dengan memanggil menggunakan kata “ya ghulām”, Nabi ﷺ memulai nasihat dengan pendekatan personal. Ini adalah metode komunikasi yang membangun rasa hormat dan kedekatan, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diterima.
، سَمِّ اللهَ
Sebutlah nama Allah
Perintah ini adalah adab pertama sebelum makan, yaitu membaca basmalah. Menyebut nama Allah mengandung makna memulai dengan mengingat-Nya dan memohon keberkahan pada makanan. Selain itu, basmalah juga menjadi penghalang bagi setan untuk ikut makan bersama manusia.
وَكُلْ بِيَمِينِكَ
Dan makanlah dengan tangan kananmu
Perintah ini menegaskan sunnah dalam makan, yaitu menggunakan tangan kanan. Tangan kanan diutamakan karena melambangkan kemuliaan dan kebersihan, sementara tangan kiri digunakan untuk hal-hal yang kurang bersih. Ini juga menjadi pembeda antara adab Islam dan kebiasaan buruk setan yang makan dengan tangan kiri.
وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
Dan makanlah dari yang dekat denganmu
Perintah ini mengajarkan etika berbagi wadah makanan. Mengambil dari bagian yang dekat menunjukkan penghormatan kepada orang lain dan mencegah sikap rakus. Hal ini juga menjaga kebersihan makanan dan menghindarkan dari perasaan tidak nyaman bagi sesama yang makan bersama.
فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ.
Maka sejak itu cara makanku tetap seperti itu
Perkataan ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh nasihat Nabi ﷺ terhadap diri perawi. Sekali diajarkan dengan benar, adab tersebut melekat seumur hidup. Ini memberi pelajaran bahwa pembinaan yang tepat di usia dini akan membentuk kebiasaan baik yang terus terjaga hingga dewasa.
Syarah Hadits
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
Nabi Muhammad ﷺ
مُعَلِّمًا رَحِيمًا
adalah seorang pengajar yang penuh kasih sayang
وَمُؤَدِّبًا رَفِيقًا
dan seorang pendidik yang lembut
وَمُرَبِّيًا حَلِيمًا
dan seorang pembimbing yang bijaksana
وَكَانَ يَهْتَمُّ بِتَرْبِيَةِ الصِّغَارِ
وَتَعْلِيمِهِمْ أُمُورَ دِينِهِمْ
dan beliau sangat peduli dengan pendidikan anak-anak serta mengajarkan mereka
hal-hal agama
وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ
dan dalam hadis ini
جُمَلَةٌ مِنْ آدَابِ الطَّعَامِ
terdapat beberapa adab makan
يُعَلِّمُهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ
لِعُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهِ
عَنْهُ
kepada Umar bin Abu Salamah, semoga Allah meridhainya
خُصُوصًا
khususnya
وَلِأُمَّتِهِ عُمُومًا
dan untuk umatnya secara umum
وَقَدْ كَانَ عُمَرُ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ
صَبِيًّا صَغِيرًا
dan Umar bin Abu Salamah adalah seorang anak kecil
فِي حَجْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
di bawah asuhan Nabi Muhammad ﷺ
يَعْنِي: فِي تَرْبِيَتِهِ وَتَحْتَ
رِعَايَتِهِ
yang berarti: dalam didikan dan di bawah pengawasannya
وَأُمُّهُ هِيَ أُمُّ سَلَمَةَ زَوْجُ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
dan ibunya adalah Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad ﷺ
وَهُوَ رَبِيبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
dan dia adalah anak tiri Rasulullah ﷺ
وَكَانَتْ يَدُ عُمَرَ تَطِيشُ فِي
الصَّحْفَةِ
dan tangan Umar bergerak-gerak di dalam piring
يَعْنِي: يُحَرِّكُهَا فِي جَوَانِبِ إِنَاءِ
الطَّعَامِ لِيَلْتَقِطَهُ
yang berarti: ia menggerakkan tangannya ke sisi-sisi piring untuk mengambil
makanan
فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالتَّسْمِيَةِ عِندَ الطَّعَامِ
lalu Nabi Muhammad ﷺ memerintahkannya untuk menyebut nama Allah
(bismillah) sebelum makan
وَأَنْ يَأْكُلَ بِيَمِينِهِ
dan untuk makan dengan tangan kanannya
وَأَنْ يَأْكُلَ مِنَ الْجَانِبِ الَّذِي يَقْرُبُ
مِنْهُ مِنَ الطَّعَامِ
dan untuk makan dari sisi yang paling dekat dengan dirinya dari makanan
يَقُولُ عُمَرُ بْنُ سَلَمَةَ
Umar bin Salamah berkata
«فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ»
"Maka itu menjadi cara makan saya hingga sekarang"
يَعْنِي: التَزَمْتُ بِمَا أَمَرَ بِهِ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
yang berarti: saya mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nabi ﷺ
فَأَنَا أَفْعَلُ ذَٰلِكَ فِي طَعَامِي مُنْذُ
سَمِعْتُ ذَٰلِكَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
maka saya melakukan itu dalam makan saya sejak saya mendengar hal tersebut dari
Nabi ﷺ
وَفِي الْحَدِيثِ
dan dalam hadis ini
رِفْقُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
terdapat kelembutan Nabi Muhammad ﷺ
وَسَعَةُ صَدْرِهِ فِي تَعْلِيمِ الصِّغَارِ
وَتَأْدِيبِهِمْ
dan keluasan dada beliau dalam mendidik anak-anak serta mengajarkan mereka
adab-adab yang baik
من فوائد الحديث
Dari manfaat hadits.
من آدابِ الأكلِ والشُّربِ التَّسْمِيَةُ في
أوَّلِه
Di antara adab makan dan minum adalah membaca basmallah di awalnya.
تَعْلِيمُ الصِّبْيَانِ
الآدَابِ، لَا سِيَّمَا مَن كانَ تحتَ كَفَالَةِ الإِنسَانِ.
Mengajarkan adab kepada anak-anak, terutama kepada mereka yang berada di bawah
tanggungan seseorang.
رِفْقُ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَسَعَةُ صَدْرِهِ في تَعْلِيمِ الصِّغَارِ
وَتَأْدِيبِهِمْ.
Kelembutan Nabi صلى الله عليه وسلم dan lapangnya hati beliau dalam
mengajarkan dan mendidik anak-anak.
من آدابِ الطَّعَامِ
الأَكْلُ مِمَّا يَلِي الإِنْسَانَ، إِلَّا إِذَا كَانَ أَصْنَافًا مُتَعَدِّدَةً
فَلَهُ أَنْ يَأْخُذَ مِنْهَا.
Di antara adab makan adalah makan dari bagian yang lebih dekat dengan dirinya,
kecuali jika ada berbagai jenis makanan, maka ia boleh mengambil dari mana
saja.
التَّزَامُ الصَّحَابَةِ
بِمَا أَدَّبَهُمْ بهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَذَٰلِكَ
مُسْتَفَادٌ مِنْ قَوْلِ عُمَرَ: فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ.
Kepatuhan para sahabat terhadap apa yang telah Nabi صلى الله عليه وسلم ajarkan epada mereka, yang dapat dipahami dari perkataan
Umar: 'Maka selalu itu menjadi kebiasaan saya setelah itu.'
Maraji: https://dorar.net/hadith/sharh/14361
Pelajaran dari Hadits ini
-
Pendidikan Adab Sejak Kecil
Dalam perkataan كُنْتُ غُلَامًا (Aku adalah seorang anak kecil), Umar bin Abi Salamah radhiyallāhu ‘anhu menceritakan bahwa ia masih kecil ketika menerima nasihat Nabi ﷺ. Ini mengajarkan bahwa pendidikan adab sudah harus diberikan sejak anak belum dewasa. Usia kecil adalah masa pembentukan karakter yang kuat, sehingga kebiasaan baik yang diajarkan akan terbawa hingga dewasa. Orang tua dan pendidik hendaknya tidak menunda mengajarkan etika kepada anak, meskipun mereka belum memahami secara penuh, karena pembiasaan lebih penting daripada sekadar penjelasan.
-
Bimbingan Langsung dan Kedekatan dengan Guru
Perkataan في حَجْرِ رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ (Dalam asuhan Rasulullah ﷺ) menunjukkan bahwa Umar bin Abi Salamah berada langsung di bawah pengasuhan Nabi ﷺ. Kedekatan ini memudahkan proses pembelajaran karena bimbingan dilakukan secara langsung dan penuh kasih sayang. Ini menjadi teladan bagi pendidik untuk membina murid atau anak dengan kehadiran yang aktif, bukan hanya memberi instruksi dari jauh.
-
Mengenali Kebiasaan yang Kurang Tepat
Perkataan وكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ في الصَّحْفَةِ (Dan tanganku bergerak ke sana kemari di wadah makanan) menggambarkan perilaku kurang tepat yang wajar terjadi pada anak. Nabi ﷺ tidak mengabaikan hal ini, tetapi memanfaatkannya sebagai momen untuk mengajarkan adab. Orang tua sebaiknya peka terhadap kebiasaan anak, lalu meluruskannya dengan cara yang bijak dan penuh pengertian, bukan dengan marah atau menghukum tanpa penjelasan.
-
Menegur dengan Lembut
Perkataan فَقالَ لي رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ (Maka Rasulullah ﷺ berkata kepadaku) menunjukkan metode teguran Nabi ﷺ yang lembut dan langsung kepada orang yang bersangkutan. Beliau tidak mempermalukan, tetapi mengarahkan secara personal. Cara ini efektif untuk memperbaiki kesalahan sekaligus menjaga harga diri orang yang ditegur.
-
Panggilan Penuh Kasih Sayang
Dalam perkataan يا غُلَامُ (Wahai anak kecil), Nabi ﷺ memanggil dengan sebutan penuh kelembutan sebelum memberi nasihat. Hal ini mengajarkan bahwa membuka komunikasi dengan panggilan yang ramah membuat orang yang dinasihati lebih siap menerima arahan. Panggilan ini juga menunjukkan perhatian personal yang membangun hubungan emosional positif.
-
Memulai Makan dengan Mengingat Allah
Perkataan سَمِّ اللَّهَ (Sebutlah nama Allah) berisi perintah membaca basmalah sebelum makan. Ini bukan hanya adab, tetapi juga ibadah yang menghadirkan keberkahan dan mencegah setan ikut makan. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah. Jika lupa menyebut nama Allah di awalnya, maka hendaklah ia berkata: Bismillāh fī awwalihi wa ākhirih.” (HR. Abu Dawud)
-
Menggunakan Tangan Kanan
Perkataan وكُلْ بيَمِينِكَ (Dan makanlah dengan tangan kananmu) adalah perintah untuk memuliakan tangan kanan dalam urusan makan. Islam mengajarkan membedakan tangan kanan untuk hal yang baik, sedangkan tangan kiri untuk hal yang kurang bersih. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ وَيَشْرَبُ بِيَسَارِهِ
Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan apabila minum hendaklah minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
-
Mengambil dari Bagian yang Dekat
Perkataan وكُلْ ممَّا يَلِيكَ (Dan makanlah dari yang dekat denganmu) mengajarkan etika saat makan bersama. Mengambil makanan dari bagian yang dekat menunjukkan sikap menghargai orang lain dan menjaga kebersihan. Adab ini mencegah terjadinya perebutan makanan atau perasaan tidak nyaman di antara yang makan bersama.
-
Konsistensi Setelah Diberi Nasihat
Perkataan فَما زَالَتْ تِلكَ طِعْمَتي بَعْدُ (Maka sejak itu cara makanku tetap seperti itu) menunjukkan bahwa nasihat yang baik dapat mengubah perilaku secara permanen. Umar bin Abi Salamah terus mempraktikkan adab yang diajarkan Nabi ﷺ sepanjang hidupnya. Ini mengajarkan bahwa keberhasilan pendidikan terlihat dari konsistensi perilaku, bukan hanya pengetahuan.
-
Adab Makan Sebagai Bentuk Ibadah
Hadits ini mengajarkan bahwa makan bukan sekadar aktivitas biologis, tetapi juga sarana mengingat Allah dan mengamalkan sunnah. Setiap adab yang diajarkan Nabi ﷺ—memulai dengan basmalah, makan dengan tangan kanan, dan mengambil dari dekat—bila diikuti dengan niat yang benar, menjadi ibadah yang bernilai pahala.
-
Pendidikan Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari rangkaian perkataan dalam hadits, terlihat bahwa Rasulullah ﷺ mengajarkan adab dengan cara praktis, langsung pada momen terjadinya perilaku yang perlu diperbaiki. Ini lebih efektif daripada memberi teori di waktu yang tidak relevan. Metode ini dapat diterapkan dalam mendidik anak maupun orang dewasa, sehingga pembelajaran lebih membekas.
Secara keseluruhan, hadits ini mengajarkan pentingnya pendidikan adab makan sejak usia dini, dilakukan dengan kelembutan, bimbingan langsung, dan teladan yang konsisten. Prinsip-prinsip yang diajarkan Nabi ﷺ bukan hanya menjaga sopan santun, tetapi juga membentuk kepribadian yang beradab, penuh penghormatan kepada orang lain, dan selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas.
Penutup
Kajian
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dalam hadits ini, Nabi ﷺ mengajarkan kepada kita adab-adab yang sangat penting dalam makan, yang dimulai dengan sebuah nasihat untuk seorang anak kecil, yaitu Umar bin Abi Salamah, yang pada waktu itu masih berada di bawah asuhan Rasulullah ﷺ. Beliau tidak memarahi Umar yang masih kecil, tetapi dengan lembut membimbingnya, menunjukkan bahwa pendidikan anak harus dilakukan dengan kelembutan dan keteladanan. Dalam interaksi yang penuh kelembutan ini, Nabi ﷺ memberikan petunjuk yang sederhana namun mendalam, yang tidak hanya relevan pada masa itu, tetapi juga untuk kita semua hingga hari ini.
Nabi ﷺ mengingatkan kita untuk menyebut nama Allah sebelum makan, untuk makan dengan tangan kanan, dan untuk mulai dari sisi makanan yang paling dekat dengan kita. Semua petunjuk ini mengandung makna yang mendalam tentang kesederhanaan, rasa syukur, dan penghargaan terhadap nikmat yang Allah berikan melalui makanan.
Mari kita buka hati dan pikiran kita untuk mengambil hikmah dari hadits ini, agar kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mendidik generasi muda dengan cara yang penuh kasih sayang, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita ﷺ.